Sulistiana

Saya Sulistiana guru Bk di SMA N 1 Kebomas Gresik. Salam Kenal ...

Selengkapnya
Navigasi Web
SISWA MILINEAL

SISWA MILINEAL

#TantanganGurusiana(104)

Semua anak adalah bintang.

Seminggu sudah sejak kepindahan Fikri, keempat siswa yang membantunya dibelajarkan di rumah. Alias di skorsing selama satu minggu. Setiap hari siswa tetap belajar tapi di rumah. Dengan media rekam materi yang dibantu temannya secara bergiliran.

Skorsing sudah berjalan dua hari, ketika pak Dul memberi surat pengunduran diri Ilyasar.

"Mau pindah ke Surabaya. Ada apa? Sudah kelas tiga. Apa tidak kasihan Ilyasar beradaptasi...,"

"Mas Ilyas menjalani berbagai terapi, bu. Agar tidak bolak-balik Gresik-Surabaya. Tentu melelahkan juga. Kata bapak jika ada waktu, ingin berjumpa dengan ibu setelah urusan mas Ilyas beres...,"

"Kabar pak dokter dan ibu, bagaimana?"

"Mereka sepakat berpisah, bu. Begitu kata pak dokter. Makanya mas Ilyas dipindahkan lebih dulu...,"

"Apa?"

Aku tak mampu berpikir harus begini jadinya. Hampir sebulan aku tidak menyentuh kasus Ilyasar. Dan perkembangannya tidak bagus.

Kulihat pak Dul menunduk dalam-dalam, di depanku.

"Pak Dul pasti punya cerita untuk saya, ya?"

Dengan lemah pak Dul mengangguk. Matanya menghindariku.

"Setelah bertemu dengan ibu, bapak meminta mas Ilyas menginap di rumah saya. Dan terjadilah pertikaian diantara pak dokter dan ibu...,"

"Akhirnya saya tidak tahan lagi untuk berbohong, bu. Saya ceritakan masa lalu saat berangkat ke rumah ibu Sartika. Tapi tidak saya ceritakan jika ibu sudah memarahi mas Ilyas sejak bayi...,"

Pak Dul bercerita setengah berbisik. Sungguh dirinya adalah kamus sejarah keluarga pak dokter.

"Pak Dokter hanya meminta pada ibu untuk dapat mengakui mas Ilyas sebagai anaknya. Dan menjalani kehidupan baru dengan kedua putra mereka..., tapi bu dokter memilih untuk berpisah...,"

Aku tidak tahu. Apakah bu dokter dalam kondisi kejiwaan yang sehat? Waktu telah berjalan begitu lama, dan pak dokter telah berlaku baik. Dengan memintanya untuk menjalani hidup baru.

"Itu sebabnya mas Ilyas dipindahkan, bu. Kata bapak untuk membentuk lingkungan yang lebih baik buat mas Ilyas...,"

"Satu per satu muridku harus meninggalkan sekolah ini dengan kenangan yang buruk...,"

"Apalagi setelah mas Fikri tidak sekolah di sini. Mas Ilyas merasa sangat sedih...,"

"Pak Dul mengenalnya?"

"Loh, mereka itu masih saudara, bu. Nenek mas Ilyas dan nenek mas Fikri adalah kakak adik...,"

Jleb!

Aku memandang hening. Naluriku mengatakan ada hubungan dari permasalahan Ilyas dan Fikri.

"Mas Fikri itu tidak jahat, bu. Dia buaik. Pada saya juga baik. Dia tidak salah, bu. Tapi memang pembawaannya begitu. Keras dan gampang marah. Tapi hatinya penuh kasih sayang. Dia dijebak, bu!"

Kepalaku serasa berputar-putar.

Terbayang wajah Fikri yang penuh duka saat menyatakan ingin pindah sekolah. Tapi mengapa dia tidak bercerita hal yang sebenarnya. Aku juga belum sempat menanyakan.

Setelah perbuatannya itu, waktu bagai berjalan lebih cepat. Aku masih menangani kasus Ilyasar. Dorongan yang memintanya ke luar sungguh besar. Bahkan sampai hari ini teka-teki perbuatannya belum terbuka. Kecuali dia melakukan kebrutalan. Itu saja. Apa penyebabmya? Belum terkuak.

"Apa maksud dijebak?"

"Mas Fikri diminta datang ke satu tempat sama Dion ya namanya. Mas Fikri cerita pada temannya. Dan mereka mengawal sukarela!"

"Tapi ada guru yang mengatakan Fikri memaksa temannya untuk mendampinginya?"

" Tidak seperti itu, bu. Mas Fikri sebenarnya akan berangkat sendiri tetapi dilarang temannya. Mereka bersandiwara dipaksa agar posisinya aman. Itu mas Fikri yang meminta, bu. Mas Fikri berkorban untuk teman-tenannya. Mas Fikri dan mas Ilyas itu anak-anak baik, bu. Hanya tampilan mereka saja seperti itu...,"

Aku seperti sedang diceramahi profesor yang sejatinya hanyalah seorang sopir.

Jika sudah seperti ini. Pada siapa aku harus mengadu? Pada siapa aku harus mengaku telah melakukan kesalahan besar? Apakah sekolah dan teman-temanku akan memiliki rasa bersalah sebagaimana aku?

Aku serasa tak mampu menyentuh dasar permasalahan siswaku. Siswa milineal dengan berbagai tuntutan kecepatan tindakan.

7 Juni 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post