Sulistiyorini Math

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
AWAL CINTA

AWAL CINTA

Awal Cinta

Seperti biasa hari Senin, dilaksanakan upacara bendera, tidak ada hujan dan angin tiba-tiba guru Orin memanggil untuk menjadi pembawa acara karena petugas pada hari itu ijin sakit sehingga harus mencari penggantinya.Dia adalah siswa biasa yang bukan pengurus OSIS, dan tidak pernah ikut anggota paskibra atau pembawa acara upacara.

Begitu mikrofon Orin pegang, seluruh kalimat yang ada di kertas bertatapkan map itu seraya rontok semua, suara serak berantakan, sontak semua mata tertuju padanya. Betapa malu dilihat Bona dan teman-teman, aduuh… keluhnya. Mengapa dia masih teringat kata-kata dan kecupan itu sehingga pembacaan acara upacara menjadi kacau, betapa dahsyatnya gejolak hati saat itu.

Selesai upacara, Orin menenangkan diri di pojokan kelas, tak terasa ada cowok yang mendekati dan berusaha menenangkannya, dengan senyuman yang sudah mulai biasa dia lihat, diapun menyapa “ santai wae, ojo dilebokke ning ati” (santai saja, jangan dimasukkan di hati). Perasaan Orinpun mulai tenang “ maturnuwun mas Bona” (terimakasih mas Bona). Baru kali ini Orin memanggil mas, dulu Cuma memanggil namanya saja.

Entah rumus dan rayuan apa yang Bona tebarkan kepada Orin. “ Mengko ketemuan neng kantin istirahat kedua yo” (nanti ketemuan di kantin jam istirahat kedua ya)”sembari dia berkata.”ya” singkat Orin. Mereka berdua sekarang sering bertemu di pojokan kantin kelas seakan-akan dunia milik mereka berdua dan yang lainnya ngontrak. Kemudian mereka juga mulai pulang bersama walau rumah Orin dan Bona sangat berlawanan. Jarak rumah Bona dari sekolah kira-kira 1,5 km yang ditempuh dengan naik angkutan merahke arah Barat , sedangkan jarak rumah Orin kira-kira 1 km naik angkutan merah juga kea arah Selatan.

Tepat pukul 13.30 WIB atau jam setengah dua siang semua siswa pulang sekolah. Merasa terhipnotis dengan rayuan, Bona mengajak Orin tidak naik angkutan dulu melainkan berjalan ke Utara menuju rumah Orin sambil bercerita, bercanda ria dan terkadang bergandeng tangan. Entah mengapa Orin menurut saja, setelah sekiranya sudah lelah baru Bona mengantarnya pulang dengan naik angkutan yang sama juga. Mereka berdua turun diujung jalan menuju rumah Orin, dan Bona pun berpamitan pulang.

Begitu setiap hari dengan setia, Bona mengantarkan Orin pulang, seakan-akan tidak boleh ada cowok yang mendekati, menyentuh, atau menyapanya.Entah berapa rupiah yang dia keluarkan untuk membayar ongkos angkutan. Maklum pada waktu itu mereka hanya mendapat jatah uang saku yang hanya cukup terbatas, sehingga hanya bisa jalan berdua saja itu sudah dapat membahagiakan mereka berdua.

Mereka tidak merasa lelah dan dahaga mungkin karena ada rasa cinta dihati Bona dan rasa cinta yang masih sedikit di hati Orin. Jurus demi jurus Bona keluarkan hingga diujung jalan sebelum sampai dirumah Orin, dia berkata “aku kesel, ngombe yuk”( aku lelah, minum dulu yuk) .“ Ya” jawab Orin. Kemudian mereka menyeberang jalan menuju sebuah warung dan tertera “warung bakso pak Man”. Bona memesan satu es teh dan dua bakso, “ lho kok es teh siji tok mas” (lho mengapa satu es the saja mas? ) tanya Orin. “ben ngirit tur romantis” (biar hemat dan romantis) rayu Bona, mungkin uangnya tidak cukup. Romantis bersifat seperti dalam cerita roman (percintaan), bersifat mesra, mengasyikkan, Kamus Besar bahasa Indonesia Online.

Mereka masih dalam keadaan tidak bicara, tiba-tiba, Bona memecah keheningan. Waktu itu, warung pak Man sanagt ramai, sehingga mereka terpaksa duduk berdekatan, dan… Orin merasa badannya ada yang memegang erat sekali, ternya Bona memeluknya dengan senyum yang mengulun. Seer…seer hari Orin bergetar terbawa suasana, jantungnya berdetak kencang, tulang-tulang bagai tak bergerak. Dengan mata terpejam Orin merasakan ada kehangatan ditubuhnya. “Oh…Orin dilarang berpelukan di tempat umum” kata pak guru dan bu guru, suara itu terasa membisik di telinganya, orang-orang disekitar ada yang melihat sambil tersenyum, mungkin juga sibuk sendiri dengan menikmati baksonya.

Dengan tersipu malu Orin perlahan berusaha melepas pelukan Bona “ Mas, isin ah di delok wong” (mas, malu ah dilihat orang)”sambil menurunkan tangan Bona dan satu jampun berlalu. Bona menyeberangkan Orin keujung jalan lagi dan berpamitan sambil melambaikan tangan.

Tak terasa siang itu begitu panas. Orin mengambil sapu tangan untuk mengusap peluh di wajahnya yang diambil dari saku baju. Oh…betapa kagetnyaOrin ketika mendapatkan secarik kertas lagi.Hatinya tak menentusehingga dimasukkan ke kantongnya lagi dan setiba dirumah Orin melamun. “ dadi mau pas warung rame mas Bona golek kesempatan nyikep aku trus nylempitke kertas neng kantongku” ( jadi tadi mas Bona mencari kesempatan memelukku kemudian menyelipkan kertas di kantong tanpa sepengetahuanku) pikirnya. Selepas malam teringat akan tulisan itu dan akhirnyaterbaca juga “ Awal Cinta”

Awal Cinta

Disaat pertama aku

Tatap wajahmu

Oh…mengapa hatiku

Bergetar

Entah apa yang t’lah terjadi

Aku pun tiada mengerti

Mengapa semuanya ini terjadi

Kucoba kusapa kaupun

tersenyum manja

Tak pernah terbayang sebelumnya

Engkau genggam tanganku ini

Dengan penuh kemesraan

Betapa indahnya aku rasakan

Awal dari kisah

cintaku padamu

Oh…alangkah nikmat aku rasakan

Kekasih berada dipelukan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post