Berkalung Rindu ( tantangan gurusiana 870)
Berkalung Rindu
Oleh: Buyang
Beban di pundak dapat kupikul
Nyerinya tak sampai ke kalbu
Beban berat memukul dada
Terasa sakit nyilu di relung sanubari
//
Sakit... Sungguh sakit kurasa
Perih... Perih sekali menikam Sukma
Walau tanpa darah yang terlihat
Tetapi... Pilu itu menunjuk wajah kusutku
//
Tiada ceria dan senyum tawa
Hanya duka menyapu muka
Redup tatapku dicelah cahaya kelam
Serpihan buliran air mata kusapu tak terasa
//
Rindu... Sungguh satu kesiksaan di batin ini
Sungguh suatu duka yang amat dalam
Mengerogoti merah darah suka
Kini hanya tinggal nyeri bergelimang seksa
Bahagia hilang dikikis kerinduan
//
Dumai. 03062022 ( menulis hari 870)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen puisinya, Bunda. Salam literasi
Terima kasih pak
Keren banget
Terima kasih bunda cantik
Sungguh pilu..namun diksi yang tertuang sangat indah.lama tak menyapa
Terima kasih say. Iya sudah lama gak menyapa karena kesibukan say. Maaf ya udah jarang skss
Sungguh pilu..namun diksi yang tertuang sangat indah.lama tak menyapabunda
Sungguh pilu..namun diksi yang tertuang sangat indah.lama tak menyapa bunda
Sungguh pilu..namun diksi yang tertuang sangat indah.lama tak menyapa bunda
Sungguh pilu..namun diksi yang tertuang sangat indah.lama tak menyapa bunda
Sungguh pilu..namun diksi yang tertuang sangat indah.lama tak menyapa bunda