SUMARNI

Saya guru Biologi di SMA Negeri 1 Tanjungpandan. Keterampilanku dalam menggunakan IT sangat terbatas. tetapi saya menjadikan teman guru dan siswa sebagai pendam...

Selengkapnya
Navigasi Web
BUAH SEMBAHYANG ARWAH
Foto https//www.lifestyle okezone

BUAH SEMBAHYANG ARWAH

Tantangan menulis hari ke-7

# Tantangan gurusiana

BUAH SEMBAHYAH ARWAH

Perayaan Tahun Baru Imlek 2571 baru berlalu. Ada kenangan masa kanak-kanak yang tidak terlupakan. Setiap melihat meja sembahyang mereka yangdi letakkan di luar rumah, dan dipenuhi dengan aneka buah dan kue, kenangan itu kembali. Biasanya mereka melakukan ritual keagamaan sehari sebelum jatuh tahun baru imlek.

Siang itu di tahun 1972 kami berlima pulang sekolah berjalan kaki, karena cuaca panas kami tidak melewati jalan umum yang biasa kami lewati. Jalan pintas yang kami sepakati adalah lewat kebun sayur milik sekelompok orang keturunan Tionghoa. Sambil berjalan kami bercerita tentang permainan bola kasti yang kami mainkan saat istirahat tadi, sambil sesekali diselingi dengan senda gurau.

Dekat rumah kebun warga Tionghoa kami melihat ada meja sembahyang, di atasnya terdapat aneka kue dan buah. Mulanya kami mendekat hanya untuk melihat. seperti apa meja sembahyang orang Tionghoa, tetapi setelah kami amati terdapat aneka buah yang belum pernah kami lihat langsung apalagi memakannya. Tiba-tiba salah satu teman kecilku tanpa berkata-kata mengambil 3 buah jeruk warna kuning kemerahan dengan ukuran cukup besar dan memasukkannya secepat kilat ke dalam tas sekolah. Kami yang melihat kejadian itu hanya diam tanpa berkomentar, dan melanjutkan perjalanan. Diantara kami berlima tidak ada yang membahas tentang kejadian tadi.

Dari kami berlima, rumahku yang paling dekat. Teman-teman kecilku sering singgah untuk istirahat sejenak duduk di tangga rumah, karena rumah kami model rumah panggung. Kemudian teman kecilku yang tadi mengambil jeruk di meja sembahyang, membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah jeruk. Kami bergantian memegang dan mencium buah itu dengan sangat takjub dan membayangkan alangkah manis dan segarnya. Masa itu hanya orang kaya yang mampu membeli buah-buahan luar negeri.

Setelah melalui debat yang seru kami sepakat untuk berbagi secara adil 3 buah jeruk hasil mengambil tanpa izin, tetapi sebelum makan kami sama-sama berdoa dan mohon ampun kepada Allah. “Ya Allah kami ingin sekali makan buah ini, karena seumur hidup kami belum pernah memakannya”. Mengambil buah di meja sembahyang hanya sekali itu kami lakukan. dan itu menjadi cerita rahasia diantara kami, sampai kami menamatkan sekolah dasar.

Tulisan ini adalah bentuk permohonan maaf kami, kepada keluarga yang buah sembahyangnya kami ambil tanpa izin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kenangan yg indah ya bu

09 Feb
Balas

Cerita berlatar tahun 1972 ckckck luar biasa

09 Feb
Balas

Sudah dimaafkan bu Marni

09 Feb
Balas



search

New Post