PANAS DALAM
#tulisanku-53
Panas Dalam
Pagi yang cerah setelah membaca doa dan menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama, kegiatan belajar mengajar dimulai. Sebelum saya menuliskan pokok materi yang akan dipelajari, ada satu kegiatan yang sering saya lakukan (tidak tertulis di RPP tipe 10 lembar apalagi tipe 1 lembar) yaitu berdiri di depan kelas, dan memandangi wajah-wajah mereka. Sejenak menikmati wajah-wajah manis dan ganteng para remaja, untuk mendampatkan sumber energi bagiku yang sebentar lagi purna tugas. Selalu ada pemandangan yang akan kujadikan bahan diskusi atau hanya cerita ringan dari tingkah laku mereka di awal kegiatan pembelajaran.
Hari itu terlihat Arkan sudah menguap dua kali padahal pelajaran Biologi belum dimulai. “Hai Arkan, semalam sampai jam berapa mengerjakan tugas sekolah?” Dia tampak terkejut dengan malu-malu menjawab, “sampai jam 9 buk, tapi lanjut main HP.” Terdengar beberapa komentar dengan suara pelan dari beberapa temannya, ini berarti siswaku memahami dampak negatif penggunaan gawai.
Dibarisan tengah diatas meja Enggi terlihat botol minuman penyegar dengan ukuran cukup besar. Nah ini contoh kasus yang paling pas untuk materi pokok tentang organ pencernaan. Aku mendekati meja Enggi dan meminjamnya.
“Ada yang pernah minum ini,” saya tunjukkan botol minuman penyegar bermerek.
“Pernah buk, biasanya kalau panas dalam.” Jawaban Athia yang duduknya di baris tengah, dan terdengar beberapa jawaban yang sama dari siswa lainya.
“Yakin minuman ini dapat mengatasi panas dalam, dari tampilannya hanya air bening?” seperti biasa terdengar jawaban ragu-ragu, dan ekspresi ingin tau tetapi malu.
“Coba, kamu baca kandungan utamanya.”
“Air dan gypsum fibrosum.” Dibaca dengan jelas oleh Elgi si hitam manis.
“Kata embah Google, gypsum fibrosum adalah mineral yang terdapat di dasar lautan atau batuan sedimen, mengandung senyawa kalsium sulfat, tidak berwarna, rapuh, serta mudah larut, anti bakteri, dan dapat mengurangi panas suhu tubuh.”
“ Apa yang Enggi rasakan, sehingga yakin meminum larutan penyegar untuk mengobatinya.”
“Tenggorokan sakit, sariawan, bibir kering, napas rasanya panas” jawabnya dengan suara pelan dan agak serak.
Panas dalam merupakan istilah yang menggambarkan kondisi tubuh yang kurang sehat dengan gejala-gejala tertentu, dan merupakan tanda akan timbulnya penyakit. Kelelahan, kurang cairan tubuh, gangguan pencernaan terutama kurang makan serat, infeksi saluran pernapasan, dan gangguan hormon dapat menyebabkan rasa panas di dalam tubuh.
Cara sederhana mengatasi panas dalam adalah minum lebih banyak air hangat,dapat ditambah lemon atau daun pepermint, perbanyak makan sayur dan buah yang kaya vitamin C, istirahat, dan tidak minum es serta makanan gorengan.
“Yok, kita lanjut materi kita hari ini, semoga Enggi tidak jadi sakit”
Sumber bacaan : https://m.liputan6.com dan https:// halodoc.com
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Makase ibu, belajar lewat tulisan ibu, dak perlu duduk di kelas, mantap
Terimakasih sudah mampir dan ikutan belajar Biologi #dirumahaja.
Keren, dapat ilmu km, mks.
Sip bu. Biar dak sekolah lagi, bisa nambah ilmu dgn baca postingan ibu.
Merubah cerita menjadi tulisan pengisi waktu. Makase la singgah .
Mantap bu. Dapat pengetahuan
terimakasih ikutan belajar biologi