Sumiati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Hiasan Buah Butun

Hiasan Buah Butun

Tantangan Hari Ke-67#Tantangan Gurusiana

Hiasan Buah Butun

Hiasan buah Butun adalah hiasan pelaminan pengantin daerah Belitung. Menurut cerita, konon katanya , buah Butun disukai oleh salah satu adipati pada zaman ketika di Belitung masih era kerajaan. Itulah sebabnya buah Butun dibuat hiasan dekoratif yang di beri nama “ bua butun”, yang tumbuh dikawasan pesisir Belitong. Tentu saja ini hanya cerita yang belum bisa dibuktikan.

Bua Butun atau buah Butun dalam bahasa Indonesia. Istilah ini diambil dari nama tumbuhan yang hidup dipesisr pantai pulau Belitung. Yaitu pohon Butun yang nama ilmiahnya Baring Tonia Asiatica. Pohon Butun memiliki bentuk yang indah, demikian juga bentuk bunga dan buahnya. Pohon Butun tumbuh di tepi pantai batangnya umumnya agak bengkok bercabang-cabang rendah dekat tanah, daunnya berbentuk bulat telur berbalik bentuk memanjang, dan kelopak bunganya berwarna merah muda dengan benang sari berwarna putih. Dan buahnya berbentuk bundar seperti telur menirus ke ujung , bila muda berwarna hijau setelah tua berwarna coklat dan biasanya terapung diair.

Wajar saja konon katanya sang adipati di Belitung pada masa itu menyukai pohon ini sehingga menjadi sumber inspirasi untuk membuat hiasan dengan nama buah butun. Hiasan ini hanya penamaan saja karena tidak ada bagian pohon Butun yang digunkan dalam pembuatan hiasan buah Butun.

Hiasan buah Butun merupakan hiasan dekoratif beruntai dengan jumlah untaian antara 7 sampai 9 untai, yang merupakan kelengkapan dekorasi ranjang pada upacara pernikahan adat melayu Belitong. Hiasan buah Butun digantung mengelilingi ranjang pengantin mulai dari bagian depan ranjang,kemudian disisI ranjang kanan dan kiri. Fungsinya ketika diurai hiasan buah Butun sebagai tirai penutup ranjang pengantin.

Cara membuat hiasan buah Butun dengan menggunakan kain satin dengan panjang 3 meter dan lebar 2 meter. Lalu dijahit selusur pada bagian-bagian tertentu, dibentuk sedemikian rupa. Setelah terbentuk menjadi untaian kain di rangkailah menyerupai bentuk buah butun. Agar tampak bulat, lipatan kain yang dipilin umumnya beraneka warna. Tidak ada ketentuan khusus soal pilihan warna, disesuaikan dengan selera.

Saat ini dekor bua Butun sudah jarang dipergunakan lagi dalam pernikahan, karena sudah ketinggalan zaman. Jadi dekor buah Butun hanya digunakan untuk latar tarian tradisional. Dan jangan sampai dekor buah butun ini hilang dimakan zaman, ibu-ibu PKK kabupaten Belitung melestarikannya dengan membuat hiasan buah Butun dibuat dalam bentuk mini untuk dijadikan cinderamata,oleh-oleh dari pulau Belitung.

***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mun kmk nak ngeliat bua butun utk hiasan penganten plg ke rmh adat

03 Apr
Balas

Auuk, cuman de situklah nok gi ade

03 Apr

Wah keren bu membangun kearipan lokal

04 Apr
Balas

Pengen lihat buah butun. Mantap tulisannya Bun..

04 Apr
Balas

Mantap bua butun la jarang ke dipakai?

03 Apr
Balas

Iyr, Pak. Anak-anak muda sekarang mane tau kan hiasan buah butun

03 Apr



search

New Post