Tantangan Hari ke-74#Tantangan Gurusiana

Lala Ingin Menjadi Kupu-Kupu

Disebuah pohon Jambu, hiduplah lala ulat bersama kakaknya. Mereka berdua sangat suka makan daun. Kruess…kruess…aaemm…,aaemn…” Begitulah suranya ketika mereka makan daun.

Suatu pagi, kakak berpesan pada Lala.

“Lala,mulai besok Kakak akan berselimut rapat-rapat. Lala main sendiri, ya?””

“ Berselimut? memang kakak sakit apa?” Tanya Lala.

“ Kakak tidak sakit. Nanti kamu jugatahu,” Jawab kakak Lala.

Benar saja, esoknya Kakak lala mulai berselimut rapat-rapat. Lala hanya memperhatikan dari jauh.

“Ya, Allah, mudah-mudahan Kakakku tidak apa-apa,” Doa lala.

Ternyata, Kakak Lala berhari-hari tidak keluar dari selimtnya.Tentu saja Lala khawatir. Tiap hari Lala berdoa. Memohon agar Allah menjaga Kakaknya. “YaAllah, selimut itu semakin hari semakin mengeras. Bisakah Kakak keluar nanti?”

Beberapa kawan Lala juga bertanya-tanya.

Kakak kamu ke mana La? Tanya Semut rang-rang.

“Itu sedang berselimut di dahan sebelah sana.”

“Berselimut? Kok lama sekali?”

Lala hanya menjawab dengan gelengan kepala.

Bahkan, Pak Lebah menawarkan pertolongan.

“ Kalau kakakmu sakit, biar aku carikan obat, La.”

“ Terimakasih Pak Lebah, tapi kakak tidak sakit kok.”

“ Kalau tidak sakit, kenapa lama sekali tidak keluar?”

“Lala juga tidak tahu. InsyaAllah, Kakak Lala baik-baik saja.

Tentu saja Lala jadi sedih. Tidak ada lagi teman bermain dan teman mencari daun muda. Lala ingat, Kakaklah yang selalu memberitahu Lala dimana ada daun muda yang enak.

“ Ya Allah, berikanlah kekuatan pada Kakakku,” Lala hanya bisa berdoa.

***

Suatu hari, matahari bersinar sangat cerah. Seperti biasa, Lala sedang asyik makan daun. Lala berpindah dari satu dahan kedahan yang lain. Tanpa terasa, lala telah berada diujung dahan. Tiba-tiba, angin bertiup sangat kencang. Dan…,Astagfirullah!!!

Angin kencang telah menerbangkan Lala bersama daun yang sedang dimakan.

“Ya Allah…, bagaimana ini…Air ada dimana-mana?” Lala ketakutan.

Rupanya daun terjatuh ke kolam. Untung saja daun itu cukup lebar, sehingga Lala aman.

“Assalamu’alaikum Lala.Sabar,Ya? Jangan takut. Aku akan menemanimu. “Seekor makhluk bersayap cantik hinggap di samping Lala. Sepertinya, Lala kenal dengan suara itu. Tapi …,

Subhanallah ! Makhluk apa kamu? Kok cantik sekali” Lala jadi lupa menjawab salam.

“ Jawab dulu salamku, La…”

“ Eh… maaf. Walaikum salam. Siapa kamu?

Kok kamu tahu namaku?”

“ Masa Allah Lala, kok lupa sama suaraku? Makhluk itu mengibaskan sayap indahnya.

Sambil menatap sayap indah itu Lala berusaha mengingat.

“ Kamu…, Kamu…, ya Allah, Kakak ya?”

“Seratus untuk Lala.”

Ternyata, makhluk indah itu Kakak Lala.

“ Subhanallah, indah sekali. Tapi, benarkah kamu kakak?

Lala belum juga percaya.

“Iya, La. Tapi kini kakak bukan lagi ulat,” Ujar Lakak Lala.

“ Bukan Ulat? Iya sih. Mana ada ulat bersayap, “ jawab Lala.

“ Kakak sekarang menjadi kupu-kupu, “ Kakak Lala menjelaskan.

“ Kupu-kupu? Kenapa? Bagaimana bisa?” Lala bingung.

“Aduuuh, satu-satu dong kalau tanya. Semua ini atas kebesaran Allah, La”

“ Jadi, Allah mengubah setiap ulat menjadi kupu-kupu?”

“Sekali lagi, seratus untuk Lala!”

“ Tapi, bagaimana bisa, Ka?” Lala ingin tahu.

“ Mula-mula, ibu kita bertelur. Telur itu menjadi larva, terus ulat seperti kamu. Lalu, berselimut seperti kemarin yang kakak lakukan. Itu namanya Pupa. Setelah keluar dari Pupa , jadilah Kupu-kupu.”

“Subhanallah,sayap Kakak indah sekali,” Puji Lala.

“ Allah memang menyukai keindahan. Inilah kebesaran Allah” jawab Kakak Lala.

“ Kalau begitu, Lala nanti seperti Kakak? Tanya Lala.

“ Insya Allah. Bahkan, sayap Lala bisa lebih indah.

“ Satu hal lagi La. Makanan kakak juga bukan daun, tapi madu, “

“ Madu? Dari mana kakak dapat madu?” Tanya Lala.

“ Dari bunga-bunga, Allah memberi alat pengisap madu pada kupu-kupu. Jawab kakak Lala.

“ Subhanallah! Pantas saja lala sering lihat Kupu-kupu diantara bunga-nunga.”

“ Apakah bunga-bunga tidak marah karena madunya diisap?”

“ Mereka tidak marah La, malah berterimakasih”

“ Berterimakasih? Kenapa?” Lala makin tak mengerti.

“ Karena kita membantu penyerbukan bunga. Jadi, mereka bisa berkembang biak.

“ Subhanallah! Allah Bijaksana sekali,’ Lala kagum.

“ Lala jadi tidak sabar ingin jadi Kupu-kupu nih!”

“Lala harus banyak makan supaya cepat besar…”

“ Wah itu sih syarat yang mudah sekali, “ kata Lala.

“Iya,memang Allah kan Maha Pemurah La”

Angin kembali bertiup agak kencang. Daun Lala pun tertiup ke pinggir danau.

“ Alhamdulillah, Lala selamat sampai dipinggir. Untung saja kakak kini punya sayap. Jadi bisa terbang ke daun ini dan menemani Lala, ujar Lala.

“Iya, La. Kakak juga senang.”

“Terimakasih, ya Kak?”

“ Lain Kali, Lala harus lebih hati-hati, ya? Jangan lupa selalu berdoa dan bersyukur, ujar Kakak Lala.

“ InsyaAllah, Eh Kakak mau ke mana?” tanya Lala.

“Kakak kan perlu makan juga, La. Kakak akan mencari madu. Assalamualaikum…”

“Walaikum salam …Sering-sering ke sini, ya kak?”

“ Kok senyum-senyum sendiri La! Mana Kakakmu?”tanya semut rang-rang.

“ Itu tadikan, Kakakku,” jawab Lala bangga.

“Kakakmu? Yang benar saja La”

“Iya. Kan Ulat akan berubah jadi kupu-kupu”

“ Kupu –Kupu?” Semut rang-rang tidak mengerti.

“ Memang semua ulat pasti akan jadi kupu-kupu,” Pak Kumbang menyahut.

“ Pak Kumbang kok tahu? Tanya Lala,

“Tahu dong La. Kami kan sering terbang bersama, “ jawab Pak Kumbang.

“ Nah, Lalapun nanti akan menjadi Kupu-kupu, “ Lala mengumumkan.

“ Tapi, kalau jadi makhluk cantik, jangan sombong, ya La?” Pesan Semut Rang-rang.

“InsyaAllah.karena kesempurnaan hanya milik Allah, “ Jawab lala sambil mengingat sayap indah kakaknya.

***