Belajar pada Ikan
Bisa dipastikan, setiap orang berdecak kagum melihat keindahan ikan di akuarium atau kolam. Subhanallah, cantik dan indahnya mereka, berenang kian kemari, ekor dan siripnya seakan menari, juga ikan-ikan kecil yang selalu berenang serombongan. Mereka seperti memiliki komandan dan betapa patuhnya mereka. Lihat, mulutnya tidak berhenti bergerak bahkan dalam tidurnya, ikan pun seakan selalu bergerak dan mata tidak terpejam. Apakah kalian pernah menjumpai orang yang benci melihat ikan-ikan ciptaan Allah yang indah itu? Kalau pun ada yang benci melihat ikan hiu, sebenarnya itu tidak pantas. Karena berdasarkan berita yang beredar, manusia mati karena hiu masih lebih sedikit dibanding hiu yang mati diburu manusia. Baiklah, pada dasarnya, kita senang melihat ikan terutama ikan hias. Setuju ya?
Nah, berikut ini pelajaran yang bisa kita petik dari ikan.
1. Indah mewarnai
Keberadaan ikan sebagai penghias baik di akuarium maupun di kolam yang berada di taman sangat menenteramkan siapa pun yang melihat. Bukankah sangat indah terdengar bila keberadaan kita membuat orang lain senang karena kita bermanfaat dan memberikan pengaruh yang baik? Sebaik-baik orang adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Sudahkah kita bermanfaat dan membuat orang lain senang dengan kehadiran kita? Hidup dan mewarnailah. Hanya ikan mati menjadi bangkai yang akan memberikan bau busuk pada lingkungannya.
2. Ikan hidup tidak asin
Asinnya air laut tidak membuat daging ikan otomatis menjadi asin selama ikan itu hidup. Namun, ikan yang mati akan menjadi asin karena digarami sebelum digoreng untuk lauk makan. Selalu hidupkah hati kita sehingga bertahan memegang prinsip selalu dalam kebenaran dan mengetahui yang benar? Kita masih bisa mengindahkan panggilan salat, rajin membaca Alquran, menerima nasihat para ustaz, menghindari tontonan yang terlarang, dll. Atau jangan-jangan hati kita mati sehingga mudah terpengaruh hal-hal negatif dan tidak mengerti mana yang benar?
3. Ikan selalu bergerak
Siang dan malam bagian ikan ada yang terus bergerak. Ikan memiliki cara tidur yang berbeda. Tidurnya ikan tidak memejamkan mata karena sebagian besar ikan tidak mempunyai kelopak mata. Bahkan, dalam tidur hiu selalu berenang untuk menjaga aliran air masuk ke dalam insangnya untuk bernapas. Tentu bukan berarti kita jangan tidur. Akan tetapi, bagaimana dalam hidup kita tidak pernah berhenti dari menyebut nama Allah dengan dzikir, doa, dan salat kita. Dengan demikian, terjaga pula perilaku dan tutur kata kita. Insya Allah, apa yang terucap sebelum kita mati adalah apa yang terucap dalam keseharian kita.
4. Ikan tidak bergerak mundur
Gerak ikan selalu maju. Bagus sekali prinsip ini kita pakai, pantang mundur. Ya, dalam berusaha hendaklah selalu yakin dan sungguh-sungguh. Man jadda wa jada! Maka, kita akan mendapatkan yang kita perjuangkan dengan sungguh-sungguh. Sekali jalan itu sudah kita pilih, tak akan kita balik! Jangan surut ke belakang.
Mari, berusaha menjadi hamba Allah seperti filosofi ikan.*
Purwokerto, 12 Mei 2018
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tak pernah tidur , ikan itu lho bun.
Terima kasih juga, bunda Mey dan mb Rini....
Terus mhn bimbingannya...kpd senior.... Trims....
Matur nuwun mb Dyah, Pak Sutanto, dan Pak Syaihu
subhanallah.....
Bu Min makin hebat dalam menulis, selalu ada ide yang bisa jadi tulisan
Keren bu Mien
Luar biasa... Trimakasih Bu, ilmunya. Semoga
Betul bunda, Allah menciptakan alam ini untuk menjadi pelajaran bagi kita. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah.
Subhanalloh.. Iya bunda,, mari kita berusaha