Sekian lama aku diam tanpa kabar di beberapa grup guru menulis yang selalu ramai. Di satu sisi aku salahkan diriku sesalah-salahnya karena tak berkarya. Saking merasa malu dan rendah, bahkan komen pun tak kutampilkan. Di sisi lain, aku bangkitkan dan semangatkan diri bahwa garapanku harus segera kelar agar segera bisa bersapa kabar.

Berhari-hari kupaksakan diri untuk editing naskah alumni. Semula kutargetkan 40 naskah, Alhamdulilllah terkumpul 53. Jumlah yang sangat banyak. Bila kutengok jumlah halaman, 165. Berapa halaman nanti di buku ya? Sangat tebal untuk karya buku andai itu tulisan sendiri, hebatnya aku.

Beraneka karakter dan gaya penulisan, menambah keunikan buku ketigaku, walau aku hanya editornya. Rasanya sabar ingin segera melihat wujud _Apa Kata Mereka Saja, Antologi Cerita Alumni SMP Al Irsyad Purwokerto 2002 - 2018._

Buku ini sangat mewakili kondisi sekolah dari awal aku bergabung di Al Irsyad. Rupanya sekarang, di sekolah ini tinggallah aku seorang yang masih menjadi saksi sejarah. Bahwa tahun itu, aku termasuk yang harus berjalan dari pintu ke pintu rumah mencari murid. Sekarang..., Alhamdulillah banyak kemajuan. Pantaslah buku ini pengganti sementara yang ingin studi banding. Wajah sekolah itu ada di sana.

Makin kuselami cerita mereka, makin haru dan bangga. Bukan lantaran namaku disebutnya sebagai salah datu guru yang mereka ingat. Namun, makin tersadar aku bahwa indahnya profesi guru. Banyak ucapan dan tingkah kita yang ternyata mereka rekam dan menjadi pemicu mereka dalam berkreasi.

Ah..., pantaskah disebut guru itu menginspirasi? Kalau benar, berarti aku harus lebih memanfaatkan setiap perjumpaanku dengan mereka. Berarti keren sekali menjadi guru itu. Setiap hari bisa memvirusi banyak kepala dan... kepala-kepala itu adalah masa depan Indonesia.*