Sumintarsih

Mengajar di SMP Al Irsyad Purwokerto...

Selengkapnya
Navigasi Web

Buanglah Sampah pada Tempatnya, Ini Nasihat Kuno

Bulan puasa sebentar lagi berakhir Coba kita ingat, menu apakah yang menjadi favorit buka puasa kita? Apakah kita termasuk yang suka jajan atau membuat sendiri? Selama ini, berapa kali kita ikut acara buka bersama?

Coba kita ingat lagi, apakah makanan dan minuman yang kita santap menggunakan kemasan yang ramah lingkungan atau berbahan plastik? Tanpa kita sadari, kita berperan serta dalam menambah timbunan sampah di bumi Indonesia.

Rupanya semakin modern kehidupan manusia, semakin bertambah pula permasalahan yang mengikutinya. Semakin praktis makanan dan minuman disajikan, semakin banyak pula sampah yang dihasilkan.

Orang-orang zaman dulu membeli bakso atau dawet dengan membawa rantang dari rumah. Sekarang, orang pulang dari bepergian, yang penting ada uang bisa mampir membeli apapun, tanpa membawa wadah sebelumnya. Ibu-ibu dulu kalau ke pasar berbelanja, mereka membawa tas keranjang besar. Sayuran dan jajanan dibungkus daun. Berbeda dengan sekarang, hampir setiap hari kita berbelanja dan membawa wadah dari plastik.

Selama sampah plastik ini dipandang bukan masalah maka masyarakat tidak serius berpikir untuk mencari solusi.

Kebijakan yang pernah dikeluarkan dengan kantong plastik berbayar rupanya banyak mengundang kontra. Masyarakat lebih berpikir kehilangan sisi praktis dan harus mengeluarkan sedikit uang dibanding fokus memikirkan nasib lautan sampah di bumi Indonesia.

Yang lebih aneh lagi ketika ada sebuah kedai atau rumah makan yang menyajikan makanan dan minuman, pengunjung makan di tempat, dengan wadah plastik. Ini benar-benar menunjukkan bahwa mereka malas, tetapi pingin mendapatkan uang banyak. Mereka malas mencuci gelas dan piring.

Menurut saya tinggal pemerintah mau bertindak atau tidak. _Masak sih_ pemerintah kalah dengan rakyatnya. Bila pemerintah mengeluarkan peraturan dan masyarakat lebih dewasa mau diarahkan, Insyaallah perubahan menuju kebaikan bisa dilaksanakan.

Berdasarkan sumber berita yang saya kumpulkan, pada Februari 2014, Surabaya, di bawah pimpinan Walikota Ibu Risma, menjadi percontohan pengolahan sampah terbaik Indonesia. Surabaya menjadi salah satu kota di Indonesia yang dinilai mampu mengelola sampah dengan baik, melalui program 3R (reduce, reuse, recycle). Tidak hanya itu, Program 3R dinilai telah menjadi landasan upaya pengelolaan sampah secara mandiri oleh masyarakat, dalam rangka mengurangi sampah dan mengambil nilai ekonomis dari sampah.

Hal ini menjadikan Surabaya salah satu contoh kota yang masyarakatnya berhasil mengelola sampah, sehingga menjadi role model negara-negara di Asia Pasifik.

Berita Januari, 2017. Kota Bogor, Jawa Barat, menjadi salah satu percontohan nasional dalam pengelolaan sampah untuk perpaduan berbasis masyarakat dan aparatur terhitung sejak tahun 2015.

Adapun pada berita Januari 2018,

pengolahan sampah modern pertama di Indonesia ada di Kota Jambi. Kota Jambi mendapatkan proyek dari luar negeri dengan tujuan utamanya adalah menjadikan daerah tersebut mampu mengelola sampah secara modern, berbiaya rendah (murah), ramah lingkungan, berpihak kepada masyarakat miskin, dan bernilai ekonomis bagi lingkungannya. Karena hasil dari pengolahan limbah tersebut memiliki manfaat sosial, ekonomi bagi masyarakat sekitar, berupa energi gas dan listrik yang dapat dimanfaatkan masyarakat secara cuma-cuma.

Ternyata benar, nasihat "Buanglah sampah pada tempatnya", ini sudah kuno. Yang kekinian adalah "Kurangi sampah sebayak-banyaknya". Hal ini seperti yang disampaikan oleh Bapak Novrizal Tahar dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah dan B 3, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Beliau berpesan kepada para Kepala Sekolah dalam acara Pelatihan Kepala Sekolah Al-Irsyad, guru PAI dan bahasa Arab tingkat nasional di Purwokerto, 9 Mei 2018 yang diselenggarakan oleh Majelis Pendidikan dan Pengajaran Pusat Al Irsyad Al Islamiyah Al Islamiyah Islamiyah. Pesan beliau, "Membuang sampah sudah kurang tepat bagi bagi manusia saat ini karena tumpukan sampah sudah menjadi persoalan dunia."

Tunggu apa lagi, ayo..., kurangi sampah mulai sekarang. Misalnya dengan membawa tas sendiri setiap berbelanja, mengurangi jajan berkemasan plastik, kalau menjadi panitia konsumsi, memesan makanan berbahan selain plastik, dan lain-lain. Kemasan bukan platik pun sebisa mungkin dikurangi.

*Mengajar di SMP Al Irsyad Purwokerto

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post