Sumintarsih

Mengajar di SMP Al Irsyad Purwokerto...

Selengkapnya
Navigasi Web

Persiapkan Bekal Mudik Abadi

Sementara kebanyakan orang sibuk mempersiapkan lebaran, tetapi tidak untuk salah satu teman saya (aebut saja fulanah). Pagi ini berita duka menyelimuti keluarganya. Ayahanda tercinta tadi malam, 22.50, dipanggil oleh Allah setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, berjuang melawan sakitnya.

Keluarga tentu sangat berduka melepas kepergian sosok ayah tercinta. Hal ini semakin menunjukkan bahwa ajal hanya Allah yang mengetahui. Bisa kita bayangkan, lebaran adalah saatnya semua orang lain bersukaria berkumpul, sanak keluarga bersilaturahmi. Yang jauh pun, diupayakan untuk kembali, terutama kepada pangkuan orang tua. Namun, keluarga fulanah cukup berduka ditinggal ayah. Apalagi, teman saya ini anak bungsu, satu-satunya anak perempuan yang belum menikah.

Entah mengapa sepulang menengok ayahnya waktu dirawat di rumah sakit, saya sempat mengirim chat, "Ustazah, bisikkan di telinga ayah agar kuat dan sehat supaya bisa mendampingi dan menikahkan anak bungsunya." Tidak saya sangka, niat saya untuk memberikan dukungan agar fulanah menguatkan ayah, malah dia jadi sedih.

Sehari kemudian, yang tidak diingankan pun terjadi. Ayahnya berpulang.

====

Kematian saudara atau teman adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari karena yang hidup pasti akan mati. Bahkan, kita sendiri kelak akan menyusul mereka yang sudah mendahului.

_"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan"_ (QS. Al-ankabut/29:57)

Kematian seseorang adalah takdir dari Allah. Termasuk rejekinya dan jodohnya, adalah keputusan Allah yang tidak bisa diganggu gugat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, _”Sesungguhnya yang pertama kali diciptakan Allah adalah qalam (pena). Allah berfirman kepada qalam tersebut,“Tulislah”. Kemudian qalam berkata,“Wahai Rabbku, apa yang akan aku tulis?” Allah berfirman, “Tulislah takdir segala sesuatu yang terjadi hingga hari kiamat.”_ (HR. Abu Daud)

Yang bisa kita lakukan hanyalah belajar untuk mengikhlaskan, karena itu semua adalah keputusan-Nya. Tidak ada yang bisa menghalangi kematian, mempercepat, atau menundanya, kecuali yang sudah seizin Allah.

_Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya…_ (‘Āli `Imrān:145)

Karena datangnya ajal menjadi misteri dari Allah, inilah pentingnya kita mempersiapkan sewaktu-waktu dengan bekal amal sebaik-baiknya. Ibarat mau mudik jauh dengan dekat, tentu beda persiapannya, sehari dibanding sepekan, tentu beda juga bekalnya. Nah, kematian adalah awal perjalanan panjang kembali kepada Allah yang bakal lama bahkan abadi. Pantaskah bekal kita seadanya?*

____

Mau berangkat taziah, 09062018

_Ditulis di pinggir jalan sambil menunggu mobil rombongan._

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post