Bubur Pedas
Bubur Pedas
Bubur pedas adalah makanan khas suku Melayu. Bubur pedas biasanya di buat di hari-hari tertentu misalnya acara pesta dan bulan suci Ramadhan untuk buka puasa. Bubur pedas ini terbuat dari beras, umbian-umbian, kacang-kacangan, daun-daunan dan rempah-empah. Pastinya aku tidak tahu karena aku bukan suku Melayu tapi suku Jawa.
Awalnya aku tak suka dengan makanan yang satu ini karena baru ku lihat di Tanjung Pura selama aku bekerja di sana. Mengapa aku tidak suka? Bubur pedas ini tampilannya menurutku tidak menarik, seprti muntahan kucing. Berapa kali ku coba untuk memakannya , tapi tidak tertelan olehku.
Suatu hari, di sekolah mengadakan acara buka bersama, kebetulan menu makanan berbuka puasa salah satunya adalah bubur pedas makanan kebesaran suku melayu. Koki yang memasak bubur pedas saat itu teman kami Ramdhatul Ulfa. Kami selalu mamanggilnya dengan panggilan Nino. Nino ini pandai memasak. Masakkannya enak. Setelah bubur pedas mateng, aku pun mencoba bubur pedas buatan Nino. Ku rasa-rasa, ternyata enak rasanya. Tekstur dari bahan-bahan bubur pedas tadi begitu terasa. Mulai saat itu aku selalu makan-makanan itu jika di hidangkan. Sebelumnya aku tak pernah mau untuk menyentuhnya apalagi mencobanya.
Kini, setiap bulan suci Ramadhan, aku tidak pernah membuat makanan untuk berbuka puasa. Aku hanya modal tunjuk saja. Setiap hari aku selalu membeli bubur pedas untuk makanan berbuka puasaku. Bukan hanya satu atau dua hari saja menu buka puasaku bubur pedas, tapi setiap hari selama satu bulan penuh. Teman-temanku sangat heran denganku, suku Jawa tapi hobbynya makan bubur pedas. “Kami saja yang suku Melayu tidak setia p hari berbuka dengan bubur pedas.” Kata teman-temanku yang asli suku Melayu.
Benar kata pepatah “ Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung.” seperti yang terjadi pada diriku. Karena keseharianku berada di Tanjung Pura, maka Tanjung sudah menjadi rumah kedua setelah rumahku sendiri dan di lingkungan suku Melayu, akhirnya lidahku juga menyesuaikan dengan lidah Melayu walaupun sebenarnya lidahku lidah Jawa.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap buk...teruskan makan bubur pedasnya ya dan ditunggu tulisan tulisan berikutnya