LARI 6 KM TANPA HENTI
Pagi itu, seperti biasa kawan-kawan yang akan berangkat ke sekolah sudah saling tunggu di samping rumahku. Sambil menunggu temen yang lain mereka saling bincang dan bercanda. Dengan mengenakan pakaian sederhana dan telanjang kaki. Waktu itu berangkat sekolah tidak memakai alas kaki apalagi memakai sepatu. Namun itu tidak pernah menjadi masalah. Tanpa alas kaki pun, kami berangkat ke sekolah setiap hari. Setelah temen kami kumpul lengkap segera kita bergegas berangkat ke sekolah. Menyusuri jalan tepian sungai, meyusuri tanggul kemudian menyisir tepian jalan raya. Sambil terus bercengkerama kami menuju sekolah yang jaraknya dari rumah sekitar 3 km.
Tiga kilo meter. Jarak sekolah yang tidak dekat untuk ukuran siswa SD. Kami jalani setiap hari, berangkat dari rumah pagi-pagi agar tidak terlambat sampai sekolah. Dengan diiringi doa ibu kami, kami berangkat menunut ilmu. Dengan membawa tas seadanya untuk mewadahi buku-buku tulis dengan sampul warna ungu, buku cirikas kami waktu itu.
Jalan raya yang masih sepi, hanya sesekali ada motor atau mobil melintas. Lebih banyak sepeda yang beriring dan bersalip-salipan menjadi pemandangan kami setiap pagi. Gerobag yang ditarik sapi dan dokar dengan kuda-kuda riang yang sehat menariknya menjadi teman perjalan kami, walaupun kami tak mampu menaikinya karena kami tak punya uang untuk membayar ongkos jasanya. Biasa kami lihat gerobag bermuatan bahan-bahan bangunan dan dokar bermuatan ibu-ibu yang akan ke pasar atau mungkin juga akan berangkat ke kantor bagi mereka yang pegawai. Kami tak tahu pasti.
Cukup meriah dalam perjalan kami. Jumlah kami ada tujuh anak. Mulai dari yang satu tingkat kelas dan juga kakak kelas atau adik kelas. Ada saja materi perbincangan untuk dibahas sepanjang jalan. Mulai dari bicarakan PR, komentar atas permainan-permaian yang kami miliki, mambangun janji-janji untuk pertemuan sepulang sekolah, juga membicarakan jenis-jenis permainan tradisional yang menjadi pengikat kebersamaan kami. Ada permainan gundu, permainan BENTHIK, permaian karet, hingga permainan favorit kami Sepak Bola. Tak lupa juga pembicaraan kami adalah tentang tugas-tugas yang diberikan oleh guru hari kemarin atau minggu yang lalu.
Diantara tugas yang diberikan guru yang berlangsung secara mingguan adalah tugas piket kebersihan kelas. Sebenarnya sudah terjadwal secara tertib di sekolah dan ditempel di dinding kelas daftar nama piket siswa. Setiap siswa akan mendapat tugas piket kebersihan kelas sekali dalam seminggu. Dalam tugas tersebut, siswa diwajibkan membawa sapu lidi atau sapu ijuk sendiri dari rumah untuk menyapu kelas pagi-pagi di sekolah. Semua siswa telah hafal dengan hari tugas piketnya. Bahkan hafal dengan hari tugas piket kawannya.
Nah. Salah satu hal yang menjadi bahan bisik-bisik antar teman saat berangkat pagi ke sekolah adalah bila ada salah satu kawan yang lupa tidak membawa sapu padahal hari itu adalah hari tugas piket membersihkan kelas. Diantara kami akan berbisik pelan bahwa kawan kita lupa tidak membawa sapu. Sengaja tidak diingatkan, tapi justru terus dibuat asyik mengobrol sepanjang jalan dengan niatan agar yang lupa tidak bawa sapu itu terus tidak teringat sampai dengan posisi didepan kelas. Sesaat setelah di depan kelas barulah diingatkan bahwa hari ini adalah hari piket kebersihan. Begitu diingatkan, maka kawan yang lupa itu langsung bergegas lari sekencang-kencang balik ke rumah untuk mengambil sapu. Berlari tanpa henti sejauh 6 kilo meter dengan semangat untuk mengabil sapu dan melaksanakan tugas membersihkan kelas. Berlari sebagai bentuk tanggungjawab dan berniat untuk melaksanakan tugas yang sudah diterimanya. Dengan nafas ngos-ngosan sampai di rumah. Ambil sapu secepatnya dan segera berlari kembali ke sekolah dengan membawa “senjata”. Dengan keringat yang terus bercucuran mulailah menyapu lantai kelas dan menerima ejekan ditertawakan teman sekelas.
Resiko sebuah kelalaian. Menyapu dengan cepat, kehilangan waktu bermain pagi hari di sekolah, ditertawakan. Hmmmmmm benar-benar menyehatkan. Itulah aku dulu.....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
run aaway. Sukses dan semangat. Salam
Its good ..
sama nasipnya dengan saya mas, sip
Sebuah kisah yg menyentuh, semangat menulis pak
Hebaat !