sun zoend

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Maaf Cantikmu, Tak Lagi Menggodaku

Maaf Cantikmu, Tak Lagi Menggodaku

Maaf Cantikmu, Tak Lagi Menggodaku

Kemarin aku coba menanyakan pada pelangi yang sempat singgah di langit kota kecilku, bagaimana ia bisa melupakan tiap belahan langit yang pernah ia singgahi. Karena aku harus bersusah payah untuk sejenak saja untuk bisa rehat dari kenangan kita ...

Ya kamu, ...

Wanita cantik yang pernah membuat aku membangun istana impian dan membuatku merasa jadi penguasa dunia, lantaran dunia ini hanya serasa milikku dan milikmu. Ah, lebay ...

Dan kini kerajaan yang ku bangun hanya tinggal dalam lembaran-lembaran foto kebersamaan kita. Senyum kita yang terukir dalam album kini terasa menyesakkan. Terasa menyiksa ketika melihat senyummu adalah rasa sakit yang menusuk.

Ini bulan ketujuh sejak secara de jure dan de facto kau memilih untuk berakhir dari pelabuhan hatiku. Memilih melanjutkan hidup dalam pelayaran berikutnya. Aku masih tertatih melewati tiap-tiap hari yang terasa hambar begitu tanpamu. Berulangkali pula aku membolak-balik kenyataaan dengan kata “andai”. Andai kamu aku tak melakukan kesalahan itu. Andai kamu bisa memaafkan aku. Dan “Mengapa kamu tidak memilih bertahan?”

Masih terngiang jelas suaramu yang telah menggetarkan gendang telingaku hingga ke tingkap jorong dan kini terpatri jelas di memori otakku yang sampai saat ini tak mampu ku format ulang. "Apapun yang terjadi, aku akan selalu bersamamu", katamu sambil menyunggingkan senyum yang mampu membuat tak bisa menolak apapun pintamu.Terasa baru kemarin itu terjadi.

Kumatikan hp ku. Mencoba mengenyahkan senyummu yang membuat mataku tak bisa tertutup. Hingga aku tidur dalam lelah usahaku melupakanmu.

Kokok ayam telah memicu saraf-sarafku mengirimkan sinyal ke otak untuk membuka mata. Menandakan bahwa telah bertambah hari yang berhasil kulewati tanpamu. Kupaksa menarik kelopak mataku, membiarkan cahaya masuk melalui pupil mataku. Perlahan darah terasa kembali mengalir diseluruh tubuhku, mengaktifkan simpul-simpul sarafku. Satu detik, dua detik hingga entah ke berapa baru aku menyadari bahwa disampingku terbaring satu sosok wanita, dan itu bukan kamu. Sekaligus menyadarkanku telah ada wanita yang tertulis dalam buku nikahku dan itu bukan namamu. Dan kini kusematkan dalam relung hatiku. Maaf, cantikmu tak lagi menggodaku...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post