Menghargai Pengorbanan Anak-anak
Beberapa anak didik kami mengambil peran dalam acara karnaval budaya. Karnaval budaya, di kota kami, selalu ada setiap tahun. Untuk meramaikan hari jadi kota tempat kami tinggal. Keterlibatan anak-anak didik kami dalam acara tersebut secara mental sangat baik. Sebab, melalui keterlibatannya, mereka terasah secara mental.
Bagaimana tidak. Dalam latihan saja mereka harus membagi waktu. Saat pagi, ketika jam pembelajaran berlangsung, kadang harus meninggalkan kelas. Mereka harus berlatih di lapangan. Guru-guru yang sedang mengajar sudah memahami. Sehingga mengizinkannya meninggalkan pembelajaran.
Hanya, mereka tidak bebas dari pelajaran. Mereka tetap memiliki tugas dan tanggung jawab belajar materi yang tidak diikutinya di kelas. Oleh karena itu, di luar jam latihan karnaval, mereka “berguru” kepada teman. Meminjam catatan. Meminta tugas yang diberikan oleh guru. Mereka berupaya mencatat dan mengerjakan tugas.
Pada titik inilah mereka terbangun mentalnya. Kalau mereka tidak termasuk anak yang bertanggung jawab dan berjiwa besar, bukan mustahil mundur dari aktivitas karnaval budaya. Mereka akan lebih memilih mengikuti pembelajaran. Orang tua mereka pun akan setuju dengan pilihan tersebut.
Banyak orang tua yang agak kurang ikhlas kalau anaknya banyak terlibat dalam aktivitas di luar pembelajaran. Termasuk anak sibuk dalam aktivitas ekstrakurikuler. Keterlibatan anak dalam ekstrakurikuler, yang sekalipun umumnya dilaksanakan pada sore, orang tua tetap membatasinya. Sebab, mereka mengetahui bahwa kelelahan anak-anak akan berdampak pada tugas-tugas sekolah.
Oleh karena itu, saat melihat anak-anak mau terlibat dalam aktivitas karnaval budaya yang acapkali meninggalkan ruang belajar, saya harus menghargai mereka. Keterlibatan anak-anak dalam aktivitas lomba (apa pun) yang memang dalam persiapannya sering meninggalkan ruang belajar, saya harus menghargainya juga.
Saya harus tetap memberi nilai minimal kategori baik terhadap anak-anak ini. Sekalipun misalnya, dalam kesibukannya latihan, mereka menyusul ulangan dan nilainya jeblok. Saya tidak tega mendokumentasi nilai jeblok untuk mereka.
Komitmen saya bersifat tertutup. Anak-anak tidak mengetahuinya. Mereka tidak merasa kalau saya memberi kemudahan. Hal itu semata-mata agar mereka tidak menyalahgunakan tanggung jawab. Mereka tetap memiliki motivasi besar dalam belajar meski suntuk dalam banyak aktivitas. Mereka tidak boleh dirugikan.
Saya yakin, jika mereka diminta memilih antara ikut pembelajaran atau aktivitas lain, mereka pasti memilih di ruang belajar. Mengikuti proses pembelajaran lebih menguntungkan ketimbang mengikuti latihan lomba atau karnaval.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar