Sungkowo

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Payah, Nilai Ulangan Jeblok

Mengajar adalah tugas utama saya sebagai guru. Karenanya setiap hari efektif sekolah, jika tidak ada halangan, saya ada di antara anak-anak didik saya. Dari pagi hingga siang membimbing mereka. Agar mereka memiliki kompetensi akan mata pelajaran yang saya ajarkan.

Saya pikir, semua guru memiliki harapan yang sama terhadap anak-anak didik mereka. Berharap agar setiap anak didik memiliki kompetensi akan mata pelajaran yang diajarkan.

Guru akan merasa bahagia kalau anak-anak didik menguasai kompetensi yang diajarkan. Kebahagiaan itu tidak dapat diukur dengan apa pun. Melihat anak-anak didik tersenyum karena menguasai kompetensi yang diajarkan, dalam benak rasanya begitu nyaman.

Tak berbeda dengan guru. Anak-anak didik pun merasa bangga kalau pembelajaran yang dialaminya menjadikan dirinya menguasai kompetensi. Kedatangannya ke sekolah sangat berarti. Orang tua memberi uang saku tidak sia-sia. Tenaga dan waktu yang dikhususkan untuk bersekolah terbayar dengan pengetahuan yang diperoleh.

Hanya, kondisi anak-anak didik umumnya terpilah menjadi dua. Ada anak-anak didik yang dapat menguasai kompetensi yang diajarkan. Ada juga anak-anak didik yang belum menguasai kompetensi yang diajarkan.

Memang di kelas-kelas tertentu, yakni di kelas-kelas istimewa yang lazimnya hanya dimiliki oleh sekolah-sekolah bersiswa banyak, semua anak didiknya mudah mencapai kompetensi maksimal. Di samping faktor anak, faktor sekolah juga memengaruhi. Sebaliknya, di sekolah-sekolah pinggiran, bukan mustahil sebagian besar anak didiknya sulit meraih kompetensi maksimal.

Terkait dengan anak-anak didik yang belum dapat mencapai kompetensi, guru, siapa pun dia, pasti merasa terbeban. Gelisah. Memikirkan anak-anak didik tersebut. Bagaimana caranya agar anak-anak yang membutuhkan waktu belajar sedikit agak lama ini dapat terbantu. Ada tanggung jawab moral dan profesi pada pribadi guru. Oleh karena itu, guru tak mungkin membiarkan keadaan itu.

***

Tulisan ini berangkat dari kegelisahan saya setelah memberikan ulangan harian kepada anak-anak didik. Anak-anak kelas VII. Mereka tidak memperoleh nilai sama atau lebih besar dari nilai standar minimal. Payah!

Ya, payah. Tapi, barangkali saya yang payah. Sebab, kalau sebagian besar anak didik belum berhasil, kompetensi guru dalam mengajar harus dipertanyakan. Guru tersebut dapat mengajar atau tidak? Mengapa hasil ulangan harian anak didik banyak yang jeblok? Mungkin saya memang kurang kreatif memfasilitasi anak-anak didik dalam belajar.

Tapi, ada yang menarik perhatian. Di ruang guru, saat istirahat, banyak guru mempercakapkan hasil ulangan anak-anak kelas VII. Momennya memang musim ulangan. Intinya, sebagian besar anak didik belum mencapai ketuntasan. Kenyataan tersebut sama persis dengan kenyataan yang saya temukan.

Keadaannya berbanding terbalik dengan nilai ujian mereka. Nilai ujian SD mereka rentangnya 8-9. Sebab, yang diterima di SMP kami minimal nilainya berjumlah 25 koma sekian.

Agaknya kurang ada relasi antara nilai ujian SD mereka, yang boleh dibilang tinggi tersebut, dengan nilai ulangan mereka yang kami dokumentasikan.

Saya tak hendak menanyakan keberadaan nilai ujian SD mereka. Saya yakin bahwa teman-teman guru SD telah melakukan tugas utamanya dengan profesional. Semoga hanya karena faktor masa transisi yang menjadikan anak-anak didik kami memperoleh nilai di bawah nilai standar minimal. Sekaligus mendorong kami, khususnya saya, untuk mengajar lebih kreatif.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Betul, Bu. Terima kasih berkenan mampir.

15 Sep
Balas

inilah kesulitan guru yang mengajar dikelas VII pak...! masa transisi yang mengharuskan peserta didik beradaptasi dengan cara belajar mereka saat ini dibanding dengan belajar di SD...ada anak yang mudah beradaptasi ada yang agak lambat...

15 Sep
Balas



search

New Post