Kecintaan Allah kepada hambanya merupakan derajat paling tinggi. Seseorang akan mendapatkan keberuntungan dan kemuliaan yang luar biasa jika dicintai Allah. Oleh karena itu, sebagai seorang hamba sesogyanya berupaya sebaik mungkin agar dapat dicintai oleh Allah.

Manusia boleh saja mengaku cinta kepada Allah. Namun pengakuan kecintaan itu akan terasa sempurna jika dibalas dengan kecintaan Allah kepada sang hamba. Jadi kecintaan hamba tidak bertepuk sebelah tangan. Karena kecintaannya mendapat balasan cinta dari Allah.

Dalam Al-qur’an Allah mengatakan cinta kepada hambanya sebanyak 18 kali. Dari 18 kali itu, ungkapan cinta Allah itu ditujukan kepada 8 golongan manusia. Adapun delapan golongan manusia itu adalah:

1. Allah mengutarakan ungkapan cintanya sekali kepada golongan manususia yang bertaubat, sabar dan orang yang berada dalam satu barisan atau kesatuan.

2. Allah mengutarakan dua kali ungkapan cintanya kepada orang yang tawakkal (berserah diri kepada Allah) dan orang yang senantiasa mensucikan diri

3. Allah mengutarakan tiga kali ungkapan cintanya kepada orang yang bertaqwa dan orang yang adil

4. Allah mengutarakan sampai lima kali ungkapan cintanya kepada hambanya yang “almuhsinin” orang yang berbuat baik.

Dari delapan golongan manusia di atas, maka “almuhsinin” atau orang yang berbuat baik, mendapat porsi cintanya Allah yang paling banyak. Allah mengulang sampai lima kali uangkapan kecintaanya kepada hamba-hamba yang senantiasa berbuat baik.

Dengan demikian, tidak perlu menjadi yang terbaik untuk mendapatkan cintanya Allah, akan tetapi yang terpenting adalah memperbanyak dan menebar kebaikan. Kita akan kesulitan untuk menjadi yang terbaik, karena setiap yang kita miliki, juga akan dimiliki orang lain dan mungkin lebih baik dari apa yang kita miliki. Atau dalam ungkapan “di atas langit masih ada langit”.