Suparman Toaha

Suparman Toaha, lahir, di Urung, 10 November 1978 ...

Selengkapnya
Navigasi Web
SENYUMAN DIBALIK MASKER

SENYUMAN DIBALIK MASKER

Penerapan 5 S merupakan program sekolah. Senyum, salam, sapa, sopan dan santun menjadi penunjang dalam keberhasilan sebuah lembaga pendidikan. Kenapa tidak, sekolah yang warganya dari berbagai latar belakang , mulai dari suku, agama, ras dan adat istiadat perlu disatukan dengan konsep 5 S. latar belakang yang berbeda-beda dalam sebuah sekolah menjadi sebuah keniscayaan. Oleh karena itu konsep 5 S merupakan salah satu cara jitu dalam menyatukan warga sekolah.

Dalam penerapan 5 S, perlu disertai dengan komitmen dan konsistensi dari seluruh warga sekolah. Karena jika tidak, maka tujuan dalam menciptakan suasana keakraban antara warga sekolah akan sulit terealisasi. Poster, spanduk, hiasan kelas, dan lain sebagainya yang berisikan ajakan menerapkan 5 S hanya sebatas slogan belaka jika tidak disertai dengan komitmen dan kosistensi.

Tujuan 5 S, tidaklah sederhana. Banyak makna yang terkandung dalam penerapannya. Selain menciptakan suasana keakraban dan persatuan, 5 S juga menambah semangat belajar dari peserta didik. Jarak antara guru dan siswa dapat dikurangi. Rasa canggung dan takut siswa kepada guru bisa diminimalisir. Siswa tidak lagi takut bertanya kepada gurunya. Siswa tidak lagi ragu curhat kepada gurunya. Dan yang terpenting siswa percaya kepada gurunya dan selanjutnya akan mengidolakan gurunya sendiri.

Dimasa pandemi, penerapam 5 S memiliki tantangan tersendiri. Banyak perubahan aturan yang membut 5 S perlu dimodifikasi. Dulu berjabat tangan ketika bertemu dengan teman adalah hal yang wajar, sekarang berjabat tangan menjadi larangan. Berjabat tangan digantikan dengan berbagai macam cara, sesuai dengan kreatifitas dalam satu komunitas. Ada yang menggantinya dengan mempertemukan dua kepalan tangan, ada juga yang mempertemukan dua siku atau pergelangan tangan. Bahkan ada juga yang menggunakan kaki sebagai pengganti dari berjabat tangan.

Dulu sebelum pandemi, guru piket menjemput siswa di pintu gerbang dengan memberikan sapaan salam dan motivasi baru disertai dengan senyuman. Sekarang, senyuman cantik dari guru piket tidak lagi terlihat. Namun mereka tetap tersenyum, walau senyumnnya tidak terlihat.

Namun demikian, walaupun senyuman terhalang masker, namun senyuman itu tidak sia-sia. Walaupun senyum tidak terlihat, namun dipastikan aura positif dari senyuman tetap akan dirasakan oleh peserta didik. Jadi tetaplah tersenyum menyambut mereka, karena senyuman itu tidak akan sia-sia walaupun tertutup masker.

Corona tidak boleh menjadi penghalang dalam membudayakan 5 S. Namun, justru dengan adanya corona seharusnya membuat warga sekolah lebih kreatif. Corona tidak boleh jadi penghalang, tetapi corona harus menjadi pembakar semangat dalam mewujudkan tujuan pendidikan dengan tetap membudayakan 5 S.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap pak

25 Jan
Balas

Terima kasih Bu elfi, salam literasi

25 Jan



search

New Post