PENDEKAR GUA LOCES (Drama Bersambung Bagian 1)
Oleh SUPIANTO SDN Kembang 1 Bondowoso
Tantangan Hari Ke-20
#TantanganGurusiana
Bagian Satu
1. Radid: (dalam keadaan tidur sambil bolak balik) “Tidak… Tiidaaakkk…. Tidaaaaaaak.” (Radid bangun dari tidurnya dan duduk sambil menarik nafas panjang). “Mengapa… mengapa mimpi ini sering hadir dalam tidurku?” (Radid merasa galau dan bertanya pada dirinya. Untuk menghilangkan rasa galaunya Radid pergi keruang terbuka tempat biasa dia berlatih kanoragan bersama kakeknya. Radidpun berlatih sendiri mengeluarkan jurus silatnya yang pernah dipelajari.)
2. Kakek: “Hebat...Hebat… Cucuku.” (Sambil bertepuk tangan). “Kamu memang rajin sekali berlatih. Wajarlah jika kepandaianmu cepat sekali meningkat. Hari belum pagi cucuku kamu sudah berlatih kanuragan”
3. Radid: “Saya tidak bisa tidur kek.”
4. Kakek: “Ada apa cucuku sampai tidak bisa tidur segala.”
5. Radid: "Mimpi itu kakek. Mimpi itu hadir lagi dalam tidurku.”
6. Kakek: “Mimpi itu bunga tidur cucuku. Jangan kau risaukan.” (sambil tersenyum).
7. Radid: “Tapi … kek
8. Kakek: (Memotong pembicaraan Radid). “Sudahlah… sudahlah… Ayo berlatih saja! kakek ingin lihat jurus-jurus yang sudah kakek ajarkan!”
9. Radid: “Baik kakek!” (Radid memperagakan jurus jurusnya. Dipasanglah kuda kuda dengan merentangkan dua kakinya, dia menarik nafas dalam dalam, kemudian dia meloncat ) “Hiaat… hiaaat… hiaaaat…”
10. Kakek: (Tiba-tiba menyerang radit) “Hiaat…. Hiaat… Hiaaat,”
Beberapa saat mereka saling serang.
11. Kakek: (Menghela nafas panjang) “Hebat… hebat cucuku. Kamu mengalami kemajuan yang pesat.”
12. Radid: (Dengan nafas tersenggal-senggal) “Terima kasih kakek
13. Kakek: “Semua jurus yang kakek ajarkan suduh cucu kuasai dengan baik.”
14. Radid: (Sembah sungkem) “Semua berkat bimbingan kakek. kakek mengajarkan dengan ihlas dan sepenuh hati.”
(Tiba- tiba angina menderu hebat. Pohon- pohon bergoyang seperti akan tumbang. Daun-daun yang berguguran tertarik membentuk pusaran angina besar. Radid kaget bukan kepalang, namun radid berusaha untuk tetap waspada. Walaupun rasa takut menghantui, namun Radit berusaha untuk selalu tenang. Belum sempat hilang rasa kagetnya, tiba pusaran itu bergerak cepat menghantam radid. Bunyi dentuman keras terdengar. Untung radid dapat segera menghindar. Terlambat satu detik saja dapat dipastikan tubuh Radid akan hancur terkena serangan misterius tersebut. “Tampakkan wajahmu wahai kisanak. Jangan beraninya menyerang dari belakang saja.” (Radid berteriak keras kepada penyerang misterius itu).
Siapakah penyerang misterius tersebut? Dan mengapa menyerang Radid dan kakeknya? Ikuti terus sambungan ceritanya.
#Bersambung Bagian Dua.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar