REMBULAN DI PINGGIR KALI
REMBULAN DI PINGGIR KALI
Cerbung (PART III)
Oleh: Supiati
#tantangangurusiana
#hari ke_5
Subuh ini hujan gerimis, udara dingin, angin barat laut Samudra Hindia bertiup dengan kencang, kalau sudah suasana begini aku merasa sedikit takut, mungkin karena sisa trauma yang belum hilang.
Aku rasanya tak mau lekang duduk atas sajadah, Aku menundukkan diri kepada sang Khalik.
Aku bersyukur masih diberi kesempatan untuk hidup, maka aku gunakan sebaik mungkin untuk berterima kasih kepadaNya.
Sempitnya ruang sajadah mengingatkan aku tidak banyak yang dapat kubawa sebagai bekal bila menghadap Sang Maha Segalanya.
Cukup hanya ruh dan amal kebajikan. Sajadah dan penyerahan diri dengan shalat menjadi symbol landasan melangkah menjalani kehidupan semata-mata karena Allah, termasuk menjalani hidup ini harus semata-mata karena Allah, maka apa-pun yang ku kerjakan harus bernilai ibadah.
Di samping aku tidak pernah lupa mendoa kan ayah, ibu dan Abrar semoga aku bisa berjumpa dengannya di Syurga. Aamiin.
Pertemuan ku dengan kak Aminah saat kak Aminah mencari adik bungsunya yang jadi tahanan politik di penjara Kedah, saat tsunami penjara luluh lantak rata degan tanah.
Kak Aminah tidak menemukan adiknya, Allah berkehendak kak Aminah berjumpa dengan ku.
Kak Aminah menemukan ku diatas tumpukan kayu dan batang pisang di kawasan Lampoh Daya.
"Alhamdulillah, kakak tidak sebatang kara lagi, mendapatkan adik baru yang cantik" begitu lirihnya.
Aku dirawat dengan kak Aminah sampai sembuh dan setelah keadaan membaik diapun tidak kembali lagi ke kampungnya di Sawang Aceh Utara.
Kak Aminah sudah mencoba mencari jejak keluargaku, hanya paman dari pihak ibu, adik sepupu dari ibuku, kehidupan paman juga sangat kekurangan, apa lagi kakinya kirinya sempat di amputasi ketika terjadi tsunami beliau terhimpit beton selama sehari satu malam, tulang pahanya remuk, dan waktu itu tidak ada tukang urut, karena terus infeksi maka harus di amputasi.
----
Kesehatan sudah membaik, keadaan pun sudah mulai normal, para pengungsi sudah mendapat barak hutara, akupun sudah masuk sekolah, walau tidak menyelesaikan kelas II, tapi sekolah memberikan kelonggaran untuk duduk langsung di kelas III.
Aku sekolah di MIN Ulee Kareng karena itu dekat dengan tempat tinggal kami
Kak Aminah bekerja setiap hari walaupun hari Ahad.
Tapi kalau Ahad kak Aminah kerjanya hanya setengah hari saja, jadi aku tidak sendiri di rumah.
Setiap pagi seperti biasanya selalu memberikan semangat baru. Semangat yang datang bersama terbitnya matahari pagi. Kujalani hidup dengan pasti.
"Asma, kamu harus rajin belajar dan sekolah yang tinggi, jangan seperti kakak orang kampung, jadi selalu dibodohi oleh orang lain, semangat dan tekat yang kuat harus kamu tanamkan dalam dirimu"kata kak Aminah tanpa menatapku.
"Kak, kok kakak pandai menasehati, kenapa kakak bilang kakak bodoh?"
"Kakak sering mendengar ibu-ibu hebat di kantor tempat kakak kerja, ngomongnya begitu sama adek remaja yang ikut rapat"
Rupanya di kantor tempat kak Aminah kerja. Selalu di adakan pelatihan dan pembinaan skill dan karakter, aku sekali minta ikut ketempat kerja kak Aminah kebetulan sedang libur semister.
Seiring dengan berakhirnya tahap Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) maka berakhir pula kontrak kerja kak Aminah aku sudah menyelesaikan Madrasah Ibtidaiyah.
Aku diterima di Madrasah Tsanawiyah Model Banda Aceh, kak Aminah sangat senang, katanya banyak dari teman-temanku yang tidak lulus di MTSN Model.
Ya, sekolah ini adalah sekolah favorit dan Madrasah terbaik di Banda Aceh.
Akhirnya kamipun mencari lokasi baru yang dekat dengan sekolahku dan kak Aminah bisa buka usaha.
Aku dan kak Aminah tinggal di dekat jembatan Peunayong, mengontrak sebuah rumah kopel dengan 1 kamar, ada ruang tamu, dapur masing ukuran luas 4,5 meter bujur sangkar serta kamar mandi.
Kehidupan kami dari kak Aminah berjualan mie dan pecel gerobak setiap harinya di kawasan pasar peunayong.
---
Bersambung...
Banda Aceh, 08 Mai 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ditunggu lanjutannya bu...
Ditunggu lanjutannya ya bu
Terima kasih sudah mau membaca. Maaf masih belajar
Jadi ingat saat berada di kota Banda Aceh....ditunggu parti berikutnya y kk