Supiati

Penyuluh Agama Madya Kementerian Agama Kota Banda Aceh Ketua Yayasan Pemacu Pendidikan Anak Bangsa Pembina TK Tahfiz Anak Banga...

Selengkapnya
Navigasi Web
SADARLAH  AYAH (Part VI)
SADARLAH AYAH (Part VI)

SADARLAH AYAH (Part VI)

SADARLAH AYAH (Part VI)

Cerbung

Oleh: Supiati

#tantangangurusiana

#harike_24

Mentari cerah menyinari, angin sepoi- sepoi berhembus menyapu setiap lapisan yang ada, awan berarak putih di langit biru yang indah, namun tak seindah hati Zainab yang kelam memikirkan nasib anak-anaknya berada dalam ancaman, ancaman yang sangat menyayat hati, ancaman dari seorang yang sepantasnya melindungi dan mengayomi tapi nyaris tak berfungsi karena kondisi dan situasi bukan faktor orang lain tapi diri sendiri.

Ya, Allah sendiri yang maha segalanya telah berucap bahwa: "Sesungguhnya Allah Tidak Akan Mengubah Keadaan Suatu Kaum, Sebelum Kaum Itu Sendiri Mengubah Apa Yang Ada Pada Diri Mereka”. Ada beberapa katagori dalam penafsiran ayat ini dan dalam kasus ini bertikai pada katagori ketiga pada orang-orang yang bermaksiat kepada Allah, lalu mereka berubah dari kemaksiatan pada ketaatan, dan dari kekufuran pada keimanan. Sehingga Allah mengubah keadaan mereka dari keadaan yang buruk menjadi keadaan yang baik.

Banyak ayah yang menganggap kalau tugas sudah cukup dengan memberi nafkah. Padahal ada tugas yang lebih penting yaitu memenuhi kebutuhan rohani anak-anak berupa keimanan dan amal saleh.

Dalam Islam, tidak hanya keselamatan dunia yang perlu dijaga, tetapi juga dengan keselamatan Akhiratnya. Lalu bagaimana bisa seorang laki-laki bisa menjaga keselamatan Akhirat istri dan anak-anaknya, bila keselamatan mereka di dunia saja diabaikan, dizalimi, dipermainkan?

Zainab padahal berencana membeli beberapa bekal buat buka puasa, tapi apapun sudah tidak dipikirkannya, yang di inginkan cepat sampai ke rumah.

Ini bukan kali pertama Hasan mengancamnya, bahkan sudah berulang kali, kalau uang tidak ada beras bantuan RASKIN pun di gasaknya, Hasan sudah tidak memikirkan lagi tentang anak-anaknya kelaparan, yang penting dia bisa menyenangi dirinya sendiri.

Sampai dirumah, hati Zainab sedikit tenang, melihat ketiga anaknya sedang bermain bersama, Zainab tidak masuk kerumah katanya mau beli sesuatu di warung buat berbuka, padahal sekalian melihat Hasan suaminya dan mau memeberikan uang yang dimintanya tadi. Bagi Zainab keselamatan anak-anaknya adalah yang paling utama.

Zainab bukannya takut terhadap teror Hasan tapi. Hasan sudah pernah hampir membuat Ilham meninggal ketika Ilham berumur 1 tahun yang saat itu Ilham masih menyusui, disandra oleh Hasan karena Hasan meminta uang rp. 50 ribu sedangkan Zainab hanya punya uang itu untuk membeli beras dan lauk untuk dua hari.

----

Banda Aceh, 04 Juni 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post