SUPKARWATI

Supkarwati. Boleh dipanggil Wati, Sup, Ucup. Lahir di Jakarta tanggal 25 Juni 1971. Pendidikan yang pernah ditempuh SD Bhayangkari 2 Jakarta, SMP Negeri 141 Jak...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ayo, Bakar Semangat Mereka!

Ayo, Bakar Semangat Mereka!

Anak pintar! Anak Pintar!

Ibu guru! Ibu Guru!

Apa kabarnya?

Baik-baik!

Apa kabarnya?

Baik-baik!

Ayo, bakar semangat kita! Tu, wa, ga, pat!

Wow........, semangat!

Tepuk tangan untuk kita semua!

(guru dan siswa pun bersama bertepuk tangan)

Itulah rangkaian kalimat yang sengaja dinyanyikan secara bersautan antara guru dan siswa dalam memulai pembelajaran bahasa Indonesia. Nyanyinya penuh ekspresi dan gerak. Suara membahana di kelas. Keceriaan terpancar dari wajah guru dan siswa. Tepuk tangan penuh semangat membuat jiwa dan raga pun menjadi betul-betul tergugah. Tak terasa gelora semangat memompa darah sehingga mampu mengeluarkan peluh yang menyertakan keluarnya racun-racun dalam tubuh.

Itulah yel-yel yang sengaja ditiru di dari sebuah acara talk show televisi swasta. Pembawa acara dan penontonnya bersaut-sautan sehingga gelora semangat mewarnai acara talkshow. Bisa dicontoh!

Karena sering sekali di kelas membicarakan acara tersebut, maka guru pun sengaja mengambil yel-yel itu menjadi yel-yel pembuka pembelajaran. Karena kalau anak-anak cukup akrab dengan sesuatu, guru akan mudah mengajarkannya. Memang kadang-kadang guru juga perlu update trend-nya para siswa untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran.

Syair dan gerakannya tentu diadaptasi dengan kebutuhan dan situasi di kelas. Guru menyebut siswanya dengan sebutan “anak pintar”. Tentu dengan sikap positif guru yang memandang semua siswanya sebagai anak pintar. Guru mengucapkannya sambil menunjuk mengarahkan tangan kanan yang terbuka semua jarinya ke arah siswa. Tangan diarahkan dari penjuru kiri ke kanan kanan. Begitupun halnya siswa menjawab panggilan “Ibu guru!” dengan tangan kanan yang terbuka semua jarinya ke arah guru.

Ketiga guru bertanya “Apa kabarnya?” kedua tangan diarahkan ke depan dengan telapak tangan yang terbuka ke arah siswa. Siswa menjawab “Baik-baik!” dengan mengacungkan 2 jempolnya.

Kalimat ajakan “Ayo, kita bakar semangat!” disambut hitungan satu, dua, tiga, dan empat yang dirangkai dengan kata seru “Wow...” yang sengaja dipanjangkan sambil memutar tangan akan menggambarkan ketakjuban. Begitu kata “semangat!” diucapkan, arahkan kedua tangan ke atas seolah-olah sedang melepas semangat menuju langit. Tepuk tangan yang riuh menutup yel-yel agar suasana semangat semakin menggelora.

Seberapa pentingnya seorang guru membangkitkan semangat siswa ketika memulai pembelajaran? Jawabannya: sangat-sangat penting! Sentuhan hati akan menggugah perhatian. Mungkin saja sebelum pelajaran, pikiran anak-anak sibuk dengan banyak hal. Yel-yel pasti akan dapat memusatkan perhatian. Mungkin saja anak dalam keadaan bete, maka yel-yel bisa jadi penggembiranya. Mungkin saja badan siswa lagi pada kaku, maka yel-yel yang diserta gerakan tangan dan tubuh bisa menjadi ajang pelenturan.

Begitu perhatian terpusat, hati gembira, dan badan bugar, barulah siswa kita ajak berpetualang dalam kegiatan belajar yang mengasyikkan. Bahkan yel-yel ini bisa juga membuat guru mengajar dengan penuh kegembiraan.

“Jika Anda secara sadar menciptakan kesempatan dan membawa kegembiraan dalam pekerjaan Anda, kegiatan mengajar dan belajar akan lebih menyenangkan. Kegembiraan membuat siswa siap belajar dengan lebih mudah bahkan dapat mengubah sikap negatif.”(DePorter; 2010).

Kegembiraan yang sengaja dikonsep dan dihadirkan mengawali pembelajaran akan membuat situasi kelas menjadi sangat enak. Siswa jadi sangat siap untuk belajar. Kesiapan akan membuat pembelajaran terasa sangat mudah. Bahkan kalau ada sikap-sikap negatif yang ada pada diri siswa atau guru akan berubah menjadi sikap positif.

Jadi, ciptakanlah yel-yel untuk mengawali kegiatan belajar mengajar di kelas dengan berbagai cara yang sederhana, mudah, tetapi tetap bermakna. Kita bakar semangat diri kita dan para siswa agar pembelajaran bisa mnyentuh ranah hati. Biarkan emosi positif membawa keberhasilan afektif, kognitif, dan psikomotor siswa kita di ruang-ruang kelas. Mereka akan rindu kelas, rindu belajar, dan rindu cerdas.

Ayo, kita bakar semangat!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ibu lanjutkan keren

03 Nov
Balas



search

New Post