Usia lanjut pasti datang. Di fase ini, pasti kemampuaan seseorang akan banyak yang menurun. Jenis kemampuan dan tingkat menurunnya pasti satu dan yang lainnya berbeda-beda. Masalah yang seringkali dialami biasanya menyangkut soal pendengaran, penglihatan, dan daya ingat. Ada banyak hal unik yang terjadi akibat menurunnya kemampuan pada manula.

Lalu bagaimana kisah seorang manula yang memiliki kemampuan penglihatan menurun tetapi masih semangat membantu anaknya di dapur? Mau tahu kisahnya? Cus....ah dibaca lengkap!

Mantan ratu dapur ini sehari-harinya memang semangat banget kalau beraksi di dapur. Aneka masakan enak selalu dihasilkan dari gerak lincah tangannya. Dari dapur pulalah, beliau dapat menyelamatkan urusan ekonomi keluarga pasca meninggalnya suami tercinta. Tujuh anaknya mampu diselamatkan urusan biaya sekolahnya. Cuan-cuan halal didapat dari berbagai jualan masakan mulai dari jualan keripik, nasi uduk, mie bakso, ayam bakar, katering kecil sebuah kantor, dan pengisi bazar makanan di beberapa event.

Perjuangannya yang selalu akrab dengan cobek, penggoreng, pansci, dan kompor tak dapat ditinggalkannya begitu saja. Oleh karena itu, meskipun manula, ibu ini tetap ingin eksis di urusan dapur. Kemampuan penglihatan yang menurun sering menjadi kegagalan hasil masakannya. Ada sayur tumis yang rasa bakar alias gosong. Bahkan pernah terjadi, penggorengan yang dipakainya memasak tak.mampu diletakkan dengan sempurna di atas kompor.

Agar tak menimbulkan bahaya bagi nenek, tentu saja akhirnya anak dan cucunya melarang beliau untuk beraksi di dapur. Melarang langsung begitu saja membuat Si Nenek sedih banget. Dia merasa nggak bermanfaat di rumah. Dia nggak bisa membantu anaknya di dapur. Kesedihannya itu sampai dicurhatkan kepada saudara yang datang. Nenek berurai mata dan merasa sedih dilarang bantu-bantu di dapur.

Sejak itu, si anak selalinakan meminta bantuan ibunya untuk mengupas bawang. Pekerjaan mudah dan sederhana ini rutin dilakukan nenek sambil menemani anaknya memasak. Bawangnya juga sedikit banget... Paling hanya 5 sampai 10 siuang campur antara bawang merah dan bawang putih.

Waktu berjalan bertahun-tahun. Sampai belakangan kupasan bawangnya benar-benar jauh dari sempurna. Ada saja bawang yang tidak terkupas sempurna. Anaknya akan menerima saja hasilnya dengan senang hati. Bahkan supaya tidak menimbulkan rasa sedih dan bersalah, anaknya akan mengupas kembali bawangnya dengan sembunyi-sembunyi. Karena mengupasnya juga lambat, anaknya biasanya sudah terlebih dahulu mengupas bawang lainnya.

Kesempurnaan kupasan bawang bukan tujuan utama. Melainkan memberikan kesempatan kepada nenek agar masih merasa diperlukan tenaganya. Meski masih ada kulit yang menempel.di bawang, buat anaknya bukan masalah utama.

"Masih ada kulit di bawangmu, buat aku bukan masalah. Dulu waktu aku kecil pun pasti kupasan bawangku sama seperti ini, tapi kamu nggak pernah marah. Kamu pasti akan dengan sabar mengupas sempurna bawangnya."