Pintu ruangan ada yang mengetuk.dan terdengarlah suara Bapak-bapak.

"Jatah makan datang!" Begitu kami buka, ternyata Pak Sugeng dan Pak Sueb ditemani 2 orang bapak lainnya. Ada yang tugasnya membagikan box nasi, air mineral, buah, snack, dan sendok. Semua dihitung sesuai jumlah penghuni ruangan.

"Selamat makan ya, ibu-ibu!" Kalimat penyemangat akan selalu disampaikan dan disambut ucapan terima kasih. Tak lama, perwakilan penghuni kamar akan mengambil semuanya sejumlah teman kamarnya.

Saatnya, makan bersama.

"Ayo-ayo, selagi hangat...!" kata Mbak Sutirah mengajak kami berempat untuk segera makan. Kami berlima selalu makan bareng-bareng.

"Pake apa Mbah menu kita hari ini?" tanya Enin pada Mbah Sutirah.

"Wah, semur daging! Dagingnya banyak banget! Enak banget, Nin" seru Mbah Sutirah yang sok tahu. Beliau kan pasti hanya ambil sedikit nasinya saja setiap kali makan. Dia akan makan bersama bekal abon buatannya sendiri yang dibawa dari kampung.

"Ini mah seperempat kilo juga ada kali ya?" tanya Mbak Jun.

"Iya bener," timpal Ibu Jul. Suaranya seperti terhalang daging besar yang sudah dimasukkan ke mulutny bareng sesuap nasi.

Saya dan enin cukup membuka 1 box saja. Ya begitu setiap kali makan. Satu box akan kita nikmati bersama. Kalau bareng-bareng, enin pasti akan semangat nyuap makanannya. Lagi pula, porsi menu makanan kita luar biasa banyaknya.

Kalau menu daging betul-betul banyak banget potongannya. Biasa kalau di Indonesia ukrannya untuk 3 orang. Jika ayam menu utamanya, selalu paha atas dengan ukuran yang maha besar. Belum pernah ayam bagian lain selalu paha atas. Lain lagi kalau telur dadar. Sudah besar, tebal pula. Pokoknya sudah seperti bantal yang baru kita beli.

Pastinukuran ini sudah dihitung kalorinya agar cukup untuk melakukan ibadah haji. Jamaah diberi yang banyak dan bergizi agar kuat melakukan aktivitas harian. Jangan sampai jamaah kelaparan. Pokoknya mantap!