Bayang Ilusi Penghalang Mimpi
Pertama kali mengikuti pelatihan menulis di Media Guru menyisakan berbagai kenangan. Kenangan yang manis maupun yang pahit saya rasakan. Betapa tidak, di kelas menulis ini, saya mendapatkan pengalaman dan teman baru. Mereka hebat-hebat. Ada beberapa diantara mereka yang pernah menjadi guru berprestasi. Kami pun mulai berbagi pengalaman. Hal ini dilakukan agar peserta pelatihan menulis semakin bersemangat. Apalagi dipandu oleh mentor yang tak kalah hebat.
Season demi season saya ikuti dengan penuh perhatian. Materi dan motivasi pun mulai digencarkan oleh sang mentor. Wajah-wajah kaku berubah menjadi haru biru mana kala pemandu menyampaikan inspirasinya yang begitu dahsyat. Program sagu sabu (satu guru satu buku) dengan mengadakan kegiatan gebyar literasi Media Guru. Acara ini rencananya akan digelar di Jakarta yang akan diikuti oleh guru alumni pelatihan menulis Media Guru. Wuuiiih! bayangan kemeriahan acara di depan mata.
Tak kuasa hati untuk menyampaikan rasa bahagia. Setidaknya saya turut merasakan kebahagian itu jika program tersebut dapat terwujud. Ada bayangan kegembiraan seandainya saya bisa mengikuti acara bergengsi ini. Namun apakah mungkin? saya hanyalah guru biasa yang belum pernah menulis sebelumnya. Lamunanku buyar tatkala teman disebelah saya bertanya “Ingin nulis apa bu?” Aku merasa kebingungan untuk menulis karena tidak memiliki ide sama sekali.
Hari pertama diakhiri dengan tugas membuat artikel dirumah. Kala itu acara diakhiri pukul 16.30 WIB. Begitu keluar dari gedung mendung di langit sangat pekat. Pertanda akan turun hujan lebat. Saya pun mulai mengikuti teman yang saya tumpangi. Dia membawa sepeda motor keluaran terbaru. Wow keren sepeda motor baru nih ye.
Sebelum meninggalkan gedung pelatihan hati sudah merasa bimbang. Namun apalah daya keluarga sudah menantiku pulang. Ada rasa was- was mengelayuti. Jangan-jangan hujan akan segera turun. Tepat sekali prediksiku, baru sepuluh menit perjalanan hujan turun sangat deras. Air tercurah dari langit begitu lebat. Mata pun mulai kabur karena keterbatasan jarak pandang.
Di perempatan pertama dari gedung pelatihan kami berhenti. Temanku membuka jog motor untuk mengambil mantol. “Ah mantol cuma satu gimana ini bu?” tanya temanku sambil membuka mantol yang dipegang. “Ya sudah kamu saja yang pakai!” jawabku. Walau badan ini takut juga dengan hujan.Namun kusembunyikan rasa itu. Mantol hanya satu dipakai oleh teman yang memboncengkan aku. “Aduh bagaimana ini, mana hari sudah mulai gelap lagi!” keluhku dalam hati.
Saat kami melanjutkan perjalanan hati sudah mulai gundah badan sudah mulai basah. Rasanya sejak mulai di perempatan tempat kami berhenti, badan mulai berat. Seakan ada bayangan yang mengikuti langkah kami.Namun saya coba untuk melupakannya. Tapi bayangan itu tak juga mau sirna.
Pukul 18.30 saya sampai di rumah. Bayangan yang mengikuti perjalananku masih ada. Pikiran mulai digelayuti rasa resah. Jangan-jangan ada makhluk halus yang mengikutiku sampai rumah. Merinding rasanya. Kucoba untuk menghilangkan kecemasan dengan istirahat sejenak. Namun ku ingat kembali tugas yang diberikan pemandu pelatihan menulis. Laptop mulai ku buka namun ketika akan berselancar dimedia, bayang itu muncul kembali. Semakin kaku dan ngilu jari jari tanganku untuk memulai menulis artikel. Ku lawan bayangan yang menggangguku. Tekad sudah bulat dengan niat membuat satu artikel.
Beberapa menit berjalan kalimat pemula sudah tersusun. Semakin banyak kalimat dibuat, sosok bayangan semakin menghilang. Ternyata bayangan yang mengikutiku itu, rasa takut yang ada dipikiranku. Ketakutan, kekhawatiran akan ditertawakan, dicemooh dan dikatakan tulisannya jelek, tak berbobot, picisan dan segudang kata kurang bagus yang akan terlontar. Terbayang dibenakku kritikan-kritikan tajam dan pedas yang akan disampaikan mentor esok hari. Tawa-tawa kecil peserta yang akan terdengar di telinga saat tulisan dibacakan.Namun saya berusaha untuk menyelesaikan tugas dan tantangan yang diberikan.
Satu tulisan sudah terselesaikan, saya coba untuk membacanya lagi. Kuperbaiki dan kutulis lagi kata –kata yang kurang pas.Semakin lama menulis ternyata semakin enjoy saya rasakan. Sosok bayangan yang menghantuiku menghilang. Tinggallah rasa percaya diri untuk menyelesaikan tantangan. Yang ada dipikiran hanya menulis, menulis, dan menulis. Entah apa jadinya tulisan yang tersusun nanti sudah tak kuhiraukan lagi. Yang penting rasa percaya diri sudah mulai tumbuh di hati.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Selalu seru cerita mediaguru ya Bu Suprapti. Semangat
Menulis menjadi asik klo kita menikmati ya Bu...