SUPRAPTO, S.Pd., M.Pd.

Penulis Buku: Belajar SET-SET WET dari NEGERI TIRAI BAMBU, adalah Seorang GURU BIOLOGI di SMAN 1 KEDUNGPRING, KAB. LAMONGAN, PROVINSI JAWA TIMUR 62272...

Selengkapnya
Navigasi Web
3.1.a.8. Koneksi Antar Materi Modul 3.1
Gambar 3.1.a.8. Koneksi Antar Materi Modul 3.1.

3.1.a.8. Koneksi Antar Materi Modul 3.1

3.1.a.8. Koneksi Antar Materi

Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

Oleh : Suprapto, M.Pd.

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Trilogi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

1. Ing Ngarsa Sung Tuladha

Pendidik yang berada di depan hendaknya menjadi contoh. Sung dalam bahasa Jawa berarti memberi, berasal dari kata asung. Sedangkan sung berarti menjadi, karena antara memberi dan menjadi memiliki makna yang berbeda. Menggambarkan situasi dimana seorang pendidik bukan hanya sebagai orang yang berjalan di depan tetapi juga harus menjadi teladan bagi semua orang yang mengikutinya. Pendidik harus memberikan contoh kepada siswa setidaknya mengenai hal yang diajarkannya. Kata Ing Ngarsa tidak dapat berdiri sendiri jika tidak mendapatkan kalimat penjelas dibelakangnya. Artinya seorang yang berada di depan jika belum menjadi teladan, maka belum pantas menyandang gelar pendidik.

Ing Ngarsa Sung Tuladha menekankan pada ranah afektif yang berkaitan dengan sikap, perilaku, emosi, dan nilai. Ranah ini mengenai perilaku-perilaku pendidik yang akan menjadi teladan bagi siswa. Sesungguhnya, setiap apapun yang dilakukan pendidik akan menarik perhatian dan contoh bagi siswa. Pendidik tidak bisa memerintahkan siswa untuk melakukan hal-hal yang pendidik sendiri belum memberikan contoh kepada siswa.

Di dalam Undang-undang (UU) No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen disebutkan bahwa ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, salah satu diantaranya adalah kompetensi kepribadian. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal guru yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, arif, dewasa, berwibawa, dan menjadi teladan bagi siswanya.

2. Ing Madya Mangun Karsa

Ing Madya artinya di tengah-tengah. Mangun artinya membangkitkan (menggugah), dan Karsa artinya bentuk kemauan (niat). Makna dari Ing Madya Mangun Karsa ialah seseorang di tengah harus mampu melibatkan diri membangkitkan (menggugah) semangat. Seorang pendidik jika berada ditengah-tengah siswanya harus mampu terlibat dalam setiap pembelajaran yang dilakukan siswa agar semua bisa mempersatukan semua gerak dan perilaku secara serentak untuk mencapai tujuan bersama.

Ajaran Ing Madya Mangun Karsa erat kaitannya dengan kebersamaan, kekompakan, dan kerjasama. Seorang pendidik tidak hanya melihat kepada orang yang dididiknya, tetapi juga harus berada di tengah-tengah siswa yang dididiknya. Pendidik harus mampu memberi wawasan pengetahuan kepada siswa. Sedapat mungkin pendidik menanamkan pendidikan kepribadian kepada siswa meskipun tidak secara langsung. Pendidik yang dapat bekerjasama dengan siswa yang berada ditengah-tengah kelompoknya dan secara kooperatif berusaha bersama sambil membantu siswa.

Di dalam Undang-undang (UU) No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen disebutkan bahwa ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru diantaranya kompetensi pedagogik artinya bahwa seorang guru harus mampu mengembangkan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya. Seorang guru harus memfasilitasi siswa untuk membentuk kepribadian baik secara akademik maupun non akademik.

3. Tut Wuri Handayani

Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang, dan handayani artinya memberikan dorongan moral atau dorongan semangat sehingga memiliki arti seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Pendidik harus mampu memberi kemerdekaan kepada siswa dengan perhatian sepenuhnya untuk memberikan petunjuk dan pengarahan.

Kemerdekaan pendidikan diberikan pendidik melalui tanggung jawab kepada siswa untuk memperlihatkan kemampuannya dan sebagai pendidik ia berdiri di belakang tentang bagaimana para pendidik dapat menumbuhkan dan merangsang serta mengarahkan setiap potensi yang dimiliki siswa, merupakan hal yang harus dipikirkan.

Di dalam Undang-undang (UU) No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen disebutkan bahwa ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru diantaranya kompetensi sosial, artinya seorang guru harus mampu berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik maupun siswa. Tidak membedakan agama, jenis kelamin, suku, latar belakang keluarga, serta status sosial keluarga dalam memberi perlakuan. Pendidik dapat pula berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan dalam berperilaku sosial, sebab guru perlu cakap dalam bersosialisasi untuk dapat lebih dekat dengan siswanya.

Ki Hadjar Dewantara menyebutkan tujuan trilogi tersebut adalah: 1) mencapai tujuan tertib dan damai, 2) membentuk manusia yang merdeka.

Tertib tidak akan tercapai jika tidak ada damai antar manusia. Manusia yang merdeka lahir dan batin adalah individu yang merdeka perasaannya dan merdeka perbuatannya. Masyarakat tertib dan damai hanya terwujud dalam satu kehidupan bersama berdasarkan cinta dan kasih sayang antar sesama, sama dalam hak dan kewajiban, sama derajat dan martabatnya.

Sistem yang diterapkan pada kolonial Belanda adalah anak dijadikan budak yang dapat mereka atur sekehendak mereka. Didikan ini merupakan pemerkosaan atas kehidupan batin anak sehingga budi pekertinya rusak disebabkan selalu hidup di bawah paksaan dan hukuman yang biasanya tidak setimpal dengan kesalahannya.

Ki Hadjar Dewantara menawarkan konsep trilogi pendidikan yang bersifat memanusiakan manusia dengan cara membentuk pribadi yang berakhlak mulia untuk dapat memberi teladan. Pandangan Ki Hadjar Dewantara mengimplisitkan landasan tugas pendidik adalah mengacu kepada pemulihan harkat martabat manusia dan diarahkan kepada bakat serta kodratnya. Hal ini berarti pendidik harus bersikap menuntun dan memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan kreatifitas yang memberikan manfaat bagi tumbuh kembang anak. Seorang pemimpin dalam proses pengambilan keputusan perlu menghayati, menjiwai, dan mengamalkan Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita sebagai calon guru penggerak yaitu : 1) Berpihak pada Murid, 2) Mandiri, 3) Reflektif, 4) Kolaboratif, dan 5) Inovatif, sangat berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan. Sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin, kita perlu mendasarkan keputusan kita pada tiga unsur yaitu : 1) berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan 3) bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Keterampilan coaching membekali seorang guru untuk menjadi coach bagi dirinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi solusi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik. Keterampilan coaching yang baik dengan memperhatikan tiga unsur, empat paradigma, tiga prinsip, dan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan sangat diperlukan untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab sangat diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awarennes), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skill).

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik. Pendidik yang baik akan mengambil keputusan yang berpihak kepada murid (demi kepentingan murid).

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Pengambilan keputusan yang tepat akan berdampak positif pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Pengambilan keputusan yang tepat dapat meminimalisir pihak yang dirugikan, dan win-win solution.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan-tantangan di lingkungan saya untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika, diantaranya yaitu :

1) Kurangnya pengertian dan kesadaran sebagian wali murid. Sebagian wali murid cenderung membela anaknya, meskipun anaknya dalam posisi salah.

2) Kurangnya kesadaran sebagian guru senior. Ada guru yang sulit menerima paradigma baru tentang kebijakan pendidikan.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengambilan keputusan dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita akan sangat berpengaruh jika berpihak kepada murid. Pengajaran yang mengetahui dan melihat kebutuhan belajar murid yang mendasarkan pada tiga aspek, yaitu : 1) Kebutuhan belajar murid (readiness), 2) Minat murid, dan 3) Profil Belajar Murid.

Kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda yaitu dengan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajaran yang mengambil keputusan dengan tepat dan baik dapat mengantarkan muridnya untuk semangat belajar dengan baik dan mampu mewujudkan keberhasilan murid dalam kehidupan. Murid akan terinspirasi dengan kata-kata, kalimat, dan tindakan yang dilakukan oleh seorang guru/pemimpin yang baik dalam pengambilan keputusan.

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Setelah saya mempelajari modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai pemimpin, maka saya memahami konsep dilema etika dan bujukan moral, 4 (empat) paradigma pengambilan keputusan, 3 (tiga) prinsip pengambilan keputusan, dan 9 (sembilan) langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Kegiatan pengambilan keputusan merupakan suatu keterampilan, semakin sering kita melakukannya maka semakin terlatih , fokus, dan tepat sasaran. Sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin, kita perlu mendasarkan keputusan kita pada 3 (tiga) unsur, yaitu: 1) berpihak pada murid, 2) berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan 3) bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Saya memahami dilema etika dan bujukan moral. Situasi dilema etika ketika kedua pilihan benar. Situasi dimana seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah maka situasi Bujukan moral.

Ada 4 (empat) pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika dalam pengambilan keputusan, yaitu ; 1) Individu lawan kelompok (individual vs community), 2) Rasa keadilan lawan kasihan (justice vs mercy), 3) Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyality), dan 4) Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term).

Ada 3 (tiga) prinsip pengambilan keputusan, yaitu: 1) Berpikir berbasis Hasil Akhir (End-Based Thinking), 2) Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan 3) Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking).

Ada 9 (sembilan) langkah pengambilan dan pengujian keputusan, yaitu : 1) Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, 2) Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, 3) Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, 4) Pengujian benar atau salah, yang meliputi 1. Uji legal, 2. Uji Regulasi /Standar Profesional, 3. Uji Intuisi, 4. Uji Publikasi, 5. Uji Panutan (Idola). Selanjutnya yaitu langkah ke 5) Pengujian Paradigma Benar lawan Benar, 6) Melakukan Prinsip Resolusi, 7) Investigasi Opsi Trilema, dan 8) Buat Keputusan, dan 9) Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Saya pernah mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Saya memutuskan memberikan nilai kepada sebagian murid di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Keputusan ini diambil karena murid tersebut tidak mengerjakan tugas Biologi. Di satu sisi, sebenarnya kasihan pada murid, namun disisi lain saya juga adil kepada murid yang lain. Saat itu, saya belum mempelajari modul 3.1, namun saya sudah mengambil keputusan demi kepentingan murid yaitu Paradigma Rasa Keadilan lawan rasa kasihan.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Setelah mempelajari Konsep Modul 3.1, Sangat berdampak positif bagi saya dalam pengambilan keputusan. Sebelum mengambil keputusan, saya harus memperhatikan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin, perlu mendasarkan keputusan kita pada tiga unsur yaitu : 1) berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan 3) bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sebagai seorang individu, bagi saya sangat penting untuk mempelajari modul 3.1. Sebelum mengambil keputusan, saya harus memperhatikan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Sebagai seorang pemimpin, bagi saya sangat penting untuk mempelajari modul 3.1. Sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin, perlu mendasarkan keputusan kita pada tiga unsur yaitu : 1) berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan 3) bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya keren

27 Oct
Balas

Terima Kasih Bu Rismalasari.

27 Oct



search

New Post