MENEROKA DAPUR PENTIGRAF BERSAMA PROF. TENGSOE TantanganMenulis365HdiGurusiana (H.158)

MENEROKA DAPUR PENTIGRAF BERSAMA PROF. TENGSOE

#TantanganMenulis365HdiGurusiana (H.158)

Oleh: SUPRAPTO, M.Pd.

Guru Biologi SMAN 1 Kedungpring, Kab. Lamongan

Semangat pagi Ibu/Bapak. Alhamdulillaahi Robbil ‘Aalamiin. Allahumma Sholli ‘Alaa Sayyidina Muhammad. Alhamdulillah, pada hari Sabtu Seru ini penulis mengikuti webinar beruntun sebanyak empat kali, yaitu: 1) Webinar ke-5 MediaGuru, 2) Webinar Menyosong Era Merdeka Belajar LP2M Universitas Negeri Malang, 3) Halal Bi Halal dan Webinar Series IGI Jawa Timur, dan 4) Webinar Prodi IPA, FKIP, Universitas Islam Lamongan (UNISLA). Webinar nomor urut 1 - 3 waktunya hampir bersamaan, saya mengawalinya dari webinar MediaGuru, sedangkan webinar nomor urut ke-4 waktu pelaksanaannya pukul 13.00 – 15.00 WIB. Resiko yang paling umum adalah terpental dari ruang zoom, sehingga mengikuti melalui streaming youtube.

Kesempatan kali ini, penulis mengulas tentang Webinar ke-5 MediaGuru. Webinar yang dilaksanakan pukul 08.00 – 10.00 WIB ini, menghadirkan dua narasumber, yaitu: 1) Prof. Dr. Tengsoe Tjahjono (Dosen Universitas Negeri Surabaya, Jawa Timur (Penemu Pentigraf), dan 2) Dr. Eko Prasetyo, M.Si., (Pemimpin Redaksi Media Guru Indonesia). Bapak Mohammad Ihsan (Pemimpin Umum MediaGuru dan CEO Gurusiana) bertindak sebagai moderator dan Bapak Fadibah Setiawan sebagai host. Setelah Bapak Mohammad Ihsan membuka acara webinar, dilanjutkan acara inti webinar yaitu presentasi dari kedua narasumber.

A. Prof. Dr. Tengsoe Tjahjono (Dosen Universitas Negeri Surabaya, Jawa Timur dan Penemu Pentigraf).

Beliau lahir di Jember, 3 Oktober 1958 (memasuki usia 62 tahun). Beliau pernah memperoleh penghargaan dari Gubernur Jawa Timur sebagai sastrawan berprestasi pada tahun 2012. Buku puisi Meditasi Kimchi, memperoleh Anugerah Sutasoma tahun 2017 dari Balai Bahasa Jawa Timur. Pernah juga mengajar di Hankuk University of Foreign Studies Korea. Pengalaman yang cukup fenomenal untuk mengembangkan prestasi di bidang sastra. Mendengar nama Prof. Tengsoe seolah mengingatkan memory saya, bahwa saya pernah belajar di IKIP Surabaya (Sekarang UNESA) pada era tahun 1994-1998. Sebagai alumni S-1 Pendidikan Biologi, FMIPA, Unesa, maka kampus Unesa Ketintang menyimpan banyak memory dan sangat tidak asing termasuk Fakultas Sastra (dulu FPBS).

Beliau membagi tema pembahasan Pentigraf (cerpen tiga paragraf), sebagai berikut: 1) Formula pentigraf, 2) Paragraf dalam pentigraf, 3) Kalimat langsung dalam pentigraf, 4) Bukan memindahkan fakta, 5) Elemen pentigraf, dan 6) Manfaat pentigraf dalam pembelajaran. Seorang penulis pentigraf disebut pentigrafis.

1) Formula pentigraf.

a) Fokus pada persoalan yang dihadapi tokoh, atau tema yang diangkat.

b) Elemen narasi yang berupa tokoh, alur, dan latar dihadirkan bersama-sama dalam satu jalinan yang utuh.

c) Kurangi dialog, ubah dialog ke dalam deskripsi atau narasi.

d) Hadirkan kejutan pada paragraf ke tiga, agar menjadi surprise pembaca.

e) Panjang paragraf maksimal 210 kata.

2) Paragraf dalam Pentigraf.

Paragraf dalam pentigraf terdiri dari tiga paragraf.

3) Kalimat langsung dalam pentigraf.

Kalimat langsung dalam pentigraf maksimal satu dalam satu paragraf, selebihnya dibuat kalimat tak langsung yang dinarasikan.

4) Bukan memindahkan fakta.

Penulis tidak diperkenankan memindah fakta ke dalam tulisan, tetapi mengolah fakta menjadi sebuah fakta baru.

5) Elemen Pentigraf, yaitu: a) Tema, b) Alur, c) Tokoh, d) Latar

6) Manfaat Pentigraf dalam Pengajaran

Membuat semangat peserta didik untuk membuat sebuah cerita singkat dan menarik.

B. Dr. Eko Prasetyo, M.Si (Pemimpin Redaksi MediaGuru).

Sebagaimana biasanya, Pak Eko mengawali presentasinya dengan kalimat penyemangat atau penyegar suasana, diantaranya “Menulis membuat kita awet muda, apalagi kalau mempunyai gaji bulanan lebih awet muda lagi”. Mari Berbincang tentang banyak Hal yang ringkas hari ini. Orang akan semakin sedikit mempunyai waktu untuk berliterasi. Hidup kita terlalu ringkas, apa yang dapat kita lakukan?

1) Karmina

Karmina merupakan pantun kilat, yang terdiri dua baris dalam setiap baitnya. Bait pertama berisi sampiran, bait ke dua merupakan isi pantun.

Karmina

(Pantun Kilat)

Contoh 1:

Mawar mekar indah berseri

Badan kekar tapi takut istri

Contoh 2:

Mentari Selaksa indah dalam swargi

Para istri jangan paksa suami nikah lagi

2) Haiku

Haiku merupakan puisi Jepang, terdiri dari tiga baris. Singkat, padat, dan hampir tidak ada tanda baca yang mengikutinya.

3) Putiba

Putiba merupakan puisi yang terdiri dari tiga bait. Masing-masing bait tidak harus sama barisnya.

4) Pentigraf Dua Sisi

Merupakan hasil karya Dr. Eko Prasetyo sendiri, pentigraf yang menarik untuk disimak, sebuah pentigraf pada sisi pertama mengajak pembaca untuk berfikir, bermain nalar, dan rasio, sedang sisi kedua ada nilai edukasi dan nilai sikap yang bisa diambil pembaca.