SUPRAPTO, S.Pd., M.Pd.

Penulis Buku: Belajar SET-SET WET dari NEGERI TIRAI BAMBU, adalah Seorang GURU BIOLOGI di SMAN 1 KEDUNGPRING, KAB. LAMONGAN, PROVINSI JAWA TIMUR 62272...

Selengkapnya
Navigasi Web

MENGAPRESIASI COVID-19 PADA HARDIKNAS 2020 (P.3) T. Menulis365HdiGurusiana (H.111)

MENGAPRESIASI COVID-19 PADA HARDIKNAS 2020 (P.3)

#TantanganMenulis365HaridiGurusiana (H.111)

Oleh: Suprapto, M.Pd.

Guru Biologi SMAN 1 kedungpring, Kab. Lamongan

Senin, 4 Mei 2020

 

Semangat pagi Ibu/Bapak. Semoga tetap sehat, semangat dan istikamah untuk menulis, membaca dan menulis (3M). Salam Literasi. Semangat untuk belajar harus selalu dipupuk. Era pandemi COVID-19 tak menyurutkan semangat untuk belajar “Diskusi Online Hardiknas yang diselenggarakan oleh HMJ Biologi “Nanas Merah” FMIPA, UNESA” dengan tema: “COVID-19 dan Pengaruhnya terhadap Pola Pembelajaran di Indonesia”. Alhamdulillahi Robbil ’Aalamiin. Allahumma Solli ‘Alaa Sayyidina Muhammad.

Adapun narasumber yang ketiga adalah Ibu Dr. Rinie Pratiwi Puspitawati, M.Si. (Dosen Pendidikan Biologi, Jurusan Biologi, FMIPA, Unesa). Tema yang belum angkat adalah: COVID-19, Mengapresiasi Melalui Pembelajaran. Sebelum memulai materi, beliau mengutip tulisan Ki Hajar Dewantoro yang berbunyi: “Jadikan setiap tempat sebagai sekolah, dan jadikan setiap orang sebagai guru”.

Motto Ki Hajar Dewantoro tersebut dapat dijadikan pedoman dalam pembelajaran, seperti saat pandemi COVID-19 ini dimana kita hanya bisa belajar di rumah, menjadikan rumah sebagai sekolah dan siapa yang lebih dewasa dirumah sebagai guru. Pembelajaran bisa dengan apresiasi. Esensi dari apresiasi yang dapatkan diterapkan dengan pola pikir, proses mencari, memahami, mencari hal baru, hal positif dan keuntungannya dan diimplementasikan guna menjawab atau menyelesaikan masalah.

Apresiasi dapat menciptakan sikap saling terbuka, saling menghargai, percaya diri akan hal-hal yang positif, dan bahkan melahirkan inovasi baru. Dengan anak-anak didik kita bisa mengapresiasi kondisi ini khususnya kondisi pandemi melalui gawai mereka masing masing, maka akan berkembang keterampilan-keterampilan seperti yang disyaratkan pada keterampilan abad ke 21 yaitu : critical thinking, creative thinking, communication, and collaboration. Kreativitas akan muncul bila kita dapat mengapresiasi fenomena, proses atau fakta-fakta.

Melalui apresiasi kita menghargai, kemudian mencari sisi positif dan akhirnya dapat menghasilkan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru yang kita hasilkan merupakan hasil atau produk suatu kreatifitas. Kreatifitas akan muncul bila kita dapat mengapresiasi fenomena, proses atau fakta-fakta. Melalui apresiasi kita menghargai kemudian mencari sisi positif dan akhirnya dapat menghasilkan sesuatu yang baru.

Mengapresiasi adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan cara berpikir kritis, kolaboratif dan komunikatif untuk menghasilkan ide inovatif sebagai hasil dari kreatifitas. Hasil akhir dari apresiasi adalah kognitif, afektif, dan psikomotor. Lalu bagaimana baiknya dalam penyampaian pelajaran? Pengemasan materi pelajaran dapat kita awali dari fenomena pandemi COVID-19.

Kita tuntun siswa untuk mempelajari materi dengan mengedepankan prinsip-prinsip berpikir ilmiah sehingga akan terbentuk sikap ilmiah. Sikap ilmiah akan menjadi barier dari kacaunya pola pikir dan informasi yang tidak tepat. Dengan melatih Literasi Sains, seperti saat ini semua orang cuci tangan, berjemur badan, mengkonsumsi vitamin dan herbal yang semuanya bisa diberikan alasan logisnya melalui siswa kita. Sehingga mereka dapat mengetahui informasi yang benar dan bukan hoax.

Jadi di era COVID-19 ini  agar kita bisa bertahan, maka harus berpikir positif. Bagaimana bentuk operasional berpikir positif kita? adalah dengan cara mengapresiasi kondisi dan semua informasi yang ada. Bila itu kita lakukan, meskipun kita tidak bisa bertatap muka dalam pembelajaran, tetapi tujuan holistik dari pendidikan, yaitu siswa yang berbudi pekerti, terampil dan cerdas dapat terwujud.

 

Diskusi / Tanya Jawab:

1.     Beberapa siswa, kesulitan mendapatkan paket data, karena kondisi keuangan keluarga. Apa ada solusi yg terbaik untuk masalah ini?

Hal memang ini merupakan masalah kita semua, saat ini semua lembaga sekolah telah mengalihkan dana kegiatan yang dirancang untuk tahun 2020 guna dialihkan pada penanganan COVID-19, salah satunya memberikan kuota internet pada siswa atau mahasiswa. hal tersebut perlu dikomunikasikan pada pihak sekolah.

2.     Bagaimana jika kelak diterapkan pembelajaran jarak jauh, berarti mengurangi jumlah guru untuk tatap muka. Berarti banyak pengangguran. Solusinya bagaimana ?

Hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena peran guru tak akan pernah tergantikan dengan adanya daring bahkan dengan robot sekalipun, dilihat dari tujuan pendidikan holistik mencakup aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Aspek afektif tidak akan bisa tercapai bila digantikan dengan daring, sebab aspek tersebut bertumpu pada melatihkan dan memodelingkan sikap sampai nilai-nilai sikap terkristalisasi dalam diri siswa.

3.     Bagaimana mengintegrasikan indigenous knowledge dan scientific knowledge dari fenomena COVID-19 ke dalam pendidikan dan pembelajaran yang berhubungan dengan suatu materi/konsep MIPA? dan bagaimana contoh serta penerapannya?

Kembali pada hakekat pembelajaran tidak pernah bisa lepas dari konten materi yang dikenal dengan pedagogi konten knowledge bahwa suatu pembelajaran keduanya melebur. Kita dapat menggunakan fenomena COVID-19, baik indigenous knowledge dan scientific knowledge dalam pembelajaran.

Contoh konkritnya materi pelajaran diawali dengan mendiskusikan fenomena COVID-19.

Misalnya untuk matematika: awali dari data yang tersaji dalam diagram, tabel COVID-19, ajak mereka membaca) baru dilanjutkan ke materi matematika yang relevan, mungkin terkait statistik dalam matematika).

Contoh lain: Sajikan fenomena cuci tangan dan bermasker lalu ajak mereka menganalisis mengapa harus begitu, setelah itu lanjut masuk ke materi reproduksi sel, mikroba atau konsep biologi yang relevan. Untuk perguruan tinggi sudah saatnya materi yang disajikan, harus bertumpu pada artikel hasil penelitian atau konsep-konsep terkait fenomena yang berkembang. Dengan demikian tidak usah khawatir, Anda akan menjadi guru yang dirindukan siswa atau mahasiswanya sebab materinya up to date.

4.     Pola pembelajaran seperti apa yang sebaiknya digunakan oleh guru selama LFH jika siswa tidak dapat mengakses internet  karena daerah mereka tidak terdapat fasilitas internet?

Kalau tidak ada internet tentu tidak bisa daring, namun jangan berkecil hati karena pembelajaran dapat dilakukan dalam kelompok kecil. Dengan jangka waktu yang intensitasnya dibanding hari sekolah normal, tentunya dalam bimbingan guru atau orang dewasa di sekitar siswa. Pembelajaran dapat didesain bertumpu pada kondisi atau fenomena alam sekitar dan jangan lupa tetap menggunakan prosedur protokol kesehatan yang disiplin, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan memakai sabun.

5.     Bagaimana pendapat Anda jika kedepannya proses pembelajaran generasi milenial dalam 1 minggu dibuat 3x bertatap muka dan 2x online. Sehingga bisa lebih fleksibel, tidak jenuh, dan tentu mengurangi beban biaya operasional sekolah?

Bisa saja hal itu dilaksanakan. Itu namanya pembelajaran Blended Learning. Bisa dilakukan dengan berbagai pendekatan, berbagai model dan berbagai mode. Tetapi perlu dirancang program belajar yang detail, semisal bila belajar terkait kompetensi kognitif bisa daring, saat harus terkait dengan psikomotorik atau melakukan kinerja ilmiah maka harus tatap muka. Hal tersebut sudah dirancang dan akan dikembangkan dalam perkuliahan mahasisiwa S-1 yang disebut dengan istilah "Merdeka Belajar”.

Pesan Ibu Dr. Rinie Pratiwi Puspitawati, M.Si:

Tetap semangat, berpikir positip, dan mengapresiasi apa yang ada di sekitar kita secara ilmiah.

 

 

Kesimpulan:

 “Jadikanlah setiap tempat sebagai sekolah dan jadikan setiap orang sebagai guru”. Petuah dari bapak Ki Hajar Dewantara ini dapat dijadikan pedoman dalam pembelajaran, seperti saat pandemi COVID-19 ini dimana kita hanya bisa belajar di rumah, menjadikan rumah sebagai sekolah dan siapa yang lebih dewasa dirumah sebagai guru. Pembelajaran bisa dengan apresiasi. Esensi dari apresiasi yang dapat diterapkan dengan pola pikir, proses mencari, memahami, mencari hal baru, dan lain-lain. Melalui apresiasi COVID-19 akan berkembang keterampilan-keterampilan seperti yang disyaratkan pada keterampilan abad ke 21 yaitu : critical thinking, creative thinking, communication, and collaboration.

Hasil akhir dari apresiasi adalah kognitif, afektif, dan psikomotor. Pengemasan materi pelajaran dapat diawali dari fenomena pandemi tersebut. KIta tuntun siswa untuk mempelajari materi dengan mengedepankan prinsip-prinsip berpikir ilmiah sehingga akan terbentuk sikap ilmiah. Sikap ilmiah akan menjadi barier dari kacaunya pola pikir dan informasi yang tidak tepat.

 

Bismillaahirrohmaanirrohiim. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 183-184).

 

 

“Pendidikan adalah paspor ke masa depan, karena besok milik mereka yang mempersiapkan hari ini“ (Malcolm X).

 

Selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional kepada seluruh pelajar, guru, dan tenaga kependidikan di Indonesia tercinta.

 

Selamat menunaikan ibadah puasa dan ibadah lainnya di bulan Ramadhan 1441 H. Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada kita, selalu meridloi setiap nafas, gerak dan langkah kita, dan ilmu yang kita peroleh semakin barokah serta COVID-19 segera tuntas. Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin.

 

Daftar Rujukan

Al Qur’an Digital Versi 2.0. 2004. Website: http://www.alquran-digital.com.  E-mail: [email protected].

 

 

Lamongan, 4 Mei 2020 M / 11 Ramadhan 1441 H

#TantanganMenulis365HaridiGurusiana (H.111)

#MenulisBagianDisiplinWaktu

Blog:  Supraptobio.gurusiana.id

Email: [email protected]

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

"Jadikan setiap tempat sebagai sekolah, dan setiap orang sebagai guru", ini takkan lapuak dek hujan dan takkan lakang dek panas. Mantap cocok tuk situasi saat ini(covid19). Terimakasih pencerahannya. Sangat bermanfaat. Keren

05 May
Balas

Terima kasih bu Hasnah Mila atas SKSSnya. Salam Kenal, Salam Literasi, Wassalamu'alaikum.

09 May



search

New Post