PEJUANG LITERASI DI ERA NORMAL BARU

#TantanganMenulis365HaridiGurusiana (H.209)

Pandemi Covid-19 belum berakhir, dan sekarang memasuki era normal baru pada tahun pelajaran 2020/2021. Sistem pembelajaran sebelum pandemi Covid-19 menggunakan tatap muka berubah secara signifikan dengan menggunakan sistem dalam jaringan (daring). Pembelajaran pada era normal baru tetap menggunakan sistem daring atau yang lebih dikenal dengan Belajar dari Rumah (BDR). Siap atau tidak siap, sistem pembelajaran daring menuntut guru untuk meningkatkan kemampuan literasinya terutama membaca dan menulis. Hal ini sangat sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (Al Qur’an surat Al ‘Alaq: 1-5).

Menurut The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), Literasi adalah seperangkat keterampilan nyata (keterampilan dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks) yang mana keterampilan itu diperoleh serta siapa yang memperolehnya. Menurut National Institute for Literacy, Literasi adalah kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat. Literasi tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan tertentu. Menurut Education Development Center (EDC), Literasi lebih dari sekedar kemampuan baca tulis. Literasi adalah kemampuan individu untuk menggunakan segenap potensi dan skill yang dimiliki dalam hidupnya. Literasi mencakup kemampuan membaca kata dan membaca dunia. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, literasi adalah kemampuan membaca dan memahami alam semesta (biosfer) dan kemampuan untuk memahami kebutuhan hidup berkualitas di abad ke-21 ini.

Pejuang literasi semakin teruji dengan adanya pandemic Covid-19. Beberapa sekolah pada jenjang SD dan SMP di daerah termasuk Kabupaten Lamongan sudah mulai membuka pembelajaran tatap muka di sekolah dengan sistem bergantian. SMA Negeri 1 Kedungpring, Kabupaten Lamongan memutuskan sistem pembelajaran dengan daring murni. Lima jenis literasi yaitu literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual sangat diperlukan untuk mendukung pembelajaran daring.

Persiapan Pembelajaran Daring:

1) Saya sebagai wali kelas melakukan silaturrohim ke rumah wali murid (peserta didik). Peserta didik yang menjadi tanggungannya sebanyak 34 siswa. Silaturrohim untuk survey kesiapan pembelajaran daring mulai dari ketersediaan smartphone, paket internet yang digunakan, dan lain-lain. Untuk mendukung pembelajaran daring ini, siswa akan disubsidi dari dana BOS sebesar Rp. 50.000,-. Kondisi siswa sangat bervariasi mulai dari kondisi keluarga, tingkat perekonomian orang tua, dan kondisi akses internet.

2) SMA Negeri 1 Kedungpring mengadakan workshop pembelajaran daring dan media pembelajaran untuk persiapan pembelajaran daring. Guru yang usianya bervariasi mulai dari 30 - 55 tahun diharapkan dapat adaptif untuk menyesuaikan pembelajaran daring. SMA Negeri 1 Kedungpring, Kabupaten Lamongan pada tahun pelajaran 2020/2021 ini bekerja sama dengan Ruang Guru dalam platform Ruang Kelas SMA Negeri 1 Kedungpring. Contoh: Saya mengajar mata pelajaran Biologi sebanyak 8 (delapan) kelas (rombongan belajar). Semua siswa yang saya ajar harus masuk ruang kelas Biologi-Suprapto. Saya menggunakan konten materi dari : 1) konten ruang belajar milik ruang guru, 2) tautan melalui blog pribadi dan blog supraptobio.gurusiana.id., 3) materi berupa file atau dokumen pribadi dan lain-lain.

Gerakan Literasi.

Gerakan literasi saya mulai dari diri sendiri dengan mengikuti tantangan menulis di Gurusiana (hari ke-209). Penulis berusaha menggerakkan teman-teman guru di Sekolah dan MGMP, meskipun belum memperoleh hasil yang signifikan. Tahun Pelajaran 2020/2021, penulis mendapat tugas tambahan sebagai Pembina Literasi, Buletin AKSI dan Mading. Melalui tugas tambahan tersebut, penulis akan menggerakkan literasi sekolah mulai dari pengurus dan anggota majalah AKSI. AKSI kepanjangan dari ajang kreatifitas siswa. Di samping majalah AKSI, gerakan literasi di sekolah juga memanfaatkan media sosial Instagram aksismaked_ dan WhatsApp grup (WAG).

Pengurus dan anggota majalah AKSI sebagai motor penggerak gerakan literasi di sekolah. Penumbuhan literasi dilakukan melalui kegiatan harian dan periodik. Alur pembudayaan yang dilakukan dengan diajarkan, dibiasakan, dilatih konsisten, menjadi kebiasaan, menjadi karakter, untuk kemudian menjadi budaya literasi. Semoga Allah SWT membimbing setiap gerak dan langkah kita. Aamiin.

Lamongan, 10 Agustus 2020

#MenulisBagianDisiplinWaktu

#SalamSemangatBiologi

#SemangatMenujuDiamondGurusiana

Blog: supraptobio.gurusiana.id

Email: [email protected]

Daftar Rujukan

Al Qur’an Digital Versi 2.0. 2004. Website: http://www.alquran-digital.com. E-mail: [email protected].