Karanggeneng, 11 Maret2020. Di Bumi Perkemahan Kwarda Jateng. Selamat ya, dengan varian yang beda mengulangi lagi tantangan menulis dari awal? Kok bisa sih? Ya… sejak kemarin seharian berkegiatan di lapangan. Tak ada laptop. Gawai pun terpakai untuk beraktivitas di lapangan hingga usai api unggun semalam. Masuk ruang transit baru nyadar kalau sudah pukul 00 lewat 40 menit. Maka jadilah tulisan ini. Meskipun demikian puas juga bisa menulis. Dalam hatiku tertawa. Menertawai penundaan pemberian tanda biru, seperti goresan pena di buku harianku.

Sesal itu datangnya di kemudian hari. Kita lalai bahwa dalam tubuh kita sudah diberikan isyarat. Manis itu ada di ujung lidah dan pahit itu terasa di pangkal lidah. Maknanya bahwa dalam kehidupan itu hal-hal yang manis, yang menarik perhatian selalu munculnya di awal. Sedangkan hal yang kurang menyenangkan, tidak menarik menjadikan rasa tidak enak itu datangnya kemudian. Bagaiamana agar kita bisa menikmati manis itu di akhir kehidupan?  Buatlah perencanaan yang baik dan lakukan dengan istikamah penuh kesungguhan. Gunakan gawai sebagai tanda pengingat dan alat bantu untuk sukses.

Setiap orang bisa membuat perencanaan kagiatan. Hal yang kadang tidak dilakukan adalah menyusun perencanan itu dalam beberapa varian. Plan A, Plan B, dan Plan C. Seperti halnya menulis. Seharusnya sewaktu kita akan menulis disiapkan pula perencanaan yang baik. Hari ini menulis apa dan besok menulis apa. Adakah yang bisa ditulis hari ini dan esok. Mengapa?

Agar tidak mengulang sesi awal dalam varian yang beda. Lalu dikatakan , kita maneuver karena Plan A tidak mungkin dilakukan. Ada hambatan di sana-sini. Maka dilakukanlah Plan B dan seterusnya. Lalu apakah kita melakukannya sesuai SOP yang sudah dibakukan? Ya. SOP yang telah disepakati harus dilakukan. Jika ada hal yang bisa di komunikasikan maka komunikasikanlah untuk kebaikan. Alaamak, nasib. Tulisan ini pun gagal tayang, karena tak ada jaringan di bumi perkemahan. Paket data pun limit kalau digunakan untuk penambatan dan hotspot portabel. Yah, jangan takut bahagia. Barokallahulana wa iyyakum.