SUPRIYADI, Drs, S. E, M. Pd

Lahir di Surabaya 24 Nopember 1966, nama pena Supriyadi Bro. Bertempat tinggal di Desa Brangkal, Kec. Sooko, Kab. Mojokerto. Membaca dan menulis adalah kes...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kursi Goyang Eyang Sumo2    ...

Kursi Goyang Eyang Sumo2 ...

#TagurMenulisHariKe203

#Cerpen

#SupriyadiBro

Kursi Goyang Eyang Sumo#2

...

Dengan ekspresi wajah ketakutan sampai tampak buliran keringat di kening pak Darmin, ketika diminta menceritakan kematian Eyang Sumo. Sesekali diusapnya wajah dan tampak kecemasan serta ketakutan di wajah pak Darmin. Mata pak Darmin seakan tidak bisa lepas dengan pandangan melirik ke kursi goyang, seakan ada yang ditakutinya. "Sudahlah, Den. Jangan tanyakan hal itu. Tanya yang lain aja ya?", kecemasan dan rasa takut di wajahya kian tergambar jelas.

Sedikit bujuk rayu dan ekspresi memelas, akhirnya Indra berhasil mendapat kesempatan mendengar cerita dari sumber terpercaya tentang misteri kematian Eyang Sumo." Den Indra janji ya, tidak cerita ke yang lain. Aden berhak tahu meski anak angkat eyang Sumo, meski nyawa saya sebagai taruhannya", nadanya terdengar bergetar dari mulut pak Darmin. Semenjak Indra meninggalkan eyang Sumo karena melanjutkan studi ke Kairo, ada peristiwa mengerikan dan terasa ganjil menimpa keluarga eyang Sumo. Peristiwa yang berbalut mistis itu menyisahkan aura menyeramkan di rumah tersebut.

"Malam itu tidak seperti biasanya, terasa sepi dalam dekapan kabut pekat, " pak Darmin mengawali ceritanya. Suasana perkampungan di lereng gunung yang rumahnya saling berjauhan dan ketebalan kabut yang biasanya membuat makin kental suasana majisnya. Saat malam menjelang larut di hari Kamis kliwon, beberapa kelelawar memasuki rumah eyang Sumo. Ragil anak ke tujuh eyang Sumo dikejutkan kehadiran burung gagak hitam yang nangkring di kursi goyang eyang Sumo. Saat itu eyang Sumo dan istri mengurus bisnis bakau ya ke luar kota. Di rumah tinggal Ragil, Badra anak ke empat dan Siska anak ke enam.

"Lho, romo kan tidak pelihara burung gagak. Seingatku cuma punya peliharaan enam burung perkutut kesayangannya, " rasa keheranan dan penasaran Indra. Pak Darmin mengangguk tanda membenarkan pernyataan Indra. Dengan sesekali melihat kursi goyang dan mengurut tengkuknya, pak Darmin seakan tidak ingin kembali bercerita. Ketakutannya seakan sudah di titik nadir. Wajahnya kian ketakutan ketika jam kuno berdentang 11 kali. "Sudah malam Den Indra, besok siang aja ya, saya lanjutkan ceritanya," katanya nyaris tidak terdengar seakan tersekat "takut Den, sudah menjelang larut malam." Pak Darmin mengusap matanya, kemudian nyeruput kopi, lalu menghisap rokoknya dalam-dalam.

Usaha Indra untuk memaksa pak Darmin bercerita hampir saja gagal, karena tiba-tiba datang beberapa kelelawar dan di ruangan itu. "Ayolah pak, lanjut ceritanya. Besok siang saya harus kembali ke Kairo," desak Indra. Wajah pak Darmin jadi pucat pasi, matanya mengikuti pusaran terbang kelelawar yang kemudian menghilang entah kemana. Ia diam beberapa saat dengan bibirnya komat kamit membaca doa. Jam kuno itu kembali berdentang 12 kali. Tangan pak Darmin tampak gemetar dan dingin menyentuh lenganku, mengajak pindah tempat ke ruang tamu.

"Aden, benar-benar ingin tahu meninggalnya Eyang Sumo? "

Malam itu Kamis kliwon atau Kamis malam Jumat Legi. Seperti malam ini peristiwa bermula dan berkepanjangan, musibah terus datang menimpa eyang Sumo dan Eyang putri dan tiga saudara Aden Indra. Sebagaimana yang saya ceritakan tadi, tanpa angin, ruangan tertutup, tiba-tiba datang serombongan kelelawar hadir seakan mengawal burung gagak hitam yang akhirnya bertengger di kursi goyang yang biasanya dipakai eyang Sumo. Lalu........

Apa maksud atau pertanda hadirnya dua jenis binatang tersebut? Apa yang dilakukan Ragil dan sadara- saudaranya terhadap binatang tersebut? Apa hubungannya dengan kematian Eyang Sumo?

Tampaknya pembaca harus sabar, rehat dulu. Tunggu kelanjutan ceritanya..... Ok, salam literasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

HE ..HE...BAKAL SERU NIH.LANJUTKAN.

05 Nov
Balas

Monggo diikuti terus, salam literasi dan sukses selalu

07 Nov



search

New Post