Cerita Kehidupan 2 (tagur ke-53)

Oleh : Suratni

Jeritan histeris sumarni saat ditinggal pergi wiyono suaminya untuk selama-lamanya itu masih membekas di benak calista. "Tangisan palsu" pikirnya. Putri sulungnya itu pun semakin kesal dengan tingkah sumarni. Seorang ibu harusnya menjadi figur dan contoh yang baik untuk putra putrinya. Namun semua itu berbanding terbalik dengan ibunya.

Sumarni sepertinya merasa senang dengan kepergian suaminya itu. Suami yang sakit-sakitan hanya akan menjadi beban baginya. Sekarang tidak ada lagi penghalang baginya. Dia merasa bebas untuk berbuat apa saja. Cinta memang sudah membutakan hatinya. Dia lupa akan perannya sebagai ibu dan bertingkah bak anak remaja. Sumarni bahkan sudah berani mengajak pria itu ke rumah disaat kuburan suaminya masih basah.

Calista benar-benar merasakan kepedihan yang sangat mendalam. Dia begitu menyayangi ayahnya. Bahkan semasa hidupnya calistalah yang lebih banyak mengurusnya. Memasakan makanan yang disukainya dan banyak lagi kenangan indah bersama yang begitu melekat di benaknya.

Bekasi

2/12/2020