Suratni

Guru SMP Negeri 1 Tarumajaya dan anggota KGPBR, email: [email protected], WA 081320155261, Motoku : Terus belajar, positive thinking dan selalu optimis dal...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENGGAPAI ASA BERBUAH CINTA (Part 2)

MENGGAPAI ASA BERBUAH CINTA (Part 2)

Menggapai Asa Berbuah Cinta Part 2 (tagur ke-21)

Oleh : Suratni

 

Pagi itu baik Marno maupun Hari bangun kesiangan, padahal Marno sedang kebagian shif pagi begitpun Hari dia ada jadwal kuliah pagi.  Akhirnya mereka rebutan kamar mandi. Masih seperti anak kecil keduanya tidak ada yang mau kalah.  Setelah selesai mandi bebek keduanya berangkat ke tempat aktivitas mereka masing-masing. Marno memang kemarin tidurnya sudah larut akibat begadang untuk menonton acara bola favoritnya sedangkan Hari sibuk dengan tugas-tugas kampusnya.  

 

Tini hanya diam saja menyaksikan kedua sepupunya itu.  Dia memang tidak pernah banyak bicara pada mereka.  Ngobrol pun seperlunya.  Kalau ditanya ya dijawab kalau tidak ya sudah.  Tini tidak mau dianggap sok tahu atau sok akrab.  Masih jelas dalam ingatan Tini sewaktu dia dan Hari pergi bersama untuk membeli baju.  Hari yang semula tidak mau pergi dengan Tini akhirnya pergi juga karena dipaksa oleh ibunya.  Di jalan Hari diam saja, untuk memecah kebisuan akhirnya Tini memulai pembicaraan,  namun usaha Tini itu malah membuat Hari kesal dan menyebutnya sok tahu dan sok akrab.  Padahal Tini hanya memberi saran agar mereka pergi ke pasar saja supaya harganya lebih terjangkau, namun Hari malah membawanya ke department store.   

 

“Tin” panggil bu lek.  Tini pun segera menghampiri bu lek nya.  Bu lek memberikan sebuah amplop.  Dengan sigap Tini membuka amplop tersebut dan akhirnya tersungging senyum di bibir Tini.  “Apa itu Tin” tanya bu lek.  Ini surat dari ibu di kampung bu lek.  Ibu mengirim foto adik-adik yang lucu-lucu.  “Oh bu lek pikir itu surat panggilan kerja”  seru bu lek sambil berlalu menuju dapur dan meneruskan pekerjaannya kembali.  

 

Tini pun lalu kembali ke atas, lalu merapikan kamar sepupunya.  Mengambil pakaian kotor mereka lalu bergegas untuk mencuci.  Tini mencuci sambil memikirkan perkataan bu lek nya tadi.  Sampai sekarang belum ada satupun panggilan kerja.  

 

Siang itu Hari sudah pulang karena dia hanya ada jadwal 2 mata kuliah saja.  Tini pun memberanikan diri untuk bertanya pada hari barang kali ada panggilan atau pemberitahuan kerja ke Hari.  Tini memang mencantumkan nomor handphone Hari di setiap surat lamaran yang dia kirim atas saran dari paman dan bibi nya karena Hari dianggap lebih longgar dan fleksible waktunya.  Hari yang lelah karena baru pulang pun lalu melempar handphone nya ke Tini.  “tuh lihat saja sendiri” jawab nya ketus.    Untung Tini sigap dalam menangkap lemparan Hari bak seorang kiper kesebelasan profesional.  

 

 

(Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow, cerpen yang keren Bund. Sukses selalu dan barakallahu fiik

31 Oct
Balas

Terimakasih bunda atas apresiasinya. salam literasi

02 Nov

Mantap cerita nya Bu

31 Oct
Balas

terimakasih pa.

31 Oct

Terimakasih atas apresiasinya pa. semangat terus dalam berkarya.

02 Nov

Oke banget cerpennya bu. Terus berkarya untuk pembaca. Salam sukses selalu

31 Oct
Balas

Terimakasih pa atas spiritnya. saya akan terus berkarya pa

02 Nov

Keren tulisannya Bu...sukses slalu

31 Oct
Balas

terimakasih pa. salam literasi

31 Oct

Keren bu... Penasaran kelanjutannya

31 Oct
Balas

Ya mba wulan terimkasih sudah setia membaca karya saya, jadi lebih semangat menulis

02 Nov



search

New Post