Nasihat Untuk Lisna (tagur ke-22)

Oleh : Suratni

Nafasnya yang terengah-engahpun tidak dapat menghentikanya. Lisna terus berlari sekencang-kencangnya seolah ingin segera mencapai titik ujung. Lima putaran sudah dia mengelilingi pasar itu. Melewati kios-kios yang sama. Ingin sekali dia singgah di salah satu penjual di pasar itu. Namun niatnya itu diurungkannya.

Lisna bertemu dengan teman-temannya. Lalu entah bagaimana mereka lalu seolah berlomba untuk mendapatkan sesuatu. Lisna sudah bermandikan keringat di sekujur tubuhnya. Lelah yang mendera tubuhnya tak jua reda. Entah sampai kapan kakinya terus menerus menyusuri bagian bumi itu.

"Dik. dik, dik" terdengar sayup-sayup di telinga lisna. Suara yang tidak asing baginya. "Dik, dik, dik" kali ini suaranya terdengar begitu jelas dan nyata. Dan akhirnya Lisna pun terbangun. Terlihat Bowo yang sedari tadi mencoba membangunkannya. Ternyata semua yang dialami Lisna tadi hanya mimpi. Namun walupun hanya mimpi Lisna merasakan kelelahan yang nyata di sekujur tubuhnya. Lalu Bowo memberi Lisna segelas air putih. Setelah itu Bowo mengingatkan Lisna supaya berdoa sebelum tidur.

Puriharapan

1/11/2020