Buntu
Buntu
#Tantangan Gurusiana
#TantanganMenulisHari_38
Selama sejam saya hanya menghaslkan tiga baris tulisan. Dan sungguh saya tidak tahu harus menulis apalagi. Saya tak bisa mengembangkan ide yang telah ada hingga menjadi sebuah tulisan. Sore ini hingga menjelang magrib tulisanku tak mengalami perkembangan, stag di satu paragraf. Ide itu ada, tetapi mengapa susah sekali untuk menguraikannya menjadi sebuah cerita. Segelas jus Alpokat buatanku telah habis meninggalkan gelas kosong, tapI tak juga membuat jari tergerak menambah deretan aksara di layar laptop. Akh… saya kehilangan diksi.
Menulis setiap hari selama sebulan tanpa jeda mestinya telah membuat sesorang terbiasa menuangkan ide dalam bentuk tulisan, harusnya jari-jari sudah lincah mengurai aksara hingga menjadi sebuah cerita. Tapi bagiku tidaklah demikian. Saat ini justru terasa lebih berat dari hari pertama menulis.
Sebenarnya hari ini saya ingin menulis tentang seorang siswaku, bagaimana dia yang awalnya tidak mengenal huruf, kemudian begitu semangat mengikuti pelajaran tambahan setelah pulang sekolah hingga meenunjukkan perkembangan yang luar biasa. Ingin kuceritakan betapa aku terharu saat melihat dia tadi pagi bisa dengan lantang membaca di depan teman-temannya, Ide yang cukup menarik, bukan?. sayangnya jariku terhenti di paragraf pertama.
Kuputuskan untuk mengganti ide tulisanku hari ini. Kuambil buku yang ditulis oleh seorang teman yang diterbitkan oleh media guru, sebaiknya aku menulis resensi buku saja. Tetapi buku itu kuletakkan kembali, membuat resensi mesti membaca kembali, tentu membutuhkan waktu yang tidak sebentar, sementara hari sudah beranjak malam. Jadi saya harus menulis apaa?
Pukul Sembilan malam akhirnya kutinggalkan laptop, berusaha menenangkan pikiran. Panik justru membuat pikiran bertambah buntu. Kuraih gawai dan membuka grup WA, berbalas komen di grup, dan mengomentari beberapa history teman. Tak jua ilham datang menghampiri.
Terbersit pikiran untuk istirahat saja dahulu dari tantangan. Tak mengapa remedy, toh dari awal targetnya hanya 30 hari menulis. Kalau ingin menulis dilanjutkan saja ketika ide sudah matang untuk dituang menjadi sebuah tulisan. Sekarang waktunya menutrisi otak dengan membaca, yah kebuntuan pikiran ini tentu karena tak ada upgrade ilmu pengetahuan pun penambahan kosakata. Bahkan tiga buah buku yang kubeli beberapa bulan yang lalu sampai sekarang belum tersentuh sama sekali. Kembali kutinggalkan laptopku, berwudhu dan kemudian siap-siap untuk tidur
Tiba-tiba ada rasa sedih menelisik hati. Kesedihan bukan karena tak bisa menyelesaikan tantangan, tetapi saya tahu ketika berhenti menulis malam ini maka akan sulit bagiku untuk memulainya kembali. Kuraih kembali laptopku yang masih menyala. Kuputuskan untuk menuliskan kegundahanku malam ini. Ya, aku harus menulis meskipun yang kutuliskan adalah kesulitanku dalam menulis.
Alhamdulillah, Menjelang tengah malam tulisan ini selesai. Proses menulis yang paling lama sepanjang mengikuti tantangan menulis Gurusiana. Semoga esok tak ada lagi kegundahan dalam mengolah ide menjadi sebuah rangkaian cerita.
Semangat untukku, semangat pejuang literasi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
masalah menjadi ide cerita yang bagus...keren buk