Sekarang bukan lagi sebuah tradisi bahwa guru honor hanya sebagai pelengkap. Mereka diibaratkan layak menikmati hidangan nasi goreng spesial seperti para pegawai pemerintahan lainnya.

Hal yang mengerikan adalah membuang mereka! otak-otak para pejabat yang kerap kali hanya melihat hanya dari sisi peraturan dan perundangan saja tanpa melihat secara keseluruhan sungguh keterlaluan.

Skema baru yang ditawatkan mungkin hanya janji manis mengingat beberapa bulan yang lalu mendengar curhatan teman yang menjadi honorer. Betapa teririsnya hati ini.

Lengkpnya bulan Mei tahun 2019. Para guru honorer yang bekerja pada sekolah negeri mendapat angin segar bahwa mereka akan segera diangkat dengan catatan melengkapi berkas pendukung. Airmata menetes karena haru bahwa impian mereka yang selama ini dirasa bertepuk sebelah tangan akhirnya menjadi kenyataan.

Banyak uang harus mereka persiapkan, mulai dari menyiapkan berkas pendukung, bahkan syarat tes sana-sini yang menghabiskan biaya sangat tak terhitung baginya.. apapun dilakukannya demi kenyataan yang ada didepan mereka. Namun kembali mereka harus menelan pil pahit dari janji para pemangku lepentingan.

Berkas pun sampai lusuh, kenyataan menghilang meninggalkan jejak pahit bahwa ini hanya khayalan. Karena justru yang mendapatkan porsi layak ternyata guru honorer yang mengajar di sekolah swata. Bara api mulai dipercikan oleh pemerintah. Adu domba mulai dilakukan.

Benar mereka adalah guru juga yang mendapatkan hak yang sama ingin mendapatkan gaji yang sesuai. Tetapi, harapan awal adalah bagaimana perihnya guri-guru yang bekerja di sekolah negeri, mereka mendapatkan honor yang tak layak, tidak bisa mendapatkan sertifikasi karena terbentur peraturan bahkan ganjalan lain yakni usia.

Bapak, ibu pejabat yang masih memiliki hati nurani...

Perjuangkanlah mereka! Sejatinya mereka pun ingin bahagia dengan layaknya sebagai guru. dengan gaji yang bisa mereka bagikan dengan bangga kepada anak dan isterinya, dengan sarana dan prasarana yang baik untuk mereka tempati atau banyak sekali list yang haris mereka dapatkan.

Buatlah peraturan baru yang memihak kepada mereka. Jangan membuat peraturan yang diujung-ujungnya akan mengakhiri hidup mereka yang telah mereka curahkan selama puluhan tahun dengan ikhlas. Perjuangkanlah meteka terutama buat mereka yang lanjut usia. Biarkan mereka menikmati kebahgian yang sebahagia-bahagiannya bisa dinikmati di akhir pengabdiannya..

Mereka ada di sini karena rasa tulus tingkat dewa yang mereka punya.

Hayo lembaga guru yang ada di Indonesia, berkumpulah, jalankan amanah ini untuk memperjuangkan keadilan bagi mereka. Jangan hanya diam tanpa melakukan sesuatu apapun.

Lihat nereka dan keluarganya yang serba menerima dengan keadaan apapun. Mereka layak diperjuangan menjadi bagian tubuh pemerintahan.