Suriyadi Al-Difaqi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
(Cerita Anak) Pawai Kartini di Masa Pandemi Covid 19
Ilustrasi Pawai Kartini (Sumber gambar : jawapos.com)

(Cerita Anak) Pawai Kartini di Masa Pandemi Covid 19

AlDifaqi- Kamis ceria. Rizka bergembira menyambut pagi. Semua anggota keluarga ia sapa dengan ramah.

"Semangat pagi..... Ayoooo.... Ayoooo..... siap beraktivitas...."

Mama yang sedang menyiapkan pakaian tak luput Rizka berikan sapaan dengan pelukan hangat.

"Semangat sekali kesayangan Mama ini." Ujar Mama

"Pasti dong Mama. Biar punya energi positif. Hari ini kan kegiatan Rizka full. Ditambah nanti akan ada acara pawai."

"Oh yaaa, harus itu. Biar sehat, biar lancar, juga biar sukses semua kegiatan Rizka."

"Aamiin... Terima kasih Mama sayang." Rizka memeluk Mama kembali.

#

Seluruh siswa kelas 4 sampai 6 SD Kerta Kusuma berkumpul di lapangan. Rencananya pagi ini sekolah mengadakan pawai keliling di area kompleks sekolahan. Sudah 2 tahun acara seremonial seperti ini terhenti karena adanya wabah virus covid-19. Khusus hari ini, sekolah mengadakan kembali acara pawai peringatan hari Kartini namun hanya diikuti kelas atas. Itu pun dengan protokol kesehatan seperti mengggunakan masker.

Beragam pakaian daerah dikenakan masing-masing siswa. Ada yang menggunakan pakaian Ulee Balang yang berasal dari propinsi Aceh. Ada juga yang mengenakan pakaian Bundo Kanduang yang berasal dari Sumatera Barat dengan ciri khas sunting di kepala bagi wanita . Rizka sendiri memakai pakaian adat yang berasal dari Kepulauan Riau yang dikenal dengan nama Teluk Belanga. Rizka ingin menggunakan pakaian yang lain dari kebanyakan teman-teman kenakan.

Yoana sahabat Rizka mengenakan pakaian Ulos yang berasal dari propinsi Sumatera Utara. Semua tampak cantik dan ganteng dengan pakaian adat yang dikenakan masing-masing siswa. Bapak Kepala Sekolah terlihat gagah dengan pakaian adat dari daerah Papua yang banyak sekali bulu-bulu di bagian penutup kepala.

"Anak-anakku semuanya. Kartini adalah sosok wanita luar biasa nan hebat. Perjuangannya untuk membantu semua wanita pada masa itu agar bisa belajar dan bersekolah, perlu kita teladani bersama. Bapak berharap kepada kalian semua, untuk bisa memiliki semangat juang membantu kepada siapapun agar bisa punya hak belajar dan bersekolah sebagaimana yang kalian rasakan saat ini." Ucap Kepala Sekolah dalam sambutannya sebelum melepas pawai.

"Tapi lebih penting dari itu, Bapak juga berharap kepada kalian yang memiliki kesempatan belajar dan bersekolah saat ini, mampu memanfaatkan sebaik mungkin untuk belajar sungguh-sungguh, rajin, ulet dan pantang menyerah dalam menyerap ilmu pengetahuan juga pengalaman dari Bapak Ibu Guru semua." Terdengar tepuk tangan meriah dari seluruh siswa

"Yuk sama-sama kita niatkan kembali dalam hati, untuk memulai semangat baru dalam belajar. Semangat menjadi lebih baik, kreatif juga produktif di setiap aktivitas yang kita jalani. Bapak percaya kalian adalah generasi penerus masa depan yang memiliki cita-cita mulya membawa kesuksesan dan kebahagiaan bagi Negara tercinta Indonesia." Tepuk tangan kembali riuh terdengar saat Kepala Sekolah selesai menyampaikan sambutan.

Saat yang di nanti pun tiba. Kepala Sekolah kemudian melepas peserta pawai peringatan hari Kartini dengan memotong tali pita yang terpasang di pagar gerbang sekolah. Paling depan terdapat sebuah mobil dengan penuh hiasan pernak-pernik kemerdekaan. Di Belakang terdapat satu becak, pun dengan pernak-pernik unik sebagai simbol alat transportasi masa dulu. Peserta pawai mengembangkan senyum kepada masyarakat yang menyaksikan pawai di pinggir jalan

#

Rizka sedang bersantai dengan Mama di teras rumah usai pulang dari sekolah. Segelas jus mangga dan pisang goreng tergeletak di atas meja. Rizka bercerita pengalaman mengikuti pawai tadi pagi di sekolah. Tak luput Rizka menjelaskan perjuangan Ibu Kartini kepada Mama. Termasuk pesan yang disampaikan Bapak Kepala Sekolah saat sambutan tadi.

"Ma, apakah sekarang ini Rizka masih bisa menjadi sosok seperti Ibu Kartini?"

"Bisa sayang. Semua orang bisa melakukan sebagaimana Ibu Kartini lakukan. Termasuk juga Mama."

"Rizka ingin mengajak teman-teman yang pengamen untuk bisa belajar di rumah ini hari sabtu dan minggu."

"Waah super sekali ide anak Mama."

"Tapi Rizka juga nanti butuh bantuan dari Mama dan Papa. Misalnya suatu waktu mendatangkan Guru atau Pembina untuk Rizka dan teman-teman belajar."

"Mama setuju banget sayang. Kita mulai dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu. Nanti kita atur dan susun lagi bareng Papa yaaa"

"Terima kasih Mama." Mama dan Rizka berpelukan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga sukses acaranya

21 Apr
Balas

Hehehehe... Terima kasih Ibu. Ini mah hanya cerita. Tidak asli alias ngga ada pawai. Hayalan belaka...

21 Apr
Balas



search

New Post