Surti Harjanti

Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMA Negeri 1 Tuntang. Ibu dari tiga anak. Tinggal di Candirejo, Tuntang. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Sometimes All You Have to Do is Ask

Kalimat itu saya baca di buku Chicken Soup for the Soul. Begitu mengalami kejadian kemarin saya langsung teringat kalimat tersebut.

Rabu, 21 Maret 2018, jam 7.45 saya masuk ruang pelatihan. Belum lama duduk saya merasakan HP bergetar. Saya buka ternyata ada pesan WA masuk dari sekolah Jihan. Saat itu pula hati saya bergetar.

Di layar HP terpampang undangan wisuda tahfidz 1,3 dan 5 juz. Waktu pelaksanaan Sabtu, 24 Maret 2018. Saya langsung meneteskan air mata. Teringat bahwa hari Jumat saya harus mendampingi siswa ke Bali. Teringat bahwa saya sudah menolak sejak dua tahun lalu. Tahun lalu sudah hampir berangkat tapi ada pelatihan.

Hati saya menjerit, haruskah saya mendahulukan kepentingan pekerjaan di atas kepentingan anak saya? Lagi? Yaa Allah, betapa sudah banyak kali saya mengecewakan anak-anak saya sendiri. Bukannya saya tidak tidak ikhlas. Bukan. Hanya saja, rasa bersalah tetap menyelusup di nurani keibuan saya.

Berapa kali rapor anak-anak bukan saya sendiri yang mengambil. Berapa kali kegiatan parenting tidak bisa saya hadiri. Berapa kali saya tidak bisa mendampingi anak saya outing class.

Tetesan air kembali menyeruak di pelupuk mata tanpa terkendali. Saya sampai harus sembunyi di kamar mandi untuk menangis. Saya malu terlihat cengeng di hadapan 40an peserta Bimtek. Tapi sungguh saya merasa tidak berdaya.

Saya membayangkan betapa kecewanya Jihan akan ketidakhadiran saya. Apalagi saat seorang teman mengatakan sesuatu yang mak jleb.

"Mesakke Nduuuuk Nduuk, kamu itu anaknya umimu apa anaknya ustadzahmu tho?"

Saya harus tetap berusaha agar bisa menghadiri acara kali ini. Betapa saya sudah menunggu-nunggu saat anak saya Wisuda Tahfidz. Saya pun menghubungi WA ibu Kepala Sekolah dan ibu Waka Kesiswaan. Setidaknya saya harus mencoba.

Alhamdulillah beliau berdua mengabulkan permintaan saya untuk tidak mendampingi siswa ke Bali. Tidak ada kata tetapi tidak ada kata tidak boleh. Ibu Kepala Sekolah mengatakan tidak apa-apa karena pendamping study tour sudah banyak. Alhamdulillaah.

Benar lah bahwa 'sometimes all you have to do is ask'. Kadangkala apa yang harus kau lakukan hanyalah meminta. Alhamdulillah apa yang saya minta dikabulkan. Saya lega dan bahagia.

Akhirnya saya bisa mengikuti Bimtek dengan lebih tenang. Bisa kembali tersenyum dan bisa kembali bercanda dengan para rekan.

Tuntang, 22 Maret 2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

tetep semangat. pendidikan anak adalah yang utama. itulah perjuangan yang sebenarnya

22 Mar
Balas

Njih Pak Leck Murman, posisi saya sebagai guru pendamping bisa diganti guru yang lain. Posisi saya sebagai ibu takkan tergantikan.

22 Mar

Sesibuk apapun momen2 penting bagi si ank, kita hrs hadir, spt pmbagian rapor , parenting dll. Ank akn bangga jk ortu mya hadir dan akn mrsa ksepian krn tmn2 didampingi ortunya. Smg kita bs jd ortu yg amanah ya bu.

22 Mar
Balas

Saya selalu usahakan bunda, tapi kadang bersamaan dengan pembagian rapor di sekolah saya, dan saya juga wali kelas. Hiks.

22 Mar

Pilihan yang tepat. Selamat bu. Subhanallah putranya pintar ya

22 Mar
Balas

Alhamdulillaah bu.

22 Mar



search

New Post