Surti Harjanti, S.S

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Aku Dikira Pembantu Ibuku

Namaku Janti. Aku masih kelas 7 atau kelas 1 SMP. Tubuhku gempal, berkulit gelap dan berambut lurus berwarna kemerahan. Jika kalian pernah lihat Dora the Explorer nah seperti itulah model rambutku. Aku juga punya hobi yang hampir sama dengan Dora, memakai celana pendek dipadu dengan kaos oblong. Hobiku lainnya adalah mencari ikan di sungai, memanjat pohon, dan ngebut dengan sepeda antik kesayanganku.

Sementara itu, ibuku sangat cantik. Berkulit putih bersih, hidung mancung, rambut hitam legam bergelombang. Satu hal yang mencolok, ada dua tahi lalat di wajah beliau. Orang bilang bu Marsih, ibuku, mirip Suzanna. Saat pertama bertemu dengan beliau, pasti terpana dan lirih berkata 'eh Suzanna.' Bukannya tidak bersyukur, tapi punya ibu yang kelewat cantik membuatku bagaikan seorang dayang. Itu sungguh menyakitkan hati, Saudara-saudara.

Seperti kejadian pada sore itu. Aku diajak memesan makanan ke tetangga beda RT. Sebut saja namanya bu Jum. Beliau memang terkenal pembuat snack yang hebat di kampung. Snack buatan beliau enak dan murah. Aku dan ibu naik sepeda kami masing-masing. Bu Jum menyambut bu Marsih dengan hangat. Kami dipersilakan masuk langsung ke bagian belakang.

"Bu, saya mau pesan makanan buat besok Rabu, ya?" Demikian ibu memulai percakapan.

"Bisa, Bu. Mau apa saja?" tanya bu Jum.

"Emmm, yang enak apa, ya? Buat arisan sekitar dua puluh orang, Bu."

"Oh begitu. Mari saya perlihatkan beberapa contohnya. Kebetulan pas ada yang pesan dan saya membuat lebih tadi."

Bu Jum mempersilakan ibu masuk ke ruang tengah. Aku juga ingin masuk namun tangan bu Jum menghentikan langkahku. Tubuhku setengah didorong disertai pandangan yang tidak mengenakkan. Huft, baiklah. Aku langsung balik kanan dan mengambil sepeda, pulang. Sebel banget rasanya. Emang dikira aku siapa?

*****

Satu jam kemudian ibu pulang sambil ngomel-ngomel.

"Kok pulang duluan, sih? Bukannya nunggu Ibu. Nggak enak tau nyepeda sendirian," omel ibuku.

"Lah, gimana nggak pulang? Mau ikut masuk aja ditolak, bahkan didorong sambil mendelik. Ya aku pulang aja," jawabku sewot.

"Masak sih?"

"Iyaaa Bundaku yang cantik jelitaaa. Mungkin anakmu yang buruk rupa ini dikira pembantu. Jadi nggak pantes masuk ke ruang tengahnya." Aku menjawab sambil berkaca-kaca.

"Ya Allah, makanya tadi pas Ibu tanya dimana anakku, wajahnya berubah pucat gitu. Ternyata begitu ceritanya. Maaf ya, Nduk."

"Huwaaaaa... Kenapa sih aku bisa nggak mirip sama Ibu? Emang bener aku dulu keliru di rumah sakit ya?"

"Eh, siapa bilang?" bantah ibu.

"Ibu sering bilang begitu kaaaan, huwaaa...." Air mataku mengalir deras.

"Ish, itu cuma becanda. Lihat deh jari kelingking kita, sama kan?"

Memang kelingking kami sama bentuknya. Tidak lurus tapi sedikit bengkok. Pokoknya bentuknya nggak biasa deh. Itu agak mengurangi gundah gundalaku eh gulana dhing. Baiklah, aku terima penjelasanmu, Ibu.

*****

Rabu itu aku pulang sekolah naik sepeda. Kali itu aku tidak memakai sepeda antik. Aku naik sepeda jengki warna biru. Aku memarkir sepeda di tempat biasa. Kulihat ada sepeda motor terparkir di halaman. Entah siapa.

"Assalamu'alaikum, aku pulang."

Kami terbiasa mengucap salam saat akan masuk rumah.

"Wa'alaikum salam."

Kudengar ada dua suara yang menjawab salamku. Kemudian aku melihat ternyata ada bu Jum sedang duduk bersama ibuku. Aku langsung membuang muka dan masuk kamar.

Tak sampai lima menit kemudian kudengar hu Jum pamit. Aku bisa melihatnya keluar terburu-buru dari jendela kamarku. Kurasa dia merasa ada yang memperhatikan lalu menoleh ke arahku. Aku menyipitkan mata dan tersenyum miring yang bermakna satu pesan padanya.

"APE LOE!!!"

Bu Jum terlihat memerah mukanya dan langsung tancap gas. Mungkin dia malu. Hmmmm, apa peduliku? Kibas rambut.

***********

Sekarang sih saya menyadari mengapa saya bisa keling sedangkan ibu saya putih. Ya iyalah. Hobi saya yang membuat saya begitu, he he he. Sekarang sih kulit saya lebih terang karena tidak lagi panas-panasan di sungai atau sepedaan sambil kebut-kebutan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post