Hari ini, kusempatkan waktu luang untuk menghadiri acara yang sudah aku agendakan dari seminggu yang lalu.

Pukul sembilan pagi aku sudah tiba dihalaman kampus. Sudah terlihat jejeran motor yang terparkir di depannya menandakan sudah banyaknya mahasiswa yang telah hadir.

Ku isi registrasi data sebagai data pelengkap ulang. Tak lama kemudian pandanganku melipir ke arah kiri yang tak jauh dari tempat dimana registrasi dilakukan. Disana terdapat kuliner pelepas dahaga yaitu adanya jajanan es " hayu meluncur" itulah nama jajanan yang menjadi suguhan pagi menjelang siang waktu itu. Dengan tampilan unik dan menarik akhirnya dengan mengeluarkan biaya yang ramah dikantong, satu cup es pun dapat aku nikmati. Memang tidak begitu banyak yang menjajakan dagangannya di stand pohon rindang itu, namun tidak mengurangi semangat para mahasiswa untuk ikut serta dalam kegiatan hari ini.

Kekompakan mereka dalam menata ruang seminar maupun dagangannya patut diapresiasi, karena memang dari kekompakan inilah timbul rasa persaudaraan yang hakiki.

Jadwal seminar memang lebih sedikit mulur dari waktu yang sudah ditentukan, karena banyak hal yang harus dipersiapkan dahulu. Secara hari ini kan week end iya kan? Seharusnya pukul sembilan acara sudah dimulai, namun pada pukul setengah sepuluh acara ini baru dibuka. Seperti biasa acara dibuka oleh moderator yang kemudian disusul dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh rekan Trenaldy yang kebetulan memang kebanyakan panitia HMP PAI merupakan teman sekelas ku.

Acara pertama hingga susunan acara yang ketiga telah usai dilakukan, kemudian acara keempat yaitu pengumuman untuk para literat yang sudah mengirimkan artikelnya yang diganti dengan tiket masuk seminar. " Yang namanya tercantum dalam lampiran pengumuman, dipersilahkan untuk maju kedepan untuk memberikan motivasi kepada mahasiswa lainnya agar ikut serta dalam kegiatan literasi ini". " tutur sang moderator cantik". Alhamdulillah namaku ada dalam list. Dengan langkah kaki bangga, aku berjalan menuju podium.

Setelah berbaris dengan teman yang lainnya, kini giliranku untuk mengutarakan apa yang menjadi motivasi saya untuk berliterasi. Walaupun dengan rasa sedikit nervous, akhirnya dengan sedikit terbata-bata ku ungkapkan rasa yang ada dalam benakku untuk mengajak para mahasiswa untuk ikut dalam memulai literasi ini, dengan kunci tidak ada kata terlambat untuk memulai. Meskipun aku sudah berumah tangga namun tidak menjadi penghalang bagiku untuk bisa menulis. Itulah sedikit gambaran yang aku tuai dalam pemaparan siang tadi.

Meski hanya diapresiasi dengan sertifikat, namun ada rasa bangga tersendiri yang membuncah dalam dada ketika berada dibarisan para literat tingkat mahasiswa. Kurang lebih hampir tiga puluh menit berdiri didepan, karena menunggu giliran yang lainnya menyampaikan motivasinya. Rasa pegal pada kaki yang terlalu lama berdiri dapat terkalahkan oleh rasa senang sekaligus bangga. Dibilang malu, ya memang sangat malu. Karena semua mata tertuju pada kami yang berbaris didepan.

Dalam penulisan inipun secara pribadi belum begitu sempurna dan masih banyak kekurangan dibandingkan kelebihannya. Mungkin bermula dari kesalahanlah, aku dapat memperbaiki kualitas yang lebih baik lagi.

Semoga terinspirasi.