Suryani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Tak Direstui

Sore itu, waktu sudah menunjukkan pukul setengah lima. Percakapan ku dengan sang suami via WhatsApp aku awali dengan mengetik : "Bebz.. (panggilan sayangku terhadap suamiku) bolehkan mama kerja kelompok bikin makalah dengan teman-teman mama?" Tanyaku pada sang suami melalui via WhatsApp.

"Jauh mah, ga bisa di tunda dulu ya? Lebih baik jangan hari ini, karena waktu sudah sore, nanti mama pulang kemalaman siapa yang jemput?" Kekhawatirannya mulai timbul.

" Tapi teman- teman mama sudah menunggu, hanya mama saja yang belum datang. Boleh ya bebz..?" Ucap manjaku dalam WhatsApp.

Sejenak percakapan mulai hening, kutunggu sekian menit namun belum juga ada balasan dari sang suami. Tak lama kemudian, suamiku langsung menelpon dan menekankan bahwa " jangan pergi sendiri, apalagi ini sudah mau Maghrib, lebih baik mengerjakan tugas di kampus saja nanti pada saat tidak ada dosen. Di kampuspun sudah diadakan WiFi. Terlebih lagi, tugas pasti bisa dikerjakan bersama tanpa ada acara saling tunggu menunggu sesama teman. Kalau mama masih ingin tetap pergi kerja kelompok,malam ini bebebz gak akan pulang ke rumah." Nada bicaranya meninggi dan terkesan mengancam.

" Iya bebz, kalau memang bebebz ga ngizinin, mama ga akan berangkat kok." Ucapku dengan nada lirih.

Obrolanpun diakhiri setelah terucapnya salam penutup.

Sebenarnya perasaanku sungguh sangat dilematis saat itu, disatu sisi ada suamiku yang harus kupatuhi, disisi lain ada tugas yang harusku selesaikan.

Setelah permintaan izin dari suami yang endingnya pun tak direstui untuk pergi. Akhirnya kuputuskan untuk mengabarkan kepada temanku bahwa hari ini aku tidak bisa ikut mengerjakan tugas makalah bersama mereka. Dengan alasan yang cukup logis tanpa harus membawa nama baik suamiku sendiri.

Dan akhirnya merekapun memaklumi alasan kenapa ku tidak bergabung bersamanya. Namun ada konsekuensi yang harus aku tebus sebagai pengganti rasa kecewa mereka, dengan menyanggupi memperbanyak tugas yang sudah diprint dengan cara difotokopi, agar setiap mahasiswa memiliki bahan bacaan untuk didiskusikan nantinya. Tugas tersebut kuterima dengan senang hati. Dan tidak ada rasa penyesalan meski tidak dapat hadir.

Sebagai seorang istri tentunya aku harus patuh terhadap suami yang menjadi imamku saat ini, Karena restu suami itu restu Tuhan jua. Marahnya suami kemurkaan Tuhan juga.

Semoga saja di lain waktu, jika ada tugas-tugas yang dosen berikan, aku dapat bergabung kembali bersama mereka. Dan akupun berharap semoga sang suami senantiasa meridhoi setiap langkah dan tujuanku untuk mencapai sukses.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantaps, langkah bijak tidak melanggar aturan dan berakhir dengan bijak. Suķses selalu dan barakallahu fiik

03 Oct
Balas

Soswet bgt sih

03 Oct
Balas



search

New Post