Sertifikasi guru
"Sudahlah pak, berhenti bercerita, jangan nyantai, cepat potongkan ayamnya, " ujarku pada pedagang ayam. Pedagang ayam langgananku ini memang suka bercerita. Aku suka sih, tapi tergantung situasi juga. Kalau lagi mau cepat, tentunya tak ingin berlama - lama mendengarkan ciloteh bapak ini.
Aku harus buru -.buru masak, untuk keperluan esok hari.
Ya esok hari adalah hari rabu. Hari yang penuh kesibukan. Aku harus mengajar ke sekolah jauh, sekolah tambahan tempat aku menambah jam mengajar, karena jauh dari rumahku dan dari sekolah induk, kira -kira 48 km, makanya aku menyebutnya dengan nama sekolah jauh. Aku menambah jam mengajar lumayan banyak, yaitu 16.jam pelajaran. melebihi jumlah jam mengajarku di sekolah induk.
Semua ini kulakukan untuk memenuhi target sertifikasi guru. Dimana para guru diwajibkan mengajar mininal 24 jam dengan bidang study yang diampunya, kalaupun beda tapi harus linier dengan bidang study yang diampu tersebut.
Bagiku ini bukanlah hal yang berat. Mungkin karena semangat yang masih menyala dan usia yang tuo alun, mudolah talampau.ibarat usia sadang bagolak.. Hehehe
Segala nasehat telah diberikan oleh sang suami, agar aku berhenti mengajar di sekolah jauh tersebut. Dia sangat khawatir akan keselamatanku. Disamping perempuan, akupun nyetir sendiri dan perjalanan kesana cukup banyak rintangan. Jalannya penuh lubang, sementara kendaraan yang lewat begitu banyak, terutama mobil-mobil besar yang membawa muatan sawit, membawa kerikil, pasir dan juga minyak inti sawit.
Maklumlah jalan yang kulalui ini adalah jalan jalur provinsi yang sarat dengat pabrik-pabrik dan juga tempat kilang minyak Caltex.
Tapi sesering suamiku menasehati, sesering itu pula aku bersikukuh memberikan alasan padanya. Agar tetap memberiku ijin untuk mengajar di sekolah jauh. Alasanku begitu banyak mulai dari kata-kata 'selagi aku masih kuat bang, selagi masih ada jam di sekolah lain untuk aku menambah jam.tengoklah ibu itu masih gigih bang, sambil aku menyebutkan nama guru yang ku maksud, kenapa aku mesti kalah bang?".
Dari pada berdebat terus, akhirnya suamiku mengalah dan berkata yo wes lah, tapi tolong hati-hati, jaga diri dan pandailah beradaptasi, ' ujar sang suamiku dengan mengelus dadanya.
Begitu selalu alasanku padanya, hingga aku langgeng mengajar cukup lama di sekolah jauh
Bersambung.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
luar biasa semangatnya Ibu...
terimakasih, sharing semangatnya Bu
Sedih aku, terharu menangis tersedu sedu Engkau mengingat sebuah cerita yang sulit dilupakan.
Sedih aku, terharu menangis tersedu sedu Engkau mengingat sebuah cerita yang sulit dilupakan.