HUJAN BULAN JULI

Hujan kembali menyambut dengan kesejukan di awal bulan Juli. Katamu, lupakan Juni. Lupakan meski sabarnya hujan bulan Juni tak terlupakan. Tentang rindunya pada pohon berbunga, mari ulang kembali di bulan ini. Yakinlah, meski hanya gerimis, tapi mampu membuat hatimu kian manis.

Hari beranjak malam, meninggalkan senja yang terlihat menggigil dalam kesendirian. Bukan karena hujan tak ingin berhenti, namun goresan-goresan halus di hatinya membuatnya memilih sepi sebagai tempat pelarian. Takkan lagi ada tanya, ke mana sajakmu kini?

Berpuisilah, katamu. Tentang angin yang menggugurkan daun-daun kering, tentang redup lampu jalanan yang menjadikanmu teman sunyi, juga tentang harum petricor yang kau hidu dalam-dalam.

Terlanjur basah, hujan telah mengguyur dengan derasnya. Jangan sesali, karena bagimu itu pasti manis, bukan? Tetaplah begitu, meski yang diinginkan masihlah menunggu waktu untuk pembuktian.

Terus, apa yang diharapkan di penghujung Juli? Semesta hanya berharap bunga-bunga terus mekar menebarkan keharuman di seluruh penjuru alam. Tak terkecuali, juga dalam hatimu.

Tondo, 12072021

Salam Literasi dari Tengah Sulawesi