Suryani Tajuddin

Guru biasa dengan berjuta mimpi☺️ ...

Selengkapnya
Navigasi Web

TRAGEDI KALA SENJA

TRAGEDI KALA SENJA

"Kang Mus, tumben buru-buru?" tanya Minto yang masih asik duduk di teras mesjid selepas Jumat. Biasanya aku dan Minto akan ngobrol dulu beberapa saat setelah rangkaian ibadah Jumat terselesaikan. "Iya ini, Min. Duluan ya ...," jawabku. Akupun mempercepat langkah kakiku menyusuri lorong jalan perumahan. Sajadah yang menempel di kepala cukuplah untuk melindungi diri dari sengatan panas matahari. Benar, kotaku terletak di khatulistiwa, maka tak heran jika panasnya luar biasa. Bukan tanpa sebab aku pulang tergesa-gesa. Sebelum berangkat, sempat kulirik notif pesan masuk di handphone, tapi tak sempat kubuka. Mungkin saja ada berita penting.

"Assalamu'alaikum ...," tanpa memperdulikan jawaban, aku terus saja membuka pintu yang memang jarang terkunci jika siang hari. Sesampai di kamar, peci, sajadah, dan sarung kugantung di tempat biasa dan mengganti dengan pakaian santai dalam rumah. Tiba-tiba ....

Ting!

Sebuah pesan masuk di gawai yang berada di atas meja. Itu gawaiku. Siapa gerangan? Penasaran, kubuka pesan tersebut. Ternyata berasal dari Azam, anak semata wayangku.

[Assalamu'alaikum, Abi ... Azam ingin pulang]

[Kok pulang? Azam kan baru seminggu di situ?]

[Azam rindu sama Umi dan Abi ....]

Ada sesak mendera di dada selepas membaca pesan Azam. Aku juga sebenarnya rindu padanya, namun inilah jalan yang terbaik agar kelak hidupnya penuh berkah. Setamat sekolah dasar, Azam sengaja kumasukkan di sebuah pondok pesantren di Jawa timur. Tak tega sebenarnya harus melepas anak sekecil itu berada jauh dari jangkauan. Namun, keputusan ini telah bulat. Apapun, Azam harus tetap sekolah di pondok, agar besar nanti bisa menjadi anak yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan agama. Aku ingin dia lebih baik dariku kelak.

[Abi dan umi juga rindu di sini ... Azam yang sabar ya, semoga nanti libur Abi dan Umi bisa datang berkunjung.]

[Bener, bi?]

[Insyaallah, jika berumur panjang] Balasku lagi.

[Tapi aku pengen sekarang, Bi ....]

[Ya, gak bisa, Nak. Abi masih belum cuti ... Azam mengaji yang rajin, doakan Abi dan umi semoga selalu sehat, selamat dunia akhirat.]

[Iya, Bi]

'Azam, seandainya kamu tahu, Abi dan umi juga sangat rindu. Semua terasa kurang ketika kamu tak ada di sisi kami. Ya Allah, jagalah selalu Azamku.'

***

"Abi, ayok cepetan. Dah telat nih!" seru Umi -- istriku tercinta dari balik pintu kamar.

"Tunggu bentar, masih rapikan ikat pinggang ini ...." jawabku.

"Jangan lupa, peci dan mukena yang di tas hitam, bawakan juga, Bi "

"Iya, Mi. Ibu sudah siap?"

"Sudah, Bi."

"Ayok, deh. Naik semua ke mobil." seruku pada Umi dan Ibu mertuaku.

Hari ini kami berencana berjaga di pameran pantai talise. Sudah tugas kami sebagai abdi negara harus mengikuti perintah atasan.

Mobil mini bus putih kukemudikan dengan tenang menyusuri jalanan aspal sepanjang pantai Talise. Suasana mendung membawa gerimis kecil menambah suasana senja kian dingin terasa.

" Kita magriban di mesjid apung aja, Bi" kata istriku lagi.

"Oke, sayang ..." jawabku sedikit menggodanya. Tiba-tiba ....

Pletak! Pletak! Pletak!

Duuuung! Duuuung!

Bumi berguncang sangat dahsyat membuat aku tak bisa lagi mengendalikan kemudiku. Dari arah laut terlihat gumpalan hitam seperti ombak yang sangat cepat menuju arah kami.

"Astagfirullah, Allahu Akbar! Allah Akbar!" Teriakku.

Kudengar istri dan ibu mertuaku juga panik dan mengucap takbir berkali-kali.

"Allahu Akbar! Abiii ...."

Sepertinya tak ada lagi kesempatan untuk lari dari ombak besar yang begitu cepat datangnya. Dalam keadaan panik yang luar biasa, hanya takbir yang bisa kuucap. Tangan kami saling menggenggam, apapun yang terjadi, kami telah pasrah. Akhirnya ....

Buuummmm!!!!

Mini bus yang kami tumpang terpental sekerasnya tersapu ombak besar. Tak ada lagi yang dapat menolong kecuali yang kuasa. Aku tak tahu bagaimana keadaan istri dan mertuaku. Masih hiduplah? Atau ....

'Ya, Allah .... Jagalah Azamku, jika jasad inipun nanti tak dapat ditemukan.'

Tamat.

Tondo, 20042021

Salam Literasi dari Tengah Sulawesi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post