Tantangan Memulis (138) Aku Bergerak, Kau Menyala
Trend bersepeda sedang marak akhir-akhir ini. Pagi ataupun sore. Biasanya di dominasi oleh para lelaki yang berusia tidak lagi muda. Namun beberapa hari ini saya perhatikan banyak sekali diminati oleh anak muda dan juga anak-anak baik laki-laki ataupun perempuan. Emak-emak juga tidak ketinggalan. Ada yang bersepeda di sekitar perumahannya, bahkan ada yang sampai ke arah pantai. Jauh perjalanan tidak menghalangi mereka untuk tetap bersepeda.
Faiz dan teman-teman tidak ketinggalan untuk bersepeda. Faiz selalu bersepeda setelah salat Ashar. Faiz yang biasanya malas makan sekarang mulai rajin. Alasannya agar ada tenaga untuk mengayuh sepeda. "Bu Chu bercerita di kelas bahwa makanan sebagai sumber energi," terang Faiz pada mamanya.
"Kalau tidak makan kan tidak apa-apa?" Tanya Mama Faiz.
"Tentu tidak bisa bersepeda, Mama," jawab Faiz.
"Faiz biasanya kuat."
"Sekarang tidak, Ma."
"Selama ini Faiz sudah tahu bahwa makanan itu sebagai sumber energi, tetapi Faiz selalu malas untuk makan."
"Hehehe, maaf, Ma, besok tidak malas lagi," ujarnya sambil tertawa.
"Bahan makanan yang kita makan itu mengandung energi kimia. Energi kimia ini dapat berubah menjadi energi gerak saat mengayuh sepeda. Jika Faiz tidak makan, tentu tidak ada energi yang akan diubah," lanjut mama Faiz.
"Iya, Mama," jawab Faiz.
"Mulai hari ini, Mama tidak dengar lagi kata malas makan. Sangat banyak manfaat makanan ini bagi tubuh kita."
"Oke, Bos," ucap Faiz sambil mengangakat tangannya.
"Faiz!"
"Faiz!"
Aris dan Apang memanggil Faiz di depan rumah.
"Iya," jawab Faiz sambil berlari keluar.
"Jalan kita lagi?" Faiz bertanya pada temannya.
"Fajar belum datang, tunggu sebentar," jawab Aris.
"Aku ambil minum dulu, kalian ada bawa minum?" Tanya Faiz.
"Nih," jawab Apang sambil menunjuk ke arah botol minumnya.
"Fajar sudah sampai, ayo kita jalan," ajak Faiz pada teman-temannya.
"Mama, kami berangkat."
"Iya, hati-hati di jalan. Perhatikan kendaraan bermotor, lihat juga kanan dan kiri saat menyebrang," pesan mama Faiz.
"Iya, Ma, kami berangkat," ucap mereka serempak.
Mereka akan menuju pantai. Jarak tempat tinggal Faiz dan teman-temannya tidak terlalu jauh dari pantai. Sampai di pantai mereka mencari tempat duduk yang nyaman untuk istirahat dan tak lupa minum air putih yang dibawa.
"Hari ini, Faiz sangat kuat," ujar Aris.
"Iya dong, Faiz," pungkas Faiz sambil menepuk dadanya.
"Sombong," ucap Fajar.
"Mau, tahu rahasianya?" Faiz mulai bertanya.
"Pasti karena kamu makan nasi sebelum berangkat tadi," jawab Aris segera.
"Hahaha," teman Faiz tertawa semuanya.
"Benarkan apa yang aku bilang, kalau kita makan maka kita akan kuat, lihat lenganku," ujar Aris sambil memperlihatkan lengannya.
"Kurus," jawab temannya serempak. Mereka tertawa bersama.
"Faiz, ada dinamo pada sepedamu? Kapan dipasang?" tanya Apang.
"Kemarin, jawab Faiz. "Papa yang pasang, supaya tidak terlalu gelap kalau kita pulang agak sore."
"Saat kita mengayuh sepeda, maka energi gerak dari ban sepeda akan mempengaruhi gerakan dinamo, energi gerak ini berubah menjadi energi listrik, sehingga lampu sepeda akan menyala," jelas Faiz.
"Itu kan yang kita pelajari kemarin bersama Bu Chu," pungkas Aris. Semakin cepat gerakan kita mengayuh sepeda, maka lampu akan semakin terang.'
"Kita coba nanti, benar atau tidaknya. Kemarin masih cerita Bu Chu saja. karena kita tidak ada yang bawa sepeda." Fajar mulai penasaran.
"Ayo kita jalan pulang, nanti keburu gelap. Kita salat Magrib di rumah saja," ajak Faiz.
Mereka berdiri dan mengambil sepeda masing-masing.
"Faiz, kayuh sepedanya yang kencang, aku mau melihat nyala lampunya. Biar aku yang jalan duluan," pinta Fajar pada Faiz.
"Aku juga."
Iya, Aku juga."
Akhirnya Faiz tinggal sendiri. Setelah teman-temannya sampai di ujung jalan, Faiz mulai bergerak. Mula-mula pelan, semakin lama semakin kencang.
"Wah, bagus sekali. Semakin terang."
"Iya."
"Ternyata benar apa yang disampaikan, Bu Chu," gumam Aris.
"Saat itu terjadi perubahan bentuk energi. Jika Faiz tidak makan, maka Faiz tidak bisa mengayuh sepeda dengan kuat," ujar Apang.
"Akibatnya lampu juga tidak akan menyala.
"Ayo, kita jalan lagi, nanti keburu azan Magrib," ajak Faiz pada teman-temannya. "Kita balapan ya." Faiz pun melajukan sepedanya dengan kencang.
Aris, Apang, dan Fajar segera menyusul Faiz yang sudah jauh meninggalkan mereka.
Padang, 17 Juni 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren, belajar fisika dengan cerita..
Terima kasih
Mantap dan keren, masuk pelajaran fisika nya
Iya
Fisika jadi cerita
Belajar menulis Fisuka dalam cerita
Mantap.Ilmu fisika.
Tandanya orang Fisika
Mantap.Ilmu fisika.
mantaap,
Terima kasih
mau kenal sm.bu Chu lah.....keren teta
Ayo datang ke sekolahnya
Mantap n keren sekaligus dpt ilmu
Terima kasih
Kontekstual. Mantap chu
Belajar mengaplikasikannya Uni