suryatmi supena

Saya adalah guru Seni Budaya di SMP Negeri 67 Jakarta. Pendidikan S1 jurusan Seni Musik. Pendidikan S2 jurusan Pendidikan Bahasa. Kedua pendidikan saya te...

Selengkapnya
Navigasi Web
PPG ... OH ... PPG.
TantanganGurusiana hari ke-2

PPG ... OH ... PPG.

Di usia ke-56 tahun, aku terpanggil untuk mengikuti PPG (Program Profesi Guru) angkatan 4 tahun 2021. Program pemerintah untuk guru mendapatkan sertifikat pendidik sebagai guru profesional. Pendidikan gratis yang kujalani selama 4 bulan. PPG Daljab (Dalam Jabatan) angkatan 4 di Universitas Negeri Manado (Unima).

Rasa senang bercampur takut dan ragu. Apakah di usiaku yang sudah tua ini akan mampu menjalani pendidikan selama 4 bulan? Apakah aku nantinya harus ke Manado? Jauh sekali Manado itu dari Jakarta. Aku harus meninggalkan keluarga selama 4 bulan. Sanggupkah aku? Semua bersatu berkecamuk dalam pikiranku.

*************

"Rin, aku juga terpanggil ikut PPG, tapi di Manado. Bagaimana nih? Jauh banget. Apakah harus aku ambil atau tolak aja ya?" begitu kuutarakan dalam telepon kegundahan perasaanku kepada teman guru yang masih muda belia yang sedang mengikuti PPG juga tapi di angkatan ke-3 dan dia dapat di Universitas Negeri Jakarta.

Rina teman guru yang masih muda, enerjik, baik dan selalu bantu aku ketika kesulitan dalam IT. Dia yang selalu support ketika aku sudah menyerah karena harus bisa membuat media pembelajaran berbasis IT. Dengan sabar, dia mengajariku tentang berbagai hal yang berkaitan dengan IT. Akhirnya aku mulai bisa dan terbiasa dengan pembelajaran berbasis IT, misalkan membuat absen dengan google form, membuat soal-soal dengan google form, memberikan pembelajaran dengan zoom, menugaskan siswa dengan google classroom. Yah...kondisi masih pandemi covid memaksa guru-guru harus bisa IT dalam penyampaian materi kepada siswa.

"Ambil bu Ami, ibu pasti bisa. Tenang aja bu, mudah-mudahan daring karena kan sekarang masih pandemi."

"Tapi, kalau nanti harus ke Manado gimana? Jauh banget Rin. Trus aku harus ninggalin keluarga selama 4 bulan?" selorohku dalam telepon penuh keraguan.

"Jika harus ke Manado...anggap aja liburan...hehehe....," suara tawa Rina menyemangatiku agar ikut PPG.

"Insya Allah tidak ke Manado Bu. Rina aja sekarang masih daring PPGnya. Kan sekarang masih pandemi Bu. Ayo...semangat bu Ami....," terdengar suara Rina menyemangatiku agar aku mau ikut PPG.

"Rin, kaya aku, apakah sanggup mengikuti PPG? Aku kan gaptek, Rin?" suaraku melemah, antara ingin ikut atau tidak.

"Tenang Bu Ami...Rina bantu, yang penting Bu Ami semangat mau ikut PPG," begitu janji Rina di telepon dengan suara lembut namun penuh semangat.

***********

Akhirnya kuputuskan untuk mengikuti PPG.

Selama proses PPG banyak hal yang aku harus bisa sendiri mengerjakan tugas-tugas. Di hari ke-3, aku merasa tidak sanggup dengan tugas-tugas PPG yang harus dikumpulkan tepat waktu. Sampai setiap hari aku harus tidur di atas jam 12 malam. Tugas mengajar dibantu teman guru yang lain. Aku hanya mengerjakan tugas-tugas PPG. Yah...aku mendapatkan dispensasi dari kepala sekolah agar bisa fokus pada PPG.

Walau sudah mendapatkan dispensasi dari kepala sekolah, ternyata tugas-tugas PPG luar biasa banyaknya. Aku sudah kelelahan dengan tugas-tugas itu. Rencananya aku mau mengundurkan diri dari PPG. Apalagi di kelompokku sudah ada yang mengundurkan diri karena sakit. Dan di fb pun, kubaca ada juga beberapa orang yang mengundurkan diri karena tak sanggup dengan tugas-tugas yang sulit dan banyak.

Keinginanku keluar dari PPG semakin kuat. Kuutarakan keinginanku untuk keluar di grup PPG. Tapi ternyata teman-teman PPG mensupportku dengan berbagai cara hingga akhirnya kubatalkan untuk keluar dari PPG.

*********

Lanjut di PPG.

Banyak tugas-tugas PPG yang berbasis IT. Kucoba di youtube tutorialnya. Rasanya malu kalau terus menerus meminta tolong pada Rina karena juga sedang berjuang di PPG.

Selama 2 bulan, aku masih sanggup mengerjakan tugas-tugas PPG yang dikerjakan daring sendirian. Di bulan ke-3, tugas-tugas sudah mulai dengan praktik mengajar yaitu peer teaching, dan PPL. Mulailah dengan tugas mengedit video dari yang 40 menit diubah ke 15 menit dengan dibuat tulisan-tulisan untuk memperjelas kegiatan mengajar. Aku kesulitan. Aku merasa tidak sanggup meneruskan PPG ini, tapi aku sudah di tengah proses PPG. Akhirnya kukuatkan diriku sendiri untuk tetap melanjutkan PPG.

***********

Kuputuskan untuk kost.

Aku kost dekat dengan tempatku mengajar karena tugas-tugas sudah beralih ke praktik mengajar. Berharap bisa praktik mengajar luring namun kondisinya tidak memungkinkan karena masih PTM (Pembelajaran Tatap Muka) terbatas. Akhirnya praktik mengajarnya daring.

Ditugas mengedit video, aku tak sanggup walau sudah berusaha dengan melihat tutorialnya di youtube.

Awalnya aku minta bantuan temanku yang pintar IT. Kuperhatikan, hampir 3 jam pengeditan video belum selesai. Aku jadi tidak enak. Akhirnya dia pulang dan meneruskannya di rumah. Malamnya dia share hasil editan videonya, namun tidak sesuai yang kuharapkan.

Minta bantuan anakku, Putri.

"Putri, kamu bisa tidak mengedit video?" dengan berharap jawaban bisa.

"Bisa bund. Emangnya kenapa?" suara anakku Putri terdengar di telepon.

"Bisa bantu ibu, Nak?" tanyaku penuh harap.

"Bisa bund. Kapan?" tanya anakku di telepon.

"Siang ini bisa ke tempat kost bunda?"

"Bisa bund." kata Putri menutup telepon dan berjanji langsung berangkat ke tempat kostku.

**********

Bantuan anakku Putri.

Kulihat anakku mengedit video dari jam 2 siang hingga jam 9 malam baru selesai.

"Oallaaa....kasihan anakku. Waktunya habis tersita hanya untuk mengerjakan tugas-tugas PPGku," aku bergumam dalam hati.

Putri anakku yang pertama baru menikah. Dia masih kuliah dan belum dikaruniai anak. Dia tinggal bersama suami dan mertuanya. Dia jago IT.

Ketika pamit, anakku Putri menganjurkan aku untuk tinggal dekat rumahnya agar bisa membantuku.

**********

Kost dekat dengan tempat tinggal Putri.

Dua bulan terakhir, tugas-tugas PPG banyak dibantu Putri anakku.

Aku pilih kost karena biar fokus untuk mengerjakan tugas-tugas PPG.

Banyak juga tugas-tugas yang kukerjakan sendiri karena anakku masih kuliah dan tugas-tugasnya juga banyak. Aku berusaha untuk tidak terlalu banyak bergantung pada anakku. Tugas-tugas anakku hanya mengedit video dan mengupload berkas-berkas.

**********

Down lagi....

Saat bulan keempat di minggu ke-3 sudah terjadwal Ukin (Uji Kinerja) dan UP (Uji Pengetahuan).

Setelah Ukin ada tugas-tugas yang harus dikerjakan yaitu mengupload berkas-berkas yang banyak banget dengan deadline pukul 12 malam.

Siangnya aku buat video Ukin hingga sore hari. Malamnya mengupload berkas-berkas buat nanti mengikuti UP..

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, sementara berkas-berkas masih banyak yang belum terupload.

"Aku nyerah. Nyeraaaahhh....." gumamku dalam hati dan tanpa terasa air mataku deras mengalir. Akhirnya aku menangis sejadi-jadinya.

"Ya Allah...apakah aku harus keluar dari PPG? Perjuanganku tinggal selangkah lagi ya Allah. Apa yang harus aku lakukan ya Allah?" Aku terus menangis histeris.

Kutelepon Putri untuk bantu aku. Sambil menangis, kuminta anakku mengedit video Ukin dari 60 menit hingga menjadi 30 menit.

Lalu kutelepon temanku yang jago IT, Bety untuk minta tolong bantu mengupload berkas-berkasku. Alhamdulillah, dia mau bantu aku. Di jam 10 malam berkas-berkasku mulai diupload melalui WA dan telepon. Di pukul 11.59 malam, di detik terakhir, temanku Bety berhasil mengirim upload berkas-berkasku. Alhamdulillah....

"Bu Ami...sudah aku upload dan kirim ya berkas-berkas Bu Ami," terdengar suara Bety di telepon.

"Alhamdulillah...Putriii...," kupeluk anakku Putri yang sedang mengedit video.

"Akhirnyaaa...,"aku peluk Putri dan tangisku pecah. Bersyukur pada Allah, saat deadline akhirnya tuntas sudah tugas-tugasku.

Besoknya deadline pengiriman video Ukin. Akhirnya kukirim editan video editan anakku yang semalam diedit dan selesainya siang ini.

"Alhamdulillah, tuntas sudah semua tugas-tugas PPGku,"kataku dalam hati sambil tak terasa air mata mengalir deras.

************

UP (Uji Pengetahuan).

Semalam sudah kupersiapkan diri belajar materi-materi UP.

Besoknya saat UP, ternyata apa yang kupelajari berbeda dengan apa yang diujikan. Bleng...otakku.

"Ya Allah...hamba pasrah pada-Mu,"gemetar suaraku dalam hati mengakhiri UP.

**********

Pengumuman....

Saat pengumuman tiba, aku tidak berani untuk membuka link pengumuman. Teman-temanku sudah banyak yang link pengumuman. Mereka ada yang lulus dan ada yang tidak.

Di grup PPG sudah ramai membicarakan lulus dan tidak lulus. Dengkulku lemas, dada berdetak kencang dan tangan gemetaran. Dalam perjalanan pulang, kuberanikan diri untuk membuka link pengumuman....

Akhirnyaaaa....kuzoom namaku, kugeser ke kanan untuk melihat lulus atau tidak.

"Alhamdulillah...ya Allah...hamba lulus. Terima kasih atas mukzizat-Mu," berbisik kuucap syukur pada Sang Maha Penentu.

**************

Jakarta, 4 Januari 2022.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post