Oleh:Susanah

#Tantangan Gurusiana hari ke-55#

Kulirik jam wekker di nakas tempat tidurku. Hampir tengah malam. Kakiku menginjak lantai yang dingin,dan sambil berjinjit aku melangkah keluar kamar. Melangkah pelan agar tiak menimbulkan suara dan membangunkan suami dan anakku. Kutempelkan telingaku di pintu kamar anakku...sunyi. Ceklek...pelan kubuka. Tanganku meraih tombol lampu dan mematikannya. "Ahh...kebiasaan!',gerutuku. Tiap malam aku harus membereskan peralatan elektronik pria muda yang sudah mendengkur halus. Anak lelaki,semata wayang. Meletakkan smua pada tempatnya agar ketika dia bangun terlihat nyaman. entah sudah berapa kali aku mengingatkan untuk membenahi meja belajarnya sebelum tidur. Kakinya sedikit menggantung...perlahan aku menggeser tubuhnya agar nyaman tidurnya sehingga besok ketika dia bangun tubuhnya tidak terasa pegal. kutarik selimut dan menutupi tubuhnya agar tidak merasa dingin dinihari nanti. Kuusap dahinya sejenak,mengamati wajahnya sangat mirip denganku. "Selamat malam,Nak!"gumamku sambil meninggalkan kamar dan menutup pelan pintunya.

Memasuki kamarku kembali tanpa bersuara. Wajah pria idolaku terlihat damai saat tidur,kendati seharian ia bekerja keras. Kutatap lekat wajah itu,dan perlahan kuusap pipinya. ' I love You,Man"bisikku dengan mesra. Sejenak tubuh itu menggeliat...kuusap punggungnya agar tidurnya kembali pulas sehingga esok ketika bangun tubuhnya segar karena tidak kurang tidur. Perlahan aku beranjak ke lemari dan memeriksa pakaian kerja suamiku. Lega...sudah siap,sehingga esok tak lagi terburu-buru. Yang terakhir aku ke kamar mandi membasuh mukaku dan menyisir rambut yang kusut. Pelan-pelan aku duduk di sofa kamar dan mengambil waktu teduh untuk berdoa. Menaikkan syukur untuk semua yang kuterima hari ini. Kusebut satu persatu orang yang kukasihi dalam seru doa malamku. Terbayang wajah ibuku sesaat....

Ibu...aku melakukan juga tiap malam. Teladanmu kuikuti. Wanita sederhana yang mengajari banyak hal. Sering kudapati ibuku,menyelimutiku saat aku tertidur lalu membereskan peralatan kuliahku. Mengusap wajahku dan mencium keningku. Beberapa kali aku mendapatinya,berdoa tengah malam dan menyebut namaku. Saat itulah hatiku bergetar. Doa ibuku mengantarku seperti sekarang ini.