Susanah

Di mana bumi dipijak, disitu langit dijunjung...bekerja dengan ihklas untuk menjadi berkat bagi sesama ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Andai Aku Bisa

Andai Aku Bisa

Oleh Susanah

#Tantangan Gurusiana Hari ke-122#

Mentari menyapa pagi. Insan mulai lagi bergelut dengan hari yang menantang untuk ditaklukan. Ini hari ketiga Rumi ada di kota kelahirannya. Kota penuh manis kenangan masa kecil. Kota yang sebenarnya tak ingin ia tinggalkan,jika bukan karena studi dan pekerjaan yang didamkan. Namun juga kota yang memberi bekas luka yang sulit dihapus. Rumi memesan mobil online untuk membawanya ke tempat ia mendapatkan ketenangan jika hatinya dalam mode galau. Pertemuannya dengan Prakoso menjadikan harinya tak lagi indah. Semalam.Rumi sulit memejamkan mata. Pandangan pria itu masih sama seperti 27 tahun lalu. Dan Rumi membenci itu. Ia ingin mendapati pria itu tak.mengingatnya lagi,paling tidak.berpura-pura tidak ingat agar kebenciannya tak goyah. Rumi memutuskan untuk membenci pria yang memberi kenangan indah. Rumi ingin mengubur kenangan itu dan hampir berhasil. Pada akhirnya Rumi.menyesali keputusannya pulang ke kota ini.

Rumi turun di pinggir jalan dan meneruskan perjalanannya dengan berjalan kaki. Melewati beberapa rumah,kini kakinya sudah menginjak pinggiran danau. Danau kecil di pinggiran desa. Ya...Rumi akan mengunjungi rumah pakdenya. Namun ia ingin duduk-duduk sejenak di danau yang selalu memberinya rasa tenang. Tangannya terulur memetik ujung alang-alang dan beberapa rumput. Diremasnya hingga lumat..nafasnya terhembus berat. Kecipak air sesekali didengarnya. Pasti ikan yang menyebabkannya. Memang beberapa jenis ikan air tawar sengaja didipelihara didanau ini agar memberi manfaat bagi penduduk desa yang kurang mampu. Rumi kembali mendesah ungkapkan rasa dalam hatinya. Di tempat ini pun ia masih merasai kehadiran Prakoso. Terlalu banyak kebersamaannya dulu hingga setiap tempat yang dikunjungi Rumi selalu munculkan memori bersama Prakoso. Andai ia bisa memutar kembali jalan hidupnya...Rumi memilih tàk pernah bertemu pria itu. Penyesalan selalu datang dibelakang. Ataukah Rumi yang salah karena terlalu besar menaruh cinta pada Prakoso. Adakah cinta salah tempat?? (Bersambunh)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi

02 Jun
Balas

Terima kasih pak Dede...Salam literasi Pak..sehat selalu

03 Jun

Penyesalan memang datang di akhir cerita. Sukses selalu buat Ibu Susanah

02 Jun
Balas

Benar Pak...Terima kasih untuk atensinya pak..sehat selalu pak

03 Jun



search

New Post