oleh : Susanah

#Tantangan Gurusiana Hari ke-123#

Tak...tak...!

Suara high heels Rumi memecah kesunyian koridor rumah sakit. Langkahnya dipercepat saat mendekati pintu ruang VVIP. Didorongnya pintu kaca dan nafasnya agak tersengal. Pandangannya menyapu ruangan itu...dan segera berlari lalu menubruk sosok ringkih yang terbaring lemah. " Rumi...pelan-pelan...ayahmu baru saja bisa tidur!" sentak suara setengah berbisik. Namun Rumi tak.peduli. Rasa takut kehilangan memdominasi dirinya.

Rumi sejenak tergugu,namun segera sadar bahwa ibunya perlu dikuatkan dan ditemani. Diraih jemarinya ibunya yang sudah keriput...menampakkan kerasnya perjuangan hidup.dimasa mudanya. Dielus-elusnya tangan tua itu dengan kasih. "Ibu pulang nggih" istirahat supaya besok segar badannya!".Dan wanita tua itu menggeser duduknya ke sofa dan mengambil posisi tidur.

Beberapa saat Rumi pun tertidur disisi ranjang ayahnya. Namun sejenak tersentak saat sebuah tangan menyentuhnya. Seorang pria berbaju dokter ada didwkatnya. "He..hmmm..maaf !"gagap sang dokter. Rumi serta merta bersiri dan berdiri menjauh dan tangannya memberi isyarat agar dokter itu sehera memeriksa ayahnya. Pyar...pyar..kepala Rumi serasa mau pecah. "Mengapa harus dia,Tuhan??..Andai ia bisa lari dari semuanya ini.