Oleh : Susanah

#Tantangan Gurusiana Hari ke-95#

Wiwuk menengadah sembari menyipitkan matanya. Panas matahari amat menyengat. Topi pink yang menutupi rambut keritingnya tak mampu menahan sengatan matahari kekulitnya yang putih. Bibirnya mengerucut seperti menahan kesal. Dan Wiwuk memang sedang kesal. Giginya sempat gemeletuk bukan karena menahan dingin,namun sedang menjaga emosi.amarahnya agar tak meledak di depan banyak orang.

Pagi tadi Wiwuk berangkat dari rumah minimalisnya dengan langkah yang semangat. Bibirnya yang sudah dipoles merah muda terus menyunggingkan senyuman pertanda hatinya yang riang. Hari ini ia akan mengikuti tes wawancara setelah lamaran yang sudah dikirim bulan lalu mendapat jawaban melalui emailnya. Dan ketika duduk menunggu antrian Wiwuk bibirnya terus merapal doa. Inilah kesempatan terbaiknya. Harapannya diletakkannya dilangit tertinggi. Jantungnya berdetak lebih cepat dan hatinya cemas saat namanya dipanggil. Entah..ada perasaan yang tak nyaman saat memasuki ruang wawancara. Namun dadanya tiba-tiba sesak saat netranya menangkap sosok yang duduk di hadapannya. "Kau!"ucapnya tercekat. Dan wajah didepannya hanya tersenyum. Bagi Wiwuk senyum yang mengejek. Lalu terdengar suara yang dibencinya itu menyapanya. " Akhirnya kita jumpa. Takdir sungguh berpihak padaku". Tak ingin lagi mendengar....Wiwuk segera beranjak dari ruang wawancara itu. Lebih baik melepaskan kesempatan emas ini daripada bertemu dan berinteraksi dengan pria yang sudah membuatnya putus asa beberapa tahun ini. Ia tak mau lagi disebut wanita lemah karena cinta seorang laki-laki. Namun ia juga belum terlalu kuat untuk berhadapan dengan mantan pacarnya itu. Cinta tak akan membunuhnya....ya..tak akan....